Saat sampai di depan pintu rumah Hyunjin Johnny mengetuk pintu dengan kaki kirinya. Terkesan tidak sopan memang tapi kedua tangannya masih menggendong tubuh kaku Haechan. "Haechan!!" panggil Jeno saat membuka pintu, dia bahkan belum melihat tubuh Haechan dalam gendongan Johnny.
"Haechan_ Haechan kenapa hyung?" tanya Jeno saat melihat Haechan berlumuran darah di gendongan Johnny. "Kenapa Jen?" tanya Hyunjin sambil berjalan keluar. "Haechan kenapa nggak di ajak masuk? Ah hyung Haechan kena- ah sudahlah kalian masuk dulu kedalam matahari sudah naik nanti kalian di lihat orang yang berlalu lalang di sini" ucap Hyujin santai.
Jeno sendiri agak terkejut mendengar nada bicara Hyunjin yang terdengar santai. Tapi Jeno tetap bergeser agar Johnny yang dari tadi bungkam bisa masuk ke dalam. Johnny melangkahkan kakinya pelan memasuki rumah Hyunjin lalu membaringkan tubuh Haechan di sofa ruang tamu. Johnny lalu berdiri dan menghadap Jeno. "Mianhae Jeno ya" ucap Johnny tertunduk. "Mian karena tidak bisa menjaga adikmu dan tidak bisa mencegah kematian kedua orang tuamu" ucap Johnny masih menundukkan kepala.
"Adik? Apa maksudmu hyung? Dan apa hubunganmu dengan kematian kedua orang tuaku hyung? Apa saja yang hyung tau yang tidak aku ketahui?" Jeno memberikan runtutan pertanyaan yang membuat Johnny semakin merasa bersalah. Merasa bersalah karena telah menyakiti seseorang yang tidak tau apa apa seperti Jeno.
"Haechan dan Mark hyung ada lah kedua saudara lu yang hilang Jen. Mereka di temukan pas insiden pembunuhan kedua orang tua lu, mereka di temukan sama pembunuhnya yang nggak lain dan nggak bukan adalah orang tua kandung Taeyong hyung dan Yuta hyung. Mereka diangkat menjadi anak karena orang tua Taeyong hyung kira kalau mereka nggak punya siapa-siapa lagi. Karena itu yang ada di data yang mereka terima sebelum pembunuhan. Soalnya dari lu lahir kan lu udah di masukkan wasiat jadi pewaris utama. Makanya lu nggak pernah di publikasikan. Dan pas pembunuhan juga lu nggak keliatan sama mereka. Kalau keliatan mungkin lu juga bakalan di bunuh sama mereka" jelas Hyunjin panjang lebar.
Johnny dan Jeno terdiam saat mendengar penjelasan panjang Hyunjin. "Darimana anda tau semua itu? " tanya Johnny pada Hyunjin. "Sorry ya selain gua orang kaya gua juga ada keturunan indigo dari nyokap kandung gua. Gua bisa baca masalalu orang dari megang tangannya. Makanya sejak pertama kali ketemu sama Jeno gua udah tau sama lu hyung. Apa lagi gua juga sahabatan sama Haechan, ya udah pasti gua tau semua yang terjadi sama dia. Cuma gua nggak bisa bantu banyak. Dan untuk tambahan info. Lu, Taeil hyung, Doyoung hyung, Jungwoo hyung itu bukan saudara kandung Taeyong hyung, Yuta hyung dan Jaehyun hyung. Kalian semua punya kasus yang sama seperti Haechan. Atau mungkin bisa di bilang mirip. Karena kalian punya ending yang berbeda"
Johnny hanya terdiam, dia tau bahwa dia bukan saudara kandung Taeyong dan Yuta tapi dia tidak tau bahwa sebenarnya orang tua kandungnya adalah korban pembunuhan sama seperti Haechan dan Mark. "Jangan bercanda" ucap Johnny penuh penekanan. "Percaya ya bagus. Kalau nggak ya mau gimana, semua itu pilihan sendiri" jawab Hyunjin acuh. Dari pada berdebat tak jelas dengan Johnny, Hyunjin memilih melangkahkan kakinya ke tubuh kaku Haechan.
"Terimakasih sudah bertahan" ucap Hyunjin di telinga Haechan. Lalu Hyunjin mengangkat Haechan ke kamarnya. Entah apa yang akan dia lakukan pada tubuh Haechan. Jeno yang melihat tubuh sangat adik di bawa pergi pun menyusul Hyunjin ke kamar lelaki itu.
Sedangkan Johnny, dia hanya terdiam. Ingin mempercayai perkataan Hyunjin tadi namun rasa hutang budinya pada orang yang membunuh orang tua kandungnya juga besar. Tanpa menunggu Hyunjin dan Jeno kemabli ke bawah Johnny keluar dari mansion itu dan menelfon Taeyong. "Jemput aku. Nanti aku kirimkan lokasinya" ucap Johnny setelah telfonnya tersambung lalu langsung mematikannya tanpa menunggu jawaban.
Setelah itu Johnny berjalan keluar halaman rumah Hyunjin masih dengan baju yang bersimbah darah. Saat keluar tidak terlalu banyak orang yang berlalu lalang di sana, karena memang daerah itu cukup jauh dari perkotaan. Tapi tetap saja orang-orang yang berlaku lalang di depan rumah Hyunjin memperhatikannya. Setelah sampai di luar pagar Johnny langsung mengirimkan lokasinya pada Taeyong. Lalu menyender santai ke dinding pagar rumah Hyunjin.
TIN TIN
Bunyi klakson membuyarkan lamunan Johnny. Johnny langsung berdiri dan melangkah ke arah mobil yang membunyikan klakson padanya. Membuka pintu dan langsung masuk tanpa berkata apapun. "Kenapa baju lu berdarah gitu John?" tanya Taeyong. "Darah Haechan"
"Hah, gimana gimana?" tanya Taeyong memastikan. "Darah dari luka Haechan" rinci Johnny. "Sekarang Hechannya di mana?" tanya Taeyong. "Sama abangnya" jawab Johnny lagi. "Kan abangnya kita John". "Abang kandungnya" jawab Johnny. "Makan ada abang kandung Haechan. Mark sudah mati John" elakkan Taeyong. "Iya Haechan juga udah mati sekarang dia di rumah kembarannya. Lee Jeno. Anak yang selamat dari pembantaian keluarga Lee yang orang tua lu lakuin belasan tahun yang lalu!" jawab Johnny sambil menatap Taeyong
Taeyong sendiri sebenarnya tidak tau apa apa mengenai pembantaian yang pernah orang tuanya lakukan dulu. Karena memang dia belum lahir saat kejadian itu berlangsung. Namun dia berumur 3 tahun saat pembantaian keluarga Seo. Oleh karena itu Taeyong bisa memiliki Hyung. Entah kenapa marga mereka tidak di ubaha oleh kedua orang tua Taeyong.
"Jangan bercanda John... Lu tau gua nggak suka di becandain kayak gitu kan?!"
Johnny hanya menggelengkan kepalanya, lalu memainkan HP nya. "Mana Haechan?" tanya Johnny saat melihat panggilan dia lakukan sudah tersambung. "Lagi di mandiin sama pendetanya" jawab seseorang di sebrang sana. Secara tiba-tiba Taeyong merebut HP milik Johnny dari pemiliknya. "Heh lo siapa sih kenapa si Haechan sampe di mandiin sama pendeta, kalau pun Haechan nggak enak badan kan bisa lo aja yg mandiin kenapa harus pendeta coba?!" bentak Taeyong.
"Haechan udah meninggal Hyung. Bunuh diri di depan Johnny Hyung. Dia meninggal karena kehabisan darah" jelas Hyunjin. "Lu kira Haechan sebodoh itu buat bunuh diri hah?!" teriak Taeyong lagi sebelum mengembalikan handphone itu pada sang pemilik. Setelah Johnny menerima handphone-nya kembali Taeyong memutar stir mobil kembali ke rumah Hyunjin.
.
.
.
.
.
Sabar ya nunggu sambungannya Sa baru masuk sekolah lagi jadi masih sibuk pake banget