#6 Steak

3.6K 244 10
                                    

Mine
By : Yoora Kin






Hari yang melelahkan. Soeun tidak ada kelas hari ini tapi ada setumpuk jadwal meeting dari pagi hingga malam. Sesekali dia menggerakan rahangnya yang kaku karena terus tersenyum ramah sejak pagi.

"Direktur ? apa anda ingin makan siang terlebih dahulu ? kita masih punya 1 jam sebelum meeting selanjutnya"

Makan siang yah ? dia jadi teringat Jisung. Kira-kira suaminya itu sedang apa sekarang ? Tiba-tiba dia penasaran. Biasanya Jisung akan mengirim pesan mengingatkannya untuk makan siang. Tapi sepertinya dia sibuk hari ini.

"Jadwal Tuan hari ini adalah pembuatan video iklan produk baru kita. Seharusnya akan selesai nanti sore", Sekretaris Han tiba-tiba melapor menarik bos-nya itu dari lamuannya.

"Siapa yang bertanya ?", sinis Soeun. Terkadang Sekretarisnya ini terlalu peka hingga Soeun jengah.

"Hanya sekedar memberi informasi", jawab Sekretaris Han.

Soeun akhirnya memutuskan untuk makan siang di luar kantor. Dia bosan dengan makanan cafetaria kantornya. Soeun menatap steak premium di depannya.

"Jisung pasti suka", batinnya teringat Jisung.

Dia menggeleng sebentar menjernihkan pikirannya. Entah kenapa dia jadi sering memikirkan Jisung padahal sebelumnya dia tidak peduli.

Sekretaris Han menatap bos-nya heran. Jelas-jelas bos-nya itu sudah makan. Lalu untuk apa bungkusan yang dia bawa ?

"Kita ke lokasi Jisung sebentar", titahnya dan langsung menjawab pertanyaan Sekretaris Han. Ternyata itu untuk suaminya.

Soeun tidak ada niatan turun dari mobil. Hanya Sekretaris Han yang menyerahkan makanan dari Soeun kepada manager NCT Dream.

"Eh, Sekretaris Han anda kesini ?", tiba-tiba Sutradara iklan menyapa Sekretaris Han. Untung manager NCT Dream sudah pergi. "Astaga ! bahkan Direktur juga datang. Selamat siang Direktur Park ! kalian pasti datang untuk melihat-lihat. Ayo saya antar !", cerocos di Sutradara yang langsung ketahuan sedang menjilat atasannya.

"Sebentar saja !", Soeun turun dari mobilnya. Sekalian saja dia melihat Jisung.

Kehadiran Soeun cukup mencuri perhatian semua kru. Tentu saja ! sangat jarang bos mereka itu turun langsung ke lapangan. Dia biasanya memerintah dari kursi kebesarannya.

Mata Soeun langsung terfokus ke arah member NCT Dream yang sibuk berakting di depan kamera. Tepatnya berfokus pada Jisung. Dia tidak tertarik pada member lain. Kan memang tujuannya untuk melihat Jisung.

Senyum tipis tercetak di wajah cantiknya melihat Jisung yang bertingkah dengan wajah sombongnya di depan kamera. Dan sedetik kemudian berubah menggemaskan sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Siapa yang ingin digodanya ?", batin Soeun.

Soeun agak tersentak pelan saat pandangan Jisung tiba-tiba menuju ke arahnya. Padangan mereka bertemu dan terkunci sepersekian detik sebelum Soeun memutuskannya duluan.

"Selamat bekerja ! saya harus pergi karena masih ada meeting", Soeun memutuskan untuk pamit pergi. Sudah cukup melihat Jisung-nya baik-baik saja.

Di sisi lain... Jisung terus memandangi Soeun hingga istrinya itu pergi. Dia tidak tahu untuk apa Soeun datang. Sejenak dia berharap Soeun datang untuknya. Tapi sedetik kemudian dia menepis pikirannya itu mengingat itu mustahil. Untuk apa orang sesibuk Soeun datang hanya untuk melihatnya ? pasti Soeun datang untuk memantau kerja bawahannya.

"Yang tadi itu siapa ? wajahnya familiar?", tanya Jaemin tiba-tiba.

"Iya kan ? Gue juga kayak pernah melihatnya", sambung Renjun.

"Oh yang tadi itu Direktur ZGrey, Park Soeun", jawab managernya.

"Park Soeun ?", tanya Mark merasa tidak asing dengan nama itu.

"Lah... bukannya dia MC cantik waktu itu ? Park Soeun kan namanya", Haechan ingat.

"Oh, kalian sepertinya tidak tahu. Direktur ZGrey itu memang masih muda dan masih mahasiswa. Dia seumuran kalian kelahiran 2000", kali ini Jisung tiba-tiba bicara menjelaskan dan tentu langsung mendapat pandangan penuh selidik dari membernya.

"Tahu darimana ?", tanya Chenle curiga.

"Ta-tadi...", Jisung tergagap bingung harus menjawab apa. Rasanya dia ingin berteriak jika Park Soeun itu istrinya. Matanya menangkap sebuah majalah di meja dengan profil Soeun disana. "Gue lihat dari situ !", Jisung menunjuk majalah di meja. Dia terselamatkan.

"Berhenti bicara dan makan !", perintah manager mereka sebelum Jisung semakin tersudut.

"Kenapa punya Jisung beda ? steak ?", protes Jeno.

"Wah... apa ini pilih kasih jenis baru ?", Renjun mentap managernya tidak percaya.

"Oh itu tadi diberikan istri...", manager mereka tiba-tiba terdiam. Dia baru saja keceplosan. Jisung sampai tersedak sangking terkejutnya. "Istri Papa Jisung. Dari Mamanya", untunglah si manager pandai berkelit.

"Wah... Jisung gue juga mau jadi anak Mama Park", ucap Haechan iri.

"Gue nggak niat punya Hyung berisik", tolak Jisung.

Jisung sedikit bersorak dalam hati. Mood-nya sangat-sangat bagus sekarang. Dengan senang hati dia menghabiskan makanan dari Soeun. Tentu harus habis ! dia harus menghargai pemberian istrinya.

"Park Jisung... bagi-bagi kek ! dasar pelit !", Chenle menatap Jisung tidak percaya.

"Ini kan punya gue. Beli gih ! ke orang susah aja"

Berbagi ? oh no ! Soeun sendiri yang membawakannya makanan itu. Tentu saja dia tidak akan mau berbagi. Tidak akan pernah !

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Soeun berjalan dengan wajah lesuh memasuki rumah. Dia kelelahan. Ada banyak pekerjaan yang menguras otak dan tenaganya hari ini. Soeun mengangkat sebelah alisnya melihat Jisung yang berbaring sambil memainkan HP nya di sofa ruang tamu. Dia tampak menggemaskan dengan piyamanya.

"Bukannya kamu harusnya ada di dorm ?", tanya Soeun penasaran. Jisung kan sudah memberitahunya tadi pagi dia akan tinggal di dorm selama 3 hari.

"Schedule besok diundur siang. Jadi aku mau tidur di rumah. Aku malas dengar Renjun hyung ngegas mulu", jawabnya tanpa melihat Soeun. Dia fokus pada game di HPnya.

Soeun mengangguk mengerti lalu berjalan melewati Jisung menuju tangga. Tapi langkahnya terhenti saat Jisung menahan tangannya.

"Ada apa ?"

"Aku lapar !", katanya memelas kepada Soeun.

"Yah, tinggal makan kan ! suruh pelayan siapkan"

"Nggak ! aku nggak mau makan masakan pelayan. Aku mau...", Jisung terdiam sebentar tampak berpikir. "Masakan Noona !", cicitnya kecil tapi masih tertangkap pendengaran Soeun.

"Kamu mau aku memasak ? apa kamu nggak waras ? kamu lupa ? aku bahkan nggak tahu caranya nyalahin kompor", tolak Soeun. Tentu saja. Seorang Soeun yang bahkan tidak pernah menginjakan kakinya di dapur diminta memasak ?

"Ah... aku lupa !", Jisung memasang wajah cemberutnya.

"Begini saja ! kamu makan masakan pelayan dan aku temani", usul Soeun tidak tega melihat Jisung murung.

"Aha... sini ikut aku !", Jisung tiba-tiba menarik tangan Soeun. Yang ditarik hanya bisa pasrah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Mine | Park jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang