#18 Baby

4.5K 253 15
                                    

Mine
By : Yoora Kin







Ruangan gelap dan berantakan. Sesosok wanita meringkuk di sudut ruangan. Dia tampak berantakan dengan beberapa lebam di wajah cantiknya.

"Park Soeun jalang brengsek !"

Yah, dia Lucy. Ayahnya baru saja datang dan mengamuk lagi padanya. Soeun tidak pernah main-main dengan kata-katanya. Satu proyek direbut ZGrey dengan mudah. Dengan sengaja Soeun mengirimkan pesan yang mengisyaratkan agar Pria itu mengawasi putrinya dengan benar. Itu cukup bagi Ayahnya untuk memberi gadis itu hukuman. Dia menangis sesegukan di sudut ruangan sambil memeluk kedua lututnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ada banyak pro-kontra respon dari penggemar. Sejak pagi bukannya fokus dengan pekerjaan Soeun malah sibuk membaca respon penggemar Jisung. Dia terlihat baik-baik saja di luar tapi sejujurnya dia sangat khawatir dengan karir Jisung.

Tok...
Tok...

Sekretaris Han masuk ke ruangannya.

"Bagaimana ?"

"Komentar negatif sudah dikendalikan dengan baik. Lagipula kebanyakan penggemar Tuan Park mendukung dan memberi respon positif. Hanya beberapa haters yang memberi komentar negatif"

"Baguslah !"

Matanya beralih menatap cincin pernikahannya. Tidak disangkah pernikahan mereka sampai pada tahap itu. Padahal dulu mereka berdua seperti orang asing yang tinggal di satu rumah. Tidak saling menyapa dan mengurus urusan masing-masing. Tapi lihatlah sekarang. Mereka saling peduli dan saling bergantung.

"Park Jisung, kamu berhasil mengambil alih hidupku !", batin Soeun.

Tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan mual. Dia berlari ke toilet pribadinya. Sekretaris Han terkejut dan mengikuti bos-nya menunggu di depan toilet.

Soeun berpegangan pada wastafel dan berusaha memuntahkan isi perutnya. Tapi nihil. Dia membasuh mukanya sebentar lalu keluar dari toilet. Merebahkan tubuhnya di sofa.

"Apa perluh saya panggil ambulans ?", tanya Sekretaris Han.

"Tidak perluh ! aku baik-baik saja"

Soeun memejamkan matanya sebentar. Berharap pusingnya meredah. Sekretaris Han memilih keluar tidak ingin mengganggu bosnya.

20 menit kemudian....

Brak...
Susah payah Soeun membuka matanya dan menoleh ke pintu yang dibuka kasar oleh seseorang.

"Noona ? kamu sakit ?"

Yah... itu Jisung. Nafasnya tidak teratur dan tubuhnya banjir keringat. Dia pasti sedang berlatih sebelum datang ke kantor Soeun.

"Aku cuma butuh istirahat sebentar", jawab Soeun lemah.

"Ya sudah ! kita makan dulu"

Soeun menurut dan mengubah posisinya menjadi duduk. Tidak lama, Sekretaris Han masuk sambil membawa makan siang untuk mereka. Entah kapan dia pergi membelinya. Sudah tertebak, Sekretarisnya itu pasti menghubungi Jisung untuk menyuruhnya makan.

Jisung dengan sigap menyuapi istrinya. Tapi baru satu sendok. Soeun kembali berlari ke kamar mandi karena mual. Kali ini dia tidak tahan dan pingsan. Untung Jisung ada disana dan langsung menahan tubuhnya.

Jisung menggendong Soeun turun ke parkiran. Sekretaris Han segera mengantarkan mereka ke rumah sakit terdekat. Sepanjang perjalanan, Jisung memeluk erat tubuh istrinya. Dia khawatir.

Jisung terlihat gelisa menunggu dokter. Hingga Mama dan Mami nya datang. Sekretaris Han yang menghubungi mereka.

"Selamat Ny. Park sedang mengandung. Usia kandungan sudah 4 minggu"

Jisung menganga dan matanya melotot. Sangat mengejutkan. Membernya bahkan masih meragukan pernikahannya dan sekarang dia akan menjadi Ayah. Luar biasa !

"Good job ! putra Mama", Minyoung memeluk putranya bahagia akhirnya akan memiliki cucu.

"Yes ! akhirnya...", Boyoung tak kalah heboh bersorak gembira. "Gue mau punya cucu. OMG !"

Di tengah kegembiraan kedua wanita yang akan menjadi nenek. Jisung tampak muram. Bahkan setelah mereka pulang ke rumah.

Soeun mengangkat sebelah alisnya menatap suaminya aneh. Suaminya itu tiba-tiba berlutut di tempat tidur di sampingnya sambil menunduk. Persis anak kecil yang sedang dihukum Ibunya.

"Maafkan aku noona ! aku seharusnya lebih hati-hati", Jisung menunduk karena merasa bersalah.

Soeun tersenyum dan mendekati Jisung. Tangannya terulur mencubit kedua pipi Jisung gemas. Mengangkat wajah Jisung yang tertekuk hingga wajah mereka berhadapan.

"Siapa bilang aku marah ? atau tidak suka ? kan bayi ini anak aku juga bukan cuma kamu"

"Tapi, kan noona belum mau punya anak"

"Iya aku belum mau punya anak tapi bukan berarti aku nggak mau kan ? Lagian aku mau kita ngelakuin 'itu' artinya aku siap buat semua kemungkinan", jawab Soeun membuat Jisung lega.

Sejak di rumah sakit dia khawatir Soeun akan menolak anak mereka. Keduanya berpelukan mesra. Jisung menempelkan telinganya di perut Soeun yang masih rata.

"Anak baik... jangan rewel yah ! kasihan mommy mual-mual susah makan", gumam Jisung seakan berbicara dengan anaknya. Soeun hanya tersenyum sambil mengelus rambut Jisung.

"Daddy nya juga jangan terlalu banyak mikir. Kan mommy berasa punya dua baby !"

Jisung mendongkak menatap Soeun protes. Oh ayolah ! dia calon Ayah masa masih dianggap bayi oleh istrinya.

"Noona ?"

"Hmmm ?"

"Aku bisa nggak yah jadi orangtua yang baik. Aku takut !"

"Kamu pasti bisa ! aku juga takut sama kayak kamu. Kita berdua sama-sama belajar jadi orangtua yang baik buat anak kita"

Jisung merengkuh tubuh istrinya ke dalam pelukan hangatnya dan tentunya mendapat balasan dari sang istri. Jisung selalu memikirkan banyak hal tentang kelanjutan pernikahan mereka. Dan sekarang akan ada kehidupan baru di antara mereka. Dia berusaha menepis semua kekhawatirannya. Dia ingin menikmati setiap momen bahagia bersama istri dan kelak bersama anak yang akan lahir.

"Hyung-deul ! kalian tertinggal sangat jauh ! Gue mau jadi Ayah !", batinnya heboh sendiri.

"Kira-kira anak kita bakal mirip siapa ?", tanya Soeun tiba-tiba.

"Kalo soal visual aku sih nggak ragu. Mau mirip aku atau noona. Tapi kalo otaknya harus nurun dari noona hehehe !"

"Nggak ah ! aku nggak mau hidup anak aku sekaku hidup aku", protes Soeun.

Entahlah... Soeun selalu kagum dan iri dengan cara pikir orang lain yang dinilainya lebih santai. Tidak seperti dirinya yang terlaku kaku seakan seluruh hidupnya sudah memiliki aturannya sendiri. Sebelum Jisung mengacaukan aturan itu tentunya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lucy Lee kembali melakukan aksinya. Dia masih belum menyerah. Kali ini dia akan mengumpulkan sekutu untuk menyerah Park Soeun. Matanya menatap seorang pria yang sedang berbincang dengan beberapa rekan kerjanya.

"Direktur Park ?", sapanya sambil tersenyum ramah. Menyembunyikan maksud terselubung dalam senyumannya itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Mine | Park jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang