{10}PENYERANGAN

1K 51 0
                                    

Happy reading....

Ini adalah saat-saat kemenangan bagi kelas unggulan,why?karna guru-guru sedang melakukan rapat,tapi tidak semua guru,hanya sebagian besar saja.

Dan keadaan kelas sangat lah kacau,seperti yang kalian tau,sapu menjadi gitar,meja menjadi gendang,buku menjadi toa,belum lagi vokalis yang gagal mendapat panggung.

Jika kalian menanyakan para inti ARTASA,Arkan dan Randa sedang tidur, Candra, Arga,dan Reyhan sedang bernyanyi di pojok belakang,sedangkan Fahri,Taki,dan Randi sedang menggoda cewek-cewek di kelas.

Berbeda halnya dengan Dhea yang sedang mengkaji ulang materi-materi yang sudah di berikan.

Meisya,Sasa,dan Fika sedang bergosip ria.

Brak....

Hening.

"Oh!jadi ini cewek yang udah berani duduk satu meja sama inti ARTASA?!"

Dhea terdiam,ia tidak mengerti apa yang terjadi,perasaannya ia tidak pernah bermasalah dengan siapapun,dan sekarang siapa wanita di depannya ini?

"Kalo di tanya tu jawab!"desak cewek di sampingnya.

Meisya yang tersulut emosi berdiri untuk mensejajarkan tinggi mereka"kalian itu apa-apa sih,perasaan Dhea gak ada urusan sama kalian,dateng-dateng ke kelas orang bikin ribut,gak tau malu?!"jawab Meisya,Dhea segera menarik Meisya duduk.

"Gak ada urusan Lo bilang?dia udah berani duduk sama Arkan!dan Arkan adalah cowok gue!!"sahut Hani lagi.

Dhea memandangi Hani dengan tatapan yang tidak bisa di artikan kemudian menyeringai.

Taki berlari ke meja di mana Arkan tertidur dan membangunkannya.

"Gue rasa selera Arkan gak jelek-jelek amat deh"ujar Meisya meremehkan.

Salah satu teman Hani mengangkat tangganya untuk menampar Meisya,sayangnya tangan Dhea lebih cepat untuk menahan.

"Cukup harga diri Lo aja yang murah,sikap Lo jangan"ucapan Dhea bagaikan tamparan untuk Jihan dan ke 3 temannya.

"Jaga bicara Lo jalang!"

Plak....

Pipi Dhea memanas,ini kali pertama ia di tampar,bahkan orangtuanya sendiri tak pernah menampar Dhea,rasanya air mata Dhea sudah berada di ujung.

Tamparan itu sangatlah keras,bahkan suaranya menggelegar ke seisi kelas, murid-murid di sana meringis melihat tamparan itu.

"HANI!!!"

Hani tersentak saat melihat Arkan berada di meja pojok belakang,Arkan ke sana untuk tidur tadi.

Arkan menghampiri Dhea yang mematung sambil memegang pipinya.

"Ngapain Lo bikin keributan di kelas gue ha?!!"bentar Arkan murka.

"Gu-gue cu-cuma mau ngasi pelajaran sama dia"sahut Hani tergugup.

"Bisa gak sih sikap sok berkuasa Lo itu di hilangin,ngapain Lo nampar-nampar Dhea,bikin kesalahan apa dia sama Lo ha?"

Hani menunduk.

"KALO GUE TANYA JAWAB,JANGAN DIEM,BISU LO?!"bentak Arkan lagi.

Dhea sontak memegang lengan Arkan karna takut sekaligus kaget.

"Sekali lagi gue liat Lo nyakitin Dhea,jangan berharap Lo masih bisa sekolah di sini"ujar Arkan penuh penekanan.

Arkan menarik tangan Dhea keluar kelas,kelas kembali berisik,banyak yang mengata-ngatai Hani dan teman-temannya, Hani dkk yang tak tahan pun keluar.

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang