#29 AsEye

3.3K 222 3
                                    

Mine
By : Yoora Kin







Jisung berlari memasuki mansion. Dia sangat merindukan istri dan anak-anaknya. Pelayan sampai menggeleng-geleng melihat kelakuan tuan mereka.

"Noona !"

Soeun sampai terlonjak kaget saat Jisung menerobos ruang kerja dan langsung memeluk Soeun.

Cup...
Cup...
Cup...

Jisung menciumi seluruh bagian wajah istrinya. Kebiasaannya.

"Kangen !", gumam Jisung.

"Aku juga kangen !", sekarang giliran Soeun yang mencium wajah Jisung dia harus berjinjit dan Jisung sedikit menekuk lututnya karena perbedaan tinggi badan.

"Anak-anak mana ?"

"Lagi tidur siang !", Soeun menunjuk dua box baby di ruangan itu.

Keduanya mendekat. Masih tersenyum. Jisung mengusap dan mencium lembut kedua anaknya bergantian.

"Daddy pulang !", bisiknya.

"Jangan digangguin dong ! ntar kebangun", Soeun menarik Jisung menjauh dari box baby. "Sama mommy dulu !"

Jisung tertawa mendapat perlakuan manja istrinya. Keduanya duduk di sofa dengan Soeun yang tidak mau melepaskan pelukannya dari Jisung.

"Aku ganti baju dulu !"

"Nggak ! tunggu bentar. Aku masih mau peluk", tolak Soeun manja.

"Duhhh kangen banget yah ?"

"Iyalah, aku hampir aja nekat nyusul kamu kalau aja si kembar udah gedean dikit"

"Aku juga kangen kamu. Aku susah tidur karena nggak ada kamu buat dipeluk. Paginya susah bangun nggak ada kamu yang bangunin aku", celoteh Jisung.

Jisung menarik dagu Soeun dan semakin mendekatkan wajah keduanya. Jisung mencium lembut bibir istrinya. Soeun mengalungkan tangannya dan membalas ciuman suaminya. Keduanya saling mengekspresikan kerinduan masing-masing.

Jisung mendorong Soeun hingga terbaring di sofa panjang itu. Menindih istrinya tanpa melepas tautan bibir mereka. Soeun memeluk erat leher Jisung. Keduanya berpelukan sambil berciuman. Ciuman lembut berubah semakin panas. Hingga... suara tangisan bayi menginterupsi kegitan panas mereka.

"Aaaais kenapa harus sekarang sih ?", rengek Jisung.

"Kayaknya si kembar belum mau punya adik hehehe !", goda Soeun mencubit pipi Jisung yang menggembung karena kesal.

Keduanya akhirnya bangun dari sofa. Jisung menggendong Haeun yang langsung tenang begitu berpindah ke gendongan Ayahnya. Dan Soeun harus bekerja ekstra menenangkan baby Hajoon yang lebih cengeng.

"Haeun-ah emang Haeun nggak mau adik, hmm ?", Jisung memainkan pipi gembul putrinya.

Soeun hanya bisa menggeleng melihat tingkah suaminya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di kamar yang tenang. Pasutri muda sedang terlelap di bawah selimut yang nyaman. Saling berpelukan mesra. Akhirnya mereka mendapat waktu tidur yang nyaman. Semalam si kembar dibawa Kakek dan Nenek mereka. Hyungsik dan Boyoung.

Mereka berdua tidak menyia-nyiakan kebebasan singkat itu. Mereka menghabiskan malam yang panas hingga subuh.

Jisung yang sudah bangun duluan sibuk memperhatikan wajah istrinya yang masih terlelap. Tangannya terulur membenarkan rambut yang menutupi paras cantik istrinya. Seulas senyum muncul di wajahnya menatap bibir bengkak Soeun akibat ulahnya semalam.

"Saranghae !", bisik Jisung lalu mengecup kening istrinya.

Jisung meraih HP nya sekedar mengecek. Semalam dia sengaja mengubah ke mode silent supaya tidak ada yang mengganggu mereka.

Dia terkejut melihat banyak panggian tidak terjawab dari Jihoon bahkan Kakeknya. Dan ini masih pagi. Ralat pagi untuk Jisung. Sekarang sudah hampir jam 11 siang.

Jisung mengubah posisinya menjadi duduk lalu menghubungi Jihoon.

"Akhirnya lo nelpon !"

"Ada masalah apa ? Kakek sampai ikut-ikutan nelpon gue"

"Ini sih masalah darurat Jie ! Bogum hyung tiba-tiba aja mengundurkan diri. Dia tiba-tiba aja ngilang. Nggak ada yang tahu dia kemana"

"WHAT ?", Jisung terkejut hingga Soeun ikut terbangun.

Soeun terduduk di samping Jisung. Sangat jelas dia masih setengah sadar.

"Kenapa Jie ?", tanya Soeun masih setengah sadar.

Jisung tersentak kaget lagi melihat Soeun. Dengan segera menarik selimut menutupi tubuh bagian atas istrinya yang terekspos karena tidak memakai apapun dibalik selimut. Bisa-bisa dia malah melanjutkan kegiatan semalam.

"Noona tidur aja lagi ! ini cuma Jihoon hyung", Soeun kembali tidur karena kelelahan. Jisung menuju balkon dan melanjutkan telepon takut menganggu Soeun. Tentunya sudah memakai celana piyamanya.

"Jadi gimana hyung ?", tanya Jisung.

"Besok ada peresmian gedung baru. Kakek mau lo gantiin Bogum hyung, besok !"

"Hah ? kenapa nggak lo aja, hyung ? atau Paman ? Papa ? Atau Kakek kan masih bisa", tolak Jisung.

"Gue ? lo tahu kan gue tiba-tiba nggak bisa ngomong kalo di depan banyak orang. Lo ngomong aja langsung ke Kakek"

Jisung menghela nafas berat lalu menutup panggilannya dengan Jihoon. Dia kembali menghela nafas lalu menghubungi Kakeknya.

"Kakek ? apa tidak bisa orang lain saja ?"

"Apa salahnya ? kamu pernah menggantikan Bogum sebelumnya"

"Tapi, aku hanya memimpin beberapa rapat internal. Dan kali ini peresmian ? akan banyak media disana. Aku tidak bisa Kek !"

"Ayolah ! kamu harus bangga jadi bagian AsEye. Contoh istrimu itu !"

"Kek..."

"Datanglah besok dengan kakimu sendiri atau Kakek yang akan menyeretmu datang"

Panggilan diputuskan sepihak oleh Kakeknya. Siapa yang bisa membantah Kakeknya jika sudah seperti itu ?

"Kemana perginya Bogum hyung ? sangat menyebalkan !", kesalnya.

Jisung tersentak kaget saat ada dua tangan yang melingkar memeluk pinggangnya. Itu Soeun.

"Apa yang bikin kamu marah-marah, hmm ?"

Jisung berbalik dan memeluk Soeun. Soeun sudah memakai piyamanya.

"Noona, aku harus bagaimana ? sepertinya aku tidak bisa bersembunyi lagi. Ini gara-gara Bogum hyung ! dia pasti melarikan diri bersama pacarnya lagi", keluhnya.

"Hei, apa salahnya semua orang tahu ? lagipula jadi bagian AsEye bukan hal memalukan. Angkat kepala kamu dan jangan pernah menunduk ! tunjukan kalau kamu bukan orang yang bisa diremehkan"

"Siap Nyonya Presdir !"

"Hmmm bukan ! tapi Nyonya Park !", balas Soeun lalu berjinjit mencium suaminya. Tentu saja Jisung langsung menunduk menyambut bibir istrinya. Keduanya berciuman mesra di balkon yang terlihat langsung dari halaman depan. Mengabaikan pelayan dan bodyguard yang lalu lalang melakukan tugas.

"Guys, kayaknya kita datang nanti aja !", Haechan menarik Jaemin dan Jeno yang terdekat dengannya kembali ke mobil.

"Wahhh kita diusir secara halus !", Chenle ikut berbalik diikuti Renjun dan Mark.

"Kayaknya ponakan kita bakal nambah satu", Jaemin.

"Park Jisung ! jinjja... neomuhae !", Jeno.

Tadinya mereka datang ingin mengunjungi keponakan mereka. Tapi malah disuguhi pemandangan yang menyentil hati para jomblo.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Double up !!!!!

Mine | Park jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang