Setelah makan siang yang agak heboh Renjun dan Haechan serta yang lain kembali kedalam kelas dan melanjutkan pelajaran dengan Renjun yang berpindah duduk di samping Haechan.
###
"Guys.... gimana kalau kita ke café dekat sini dulu. Kepalaku rasannya mau pecah mendengar semua PR PR itu" ajak Hyunjin. Haechan menoleh "Maaf semua aku tidak bisa pergi ada yang harus aku urus. Maaf ya". "Eum tak apa sepertinya kami juga harus mengantar Renjun dulu" kata Hyunjin lagi.
"Ah... baiklah kalau begitu aku duluan semuanya" ucap Haechan sambil berlari dari kelas. Renjun Jeno Hyunjin adan Jaemin saling memandang satu sama lain seakan bertanya ada apa dengan Haechan.
###
Lain dengan ketiga temannya Haechan berlari menyusuri trotoar agar tidak tertinggal bus yang mengarah ke pemakaman orang tuanya. Pemakaman? Iya. Hari ini hari dimana kedua orang tua Haechan pergi ketempat yang lebih baik.
9 April 2004
Menjadi tanggal yang sangat di benci oleh Haechan. Ditanggal itu ia terpisah dengan orang tuanya di umur yang ke-4 tahun. Kadang memang kedua orang tua Haechan datang kedalam mimpinya walau hanya senyuman yang menghilang setelah ada sebuah truk putih melaju dan membawa kedua orang tuanya. Itu menjadi alasan mengapa Haechan sangat benci menyebrang ditambah kematian Mark juga dengan kejadian yang sama. Semuanya terjadi karena mereka ingin menjemput Haechan yang ada di sebrang jalan.
Haechan memasuki bus dan menempelkan kartu kendaraan umumnya. Setelah itu Haechan memilih duduk di belakang. Selalu menjadi tempat favorite seorang Lee Haechan. Bus melaju setelah penumpang terakhir masuk kedalam bus.
Pemakaman mungkin menjadi tempat yang dianggap mengerikan bagi sebagian orang, tapi tidak dengan Haechan. Di samping makam orang tuanya lah dia bisa mengadu tentang semua keluh kesahnya. Tentang Mark yang tidak pernyah menjawab panggilannya, tidak pernah mengambil bunganya, bahkan sudah tidak pernah menemaninya lagi.
Haechan menangis dan tertawa disana. "Hiks... maaf ya ma Haechan hiks udah hiks lama nggak kesini. Haechan juga hiks lupa bawa bunga. Maaf Haechan bikin kalian berdua pergi. Ah... minggu depan Haechan bawain bunga yang sama kayak yang Haechan bawain sama Mark hyung. Papa sama mama pasti bakalan sukakan. Bunganya Haechan tanam sendiri dengan kasih sayang dan cinta hahahah" ucap Haechan merancu tak jelas.
###
Gelapnya langit malam tak membuat ia menghentikan langkahnya bahkan untuk sekedar memberhentikan kendaraan umum yang melaju. Pulang dari tempat sebelumnya dengan berjalan kaki menuju rumahnya yang cukup jauh memang melelahkan, tapi itu juga bisa menenangkan pikiran Lee Haechan. Iya tokoh yang kita bahas masih sama yaitu Lee Haechan kita.
Sampai di depan rumah yang bisa dimasukan kedalam golongan mewah itu Haechan tidak sadar jika mobil hyung kembarnya sudah terparkir di halaman. Dan parahnya jam sudah menunjukkan puku 8 lewat 32 menit.
"Baru pulang hm..." suara dingin itu memasukki pendengaran Haechan sesaat setelah mengganti sepatunya dengan sendal dalam rumah. "Hm Haechan habis mengunjungi papa mama" balas Haechan seadanya melewati ruang keluarga di mana ada beberapa hyungnya di sana. "Untuk apa kau mengunjungi mereka?! Bukakah kau juga senang jika mereka tiada. Kau juga membuat Mark mengikuti mereka!" teriak Taeyong kesal. "Aku? Hah! Jika tau aku akan membuat ah salah jika tau mereka akan tertabrak karena aku, aku memilih menggantikan mereka hyung. Tidak sadarkah kau hyung kematian papa dan mama di usiaku yang bahkan belum genap 4 tahun. Dan Mark hyung meninggalkan ku di usiaku yang ke-7 sehari setelah ulang tahunku. KALIAN SEMUA KIRA AKU GEMBIRA?! 아니야. 난 행복하는 내김을 몰라요! /aku tidak tau rasa bahagia/ SEMUA YANG AKU KETAHUI HANYA RASA SAKIT!" teriak Haechan membuat mereka yang ada di sana tercengan. Taeyong, Yuta, Jungwoo, Jaehyun dan bahkan Doyoung yang baru masuk kedalam rumah mendengar semuanya. "Sudah lah berapa banyak pun aku bicara kalian tidak akan mengerti diriku bagaimana pin keadaannya. Aku masuk ke kamar dulu" ucap Haechan akan berlalu dari hadapan para hyung nya.
BUGH
Suara bogeman terdengar. Yuta pelaku dan Haechan korbannya. "Aku menahannya dari tadi Lee. Tapi mulutmu memang harus dihancurkan" ucap Yuta sambil melayangkkan pukulan bertubi ke pipi Haechan membuat kedua sudur bibirnya terluka dan mengeluarkan darah. Haechan yang merasakan sakit di area mukanya pun hanya diam.
Sampai pukulan yang kesepuluh seseorang menarik Yuta menjauh dan itu adalah Johnny. Tentu mudah menarik Yuta dengan badar kekar yang dimliki Johnny. "Sudahlah Yuta". Haechan hanya melihat tanpa ekspresi "Sudahkan aku mau masuk kalau begitu. Selamat malam" tanpa melihat Haechan melangkan kakinya ke lantai dua dimana kamarnya berada.
Suara ribut dari lantai bawah tertangkap oleh pendengaran Haechan. Tak peduli. Itulah yang menggmbarkan Haechan sekarang. Ia memilih ke kamar mandi sambil membawa pyiamanya dan membersihkan diri serta mengobati luka yang ada di pipinya.
###
Berkutat dengan buku. Itulah keseharian Haechan. Seperti sekarang makan malam bahkan belum masuk kedalam pencernaannya namun Haechan memilih untuk berkutat dengan buku sains dan kimia yang terletak diatas mejanya sekarang. Untuk mengerjakan tugas sekolahnya.
Bahkan pintu yang berderit cukup kuat pun tidak di pedulikannya. "Senang mendapat lebam baru?" tanya seseorang yang baru masuk. "Jika hanya menanyakan itu lebih baik hyung mengerjakan pekerjaanmu yang menumpuk itu daripad menanyaiku" balas Haechan dengan mata yang tidak beralih dari buku yang sedang ia baca. Harusnya sejak dulu ia lakukan ini pikir Haechan.
.
.
.
.
.
Hai balik lagi sama Sasa disini. Ini jauh lebih pendek dari pada ekspetasi Sa tentang cerita yang 'panjang' itu deh. Soalnya Sa udah pernah baca cerita 3k an word nya. Dan Sa juga udah bikin jadwal updet yaitu tiap senin sama kamis yeay....Jadi semangat ya nungguin Sa updet di tunggu vote sama komentnya