"Untunglah lu beda dari kebanyakan orang yang pernah gua bawa ke rumah gua" ucap Hyunjin tersenyum. Haechan hanya tersenyum "Pinjem baju lu, Gua mau ganti baju" pinta Haechan pada Hyunjin. "Ambil di lemari aja" ucap Hyunjin merebahkan dirinya di tempat tidurnya.
Mereka memilih berganti pakaian. Setelah semua berganti pakaian mereka merebahkan diri masal di atas tempat tidur milik Hyunjin. "Jarang ada yang mau temenan sama gua apa lagi setelah gua liatin keadaan adek gua" curhat Hyunjin. "Tapi littel space kan nggak bertahan selamanya" ucap Haechan. "Yeji udah parah Chan dia bahkan bisa 2 minggu kayak gitu. Dan itu udah berjalan lama dan diperparah mama Hyunjin yang meninggal terbunuh sama orang yang sampai sekarang pun belum diketahui" bukan Hyunjin yang menjelaskan tapi Jeno.
"Kayaknya lu udah tau banyak masalahnya si Hyunjin" ucap Renjun. Jeno tersenyum dan mengangguk "Gua temenan sama nih tuyul sejak zaman kecebong" ucap Jeno dibumbui candaan garingnya. "Jadi lu tau juga tentang pembunuhan mamanya Hyunjin?" Jaemin bersuara setelah sekian lama diam. Jeno mengangguk lagi. "Sayangnya diwaktu yang sama adek sama abang gua diculik". "Jangan-jangan pembunuh dan pencuribya adalah orang yang sama?!" Jaemin mebgeluarkan isi pikirannya.
Semuanya terdiam mendengar penuturan Jaemin. "Tapi apa hubungannya keluarga Jeno sama keluarganya Hyunjin?" kali ini Renjun juga ikut menyuarakan pendapatnya. Semuanya terlihat berpikir, "Udahlah orang dewasa aja nggak busa mecahin kasusnya, apa lagi kita. Yang ada nanti malah gosong otaknya" ucap Hyunjin menengahi sesi berpikirnya.
Semua terlihat mengangguk, "Jin punya film baru nggak lu?" tanya Renjun. "Um... kayaknya ada. Kita liat dulu yok" ucap Hyunjin sambil menuntun teman-temannya ke arah bioskop pribadi yang ada di rumahnya, kalian bisa bayangkan sendiri seberapa besar rumah Hyunjin.
"Oppa Hyunjin membawa orang asing lagi kedalam rumahnya. Dia bilang itu temannya, tapi aku tidak terlalu percaya, bisa saha dia yang membawa pengaruh buruk dan menghasut Hyunuin agar melawan perkataanmu oppa" ucap seorang wanita yang bisa dipastikan adalah wanita bernama Jennie yang tadi ditemui di depan pintu masuk.
"Pebih baik tutup mulut anda nyonya dan maaf telah menguping dan menyela pembicaraan keluarga anda, perkenalkan tuan Hwang saya Lee Haechan putra bungsu dari Lee's Crop, anda pastpatahu Lee Crop bukan? Mungkin anda tidak kenal saya, ya memang eomma punya banyak anak dan saya adalah anak bungsunya Lee Haechan" ucap Haechan sambil mengulurkan tangannya. Raut muka tuan Hwang awalnya mengeras saat ada yang memomtong pembicaraannya dengan istri barunya, namun raut wajahnya berubah menjadi terkejut seketika saat Haechan memperkenalkan dirinya sebagai anak dari pendiri Lee Crop.
"Dan untuk anda nyonya maaf untuk mengatakan ini, tapi bukankah anda yang membawa pengaruh buruk bagi keluarga ini. Saya di sini mengeluarkan suara sebagai pandang orang ketiga, sperti anda. Bisa dilihat di sini, setelah datangnya anda kesehatan mental Yeji semakin buruk dan jika diperhatikan lebih teliti ada beberapa lebam di beberapa bagian terbuka dan mungkin ada lebih banyaak di bagian tertutup seperti paha bagian atas, punggung, dan lengan bagian atas. Dan sepertianya di lihat diri rontoknya rambut Yeji kepalnya tiak terhindar dari jambakkan dan kuku panjang anda nyonya" ucap Haechan sambil tersenyum tipis, yang jika di perhatikan lebih lanjut senyuman itu terlihat tidak simetris.
Jennie terlihat panik "Jangan sembarangan bicara anda, anda hanya orang asing yang baru memasuki rumah ini. Oppa percaya padaku bukan?" tanya Jennie sambil menggenggam tangan tuan Hwang. "Benar Haechan saya melihat sendiri jika Jennie sangat menyayangi Yeji" bela tuan Hwang membuat Jennie sedikit lega. Haechan hanya tersenyum dan melangkah ke kamar Yeji dan untuk membuktikan perkataannya.
"Satu.... dua..... tiga....." ucap Haechan menjunjukkan beberapa luka lebam yang diikuti beberapa baris goresan kuku. "Jika tidak sampai 7 tuan boleh mengusir saya dari sini. Bahkan tuan boleh meminta Hyunjin dan yang lain menjauhi atau bahkan membenci saya dan saham perusahaan saya di perusahaan tuan tidak akan saya tarik sama sekali 0,1% pun. Ini sumpah saya" setelah itu Haechan melanjutkan hingga angka enam dan terhenti. Jennie tersenyum 'anak ini berbahaya sama seperti kakaknya, namun sang kakak pasif dan si adik aktif. Dimana si sulung? Apakah dia sudah kembali kesana. Aku tidak peduli anak ini tidak boleh kembali kesini pagi atau semuanya akan hancur' batin Jennie. Jeno berjalan mendekati Yeji dan menunjuk goresan yang ada di tengkuk Yeji "tujuh".
.
.
.
.
.
Hehe di usahakan updet lebih cepat ^^
Mungkin tokoh 'Jennie' disini akan Sasa ganti sama yang lain ya biar nggak kontroversial sekali dan kalau misalnya itu adalah nama salah satu dari kalian Sa minta sorry alias minta maaf ya. Nggak maksud serius. Kapan kapan ketemu lagi