{25}apa si yang enggak buat ayang

690 40 6
                                    

Happy reading!!!

Baca di jam?


Mentari mulai memecahkan cahayanya,sinarnya yang menyeruak membangunkan beberapa insan yang sedang menjelajahi alam mimpinya.

Berbeda dengan seorang gadis bertubuh mungil yang kini sudah siap dengan seragam lengkapnya,dasi,sepatu,dan ransel hitam.

Gadis itu berjalan ke arah lemari,membuka lemari dan mengambil sebuah Hoodie berwarna merah muda,ukuran Hoodie yang terbilang sangat oversize itu membuat Dhea sedikit tenggelam di dalamnya,tapi sungguh gadis itu terlihat sangat menggemaskan.

Cuaca sedikit mendung,Dhea harus segera berangkat sebelum hujan turun dan ia pun harus piket hari ini,maka Dhea memutuskan untuk berangkat lebih awal agar ia tidak telat,gadis itu menuruni satu persatu tangga,ia melihat  Melia yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.

"Eh?kakak,sini kak duduk dulu,sarapan"ujar Melia ramah.

"Dhe harus berangkat pagi,Dhe pamit"Dhea menyalami Melia,wanita paruh baya itu hanya tersenyum singkat.

"Nak,bunda siapin bekal aja mau?"

Ingin menolak,tapi ia tidak tega.

"Hm" Melia tersenyum mendengar itu,segera ia pergi ke dapur untuk menyiapkan sandwich dan sebotol susu strawberry untuk anak gadisnya.

"Kak,ini bekalnya jangan lupa di makan"

"Makasih, Dhe duluan"setelah itu Dhea langsung bergegas pergi,meninggalkan Melia yang menatap nya miris.

Dhea berangkat dengan mobil jazz kesayangannya,di mana mobil itu menjadi hadiah saat Dhea berhasil masuk ke SMA favoritnya.

20 menit perjalanan akhirnya Dhea sampai,ia memarkirkan mobilnya dan segera pergi menuju kelas,koridor sudah mulai ramai padahal ia berangkat sangat lagi tadi.

Dhea memasuki kelasnya,ia melihat kelasnya sudah rapi dan bersih,sebenarnya di sekolah Delvino yang di maksud dengan piket itu bukan membersihkan kelas,namun memastikan kelas bersih karna yang membersihkannya sudah ada petugas,melihat jadwal guru pada hari itu,dan memastikan semua perlengkapan belajar mulai dari spidol hingga infocus sudah stay dan siap di gunakan saat belajar.

Dhea menghela nafas lega setelah memastikan semuanya,jam menunjukkan pukul 6:45,dan itu tandanya kelas akan di mulai 15 menit lagi.

Dhea pergi ke kamar mandi,sepanjang perjalanan semuanya baik-baik saja,banyak orang yang dengan terang-terangan memuji kecantikan dan kepintarannya yang memang sangat patut untuk di apresiasi,bahkan jika kalian tau Dhea merupakan anak emas para guru dan dosen.

Dhea selesai dengan ritual kamar mandinya,ingin segera pulang namun-

"Oh,ini yang semalam di umumin di depan semua anggota Artasa?"gadis yang bersuara itu menghampiri Dhea,mengangkat dagu Dhea dengan telunjukannya namun Dhea segara menepis tangan orang itu.

"Ups!!!"ujarnya lempeng.

"Enak ya jadi Lo,gue yang berjuang....eh malah Lo yang dapet enaknya,emang kelebihan Lo apa si?"

Dhea diam.

"Udah pernah ngorbanin apa buat Arkan,hm?udah pernah ngorbanin harta sampe harga diri kayak gue belum?"

"Ha?apa?belum??JAWAB BANGSAT!LO TULI?!" Selia menarik rambut Dhea hingga gadis itu terhuyung ke samping,namun Dhea menahan ringisannya.

"LO PIKIR LO HEBAT,HA?SEHARUSNYA GUE YANG SEMALAM DI SANA!SEHARUSNYA GUE YANG JADI PACARNYA ARKAN!SEHARUSNYA GUE YANG DI PUJI-PUJI!BUKAN LO!BUKAN LO BANGSAT!!!" Teriak selia menggebu di telinga Dhea,dengan posisi masih menarik rambut gadis itu.

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang