{19} bucin

796 43 3
                                    

Happy reading....

Jangan lupa tinggalkan jejak...

"Ken"

"Ken"

"Kenzi"

Dhea tak mendapat sahutan sekalipun,padahal ia sudah memutari markas ARTASA tapi tak kunjung menemukan adiknya.

"Dhe,nyariin Ken ya?"

Dhea menoleh keruang tengah,di sana ada beberapa anak-anak ARTASA yang duduk melepas lelah sepulang dari panti,dan Dhea belum kembali kerumahnya sekarang,ia berniat akan pulang,tapi Kenzi tidak tau kemana.

"Iya"

"Di taman belakang tuh,sama Fahri"ujar anggota ARTASA yang tadi bertanya.

"Oh,makasih"Dhea langsung pergi ke taman belakang,padahal sudah hampir magrib,entah apa yang mereka lakukan di taman belakang.

Dhea tak menemukan adiknya atau pun Fahri,tapi tak lama ia melihat Fahri muncul dari balik pohon dengan Kenzi yang tertidur di gendongannya.

"Eh,Dhea. Nyariin Ken ya?"

Dhea mengangguk.

"Udah tidur nih,masuk sana udah mau magrib"

"Gue mau pulang"

"Arkan nya lagi pergi,tunggu Arkan balik dulu"

Kini Dhea dan Fahri sudah berhadapan,Dhea dapat melihat Kenzi yang tertidur pulas sambil memeluk sebuah boneka yang tadi ia tukarkan dengan Gebiel.

Gadis itu mencoba mengambil boneka di tangan Kenzi agar tidak terjatuh,tapi tangan Kenzi sangat erat memegang boneka itu.

"Lo tau seberapa berharga boneka itu buat Ken?"

Dhea menatap Fahri.

"Gue tantang Ken harus bisa juara kelas,kalo dia menang gue bakal kasi dia satu permintaan,dan dia bilang dia mau gue beliin dia kotak penyimpanan teraman untuk boneka ini"Fahri tersenyum di penghujung jelasannya.

"Ken yang ajak?"

"Gue yang tawarin Dhea...lagian Ken juga gak mungkin minta apa-apa kok ke kita,karna kata kakaknya Ken dia gak boleh ngerepotin orang lain"Fahri terkekeh,ia mengingat betapa polosnya Ken saat menceritakan bagaimana Dhea mengajarinya sopan santun.

"Bukan gitu,gue cuma gak mau Ken hidup bergantung sama orang aja"balas Dhea.

"Iya deh iya, Lo emang kakak yang hebat buat Ken,buktinya aja dia bisa se sopan ini,gue salut sama Lo"

"Bisa aja"

"Yuk ah masuk,banyak nyamuk"

Keduanya berjalan beriringan kedalam,telat saat mereka memasuki markas,Arkan juga baru saja kembali entah dari mana,tapi sekarang ia membawa pulang 3 paperbag di tangannya.

"Dhe"Arkan menghampiri Dhea dan memberikan belanjaan yang tadi ia beli.

Dhea menatap Kelan seolah bertanya ' apa ini? '

"Baju buat kamu sama Ken,mandi dulu sana,abis makan aku anterin pulang"

"Kan aku bisa mandi di rumah,kenapa harus repot-repot sih"

"Enggak,udah sana ke kamar aku aja di atas mandinya"Arkan mengacak-acak rambut Dhea gemas.

"Arkan,ih!berantakan"

"Biarin,tetep cantik kok"Arkan semakin mengacak-acak rambut Dhea,sekalipun Dhea menipis tangannya.

"Ken mana,sayang?"

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang