#13 Parent's Plan

4.3K 257 16
                                    

Mine
By : Yoora Kin






Sudah 3 hari mereka berada di Hawaii. Keduanya menikmati liburan dadakan itu. Seperti sekarang. Soeun sedang menikmati ice cream-nya sambil menonton Jisung yang berlatih berselancar. Si penakut ingin terlihat keren di depannya. Sudah 2 hari Jisung berlatih tapi tidak ada kemajuan. Dia selalu ketakutan saat ada ombak besar.

"Aku nyerah !"

Jisung mengambil tempat di samping Soeun. Membuka mulutnya manja minta disuapi.

"Aku bilang apa ! kamu itu kan penakut", ledek Soeun sambil menyuapi Jisung.

"Ck menyebalkan !", Jisung berdecak kesal dan merebut ice cream Soeun. Sedetik kemudian serigai jahil muncul di wajahnya.

"Yak... Park Jisung ! turunkan aku !", teriak Soeun saat Jisung tiba-tiba menggendongnya.

Tidak peduli dengan Soeun yang memberontak. Jisung menggendong Soeun ke arah pantai.

"Jangan main-main Park Jisung !", Soeun menjambak rambut Jisung tapi Jisung tidak menyerah dan terus berjalan memasuki air hingga sudah sebatas pinggangnya. Dan... Jisung sengaja menekuk lututnya membuat tubuh mereka masuk seutuhnya ke air.

Soeun yang tidak bisa berenang reflek memeluk leher Jisung erat. Kedua kakinya melingkar di pinggang Jisung memeluknya seperti koala.

"Hahaha... lihat siapa yang penakut sekarang, hmm ?", Jisung meledek Soeun.

"Jisung-ah aku nggak bisa berenang. Kalo aku mati kamu mau jadi duda ?", Soeun memelas.

"Tenang ! ada aku disini. Aku nggak akan lepasin kamu. Ayo turunin kaki kamu", Jisung berbicara lembut menenangkan Soeun.

"Nggak baik terus nempel gini. Aku mulai ngebayangin yang iya-iya", batin Jisung.

Soeun akhirnya menurunkan kakinya tapi masih tidak berniat melepaskan tangannya yang memeluk erat leher Jisung. Jisung memegang erat pinggang istrinya itu dan membawanya semakin masuk ke air.

"Lihat ! kamu baik-baik aja"

Soeun mengangguk tapi masih memeluk Jisung erat. Merasa sudah cukup. Jisung membawa Soeun kembali ke tepi. Dengan sigap pelayan memberikan handuk untuk menutupi tubuh Soeun karena bajunya jadi transparan karena basa.

Buk...

"Akhh noona !", Soeun menendang sebelah kaki Jisung sebelum kembali ke tempatnya duduk tadi.

"Hei jangan marah dong ! aku kan hanya bercanda"

Soeun tidak menjawab dan Jisung tidak menyerah merengek.

Sementara itu...

"Ah... masa mereka nggak melakukan apapun selama 3 hari ?", kesal Minyoung menatap layar pengawas yang menampilkan Putranya yang sedang membujuk menantunya.

"Sepertinya kita harus turun tangan lagi", ucap Boyoung memikirkan satu ide.

"Pa... hubungi kepala pelayan vila. Anak-anak itu butuh bantuan", perintah Minyoung ke Seojun, suaminya.

Kedua pria itu hanya menurut mengikuti rencana gila istri mereka.

Yah... semua kegiatan yang dilakukan Soeun dan Jisung diawasi orangtua mereka. Mereka hanya ingin memastikan akan menerima kabar baik. Tapi nihil mereka berdua benar-benar hanya bermain-main disana bersenang-senang menikmati liburan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah menyiapkan makan malam untuk pasangan itu. Semua pelayan langsung pergi meninggalkan pasangan Park yang menikmati dinner berdua dengan suasana yang sengaja dibuat romantis. Lilin-lilin aroma yang sengaja dipasang. Kolam renang yang ditaburi kelopak mawar. Pemandangan laut malam yang indah. Suara deburan ombak dan angin yang bertiup lembut.

Tapi, mereka berdua tidak tertarik. Mereka lebih tertarik mengisi perut kosong setelah seharian bermain-main di pantai.

"Noona ? kenapa Noona suka pantai padahal nggak bisa berenang ?", tanya Jisung memulai pembicaraan.

"Aku suka suasananya", jawab Soeun yang sudah menyelesaikan suapan terakhirnya.

Jisung yang sudah selesai makan terlebih dahulu memandang wajah istinya lekat. Tangannya terulur mengusap sisa saos di sudut bibir Soeun. Soeun ? dia hanya tersenyum mendapat perlakuan itu. Soeun sudah tidak canggung dengan sentuhan Jisung. Mereka sudah sering melakukan skinship.

"Cantik", gumam Jisung sangat pelan hingga tertelan suara deburan ombak.

"Kalo kamu ? kamu suka pantai juga ?"

"Dimanapun itu aku suka kalau pergi bersama noona", ucap Jisung sangat lembut membuat Soeun terdiam. Jisung semakin pandai dengan kata-katanya.

Pandangan mereka bertemu. Perasaan yang menggelitik hati itu datang lagi membuat detakan jantung semakin meningkat. Rona merah muncul di pipi putih Soeun.

Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menyerang keduanya. Tubuh mereka memanas padahal mereka tidak menyentuh champagne yang disediakan di meja.

Jisung semakin mendekatkan dirinya ke arah Soeun. Hingga akhirnya menarik tengkuk istrinya dan menyatukan bibir mereka. Lumatan-lumatan lembut yang Jisung berikan membuat Soeun semakin melayang dan perlahan mencoba membalas ciuman suaminya. Wajah keduanya memanas menahan hasrat yang tiba-tiba naik.

Jisung mengangkat Soeun berpindah ke pangkuannya tanpa melepaskan tautan bibir mereka yang terus saling melumat.

Tangan Soeun meremas rambut Jisung memperdalam ciuman mereka. Merasa kehabisan oksigen Soeun menepuk pundak Jisung agar memberinya kesempatan bernafas. Jisung paham dan melepaskan bibir Soeun. Jisung menatap wajah cantik istrinya sendu. Sedetik kemudian mengangkat istrinya ala bridal menuju kamar.

Jisung membaringkan Soeun dan kembali melumat bibir yang sudah menjadi candunya. Tangan Jisung melepaskan satu persatu kancing piyama Soeun sedangkan Soeun menarik kaos Jisung hingga terlepas menampilkan otot perut milik suaminya. Oh yah sekarang miliknya juga.

Mereka kembali bertatapan sangat dalam seakan berbicara melalui tatapan itu.

"Be a gentle !", Soeun sampai berbisik karena menahan hasratnya.

"I promise", suara berat Jisung merasuki pendengarannya.


"YES !", seru Boyoung dan Minyeon sambil melakukan tos.

Dengan segera mereka mematikan TV pengawas. Mereka tidak sepenasaran itu hingga harus menonton adegan panas Putra-Putri mereka.

Mereka tidak memberi bantuan berlebihan. Hanya menyelipkan perangsang dosis rendah ke makanan mereka. Ingat dosis rendah ! mereka ingin anak-anak itu melakukannya secara sadar.

"Kita masih punya 4 hari tersisa", ucap Minyeon mengepalkan tangannya.

"Yah... kita harus pastikan mereka berdua tidak akan melewatkan malam hanya dengan tidur berpelukan lagi hahaha", sambung Boyoung tak kalah dramatis.

Bahkan suami mereka berdua sampai menatap ngeri Ibu dari anak mereka. Wajah wanita-wanita elegan itu kini dihiasi serigai licik.

"Maafkan Papa Jisungie ! salah sendiri tidak mau berinisiatif", gumam Seojun kasihan pada Jisung.

"Soeun-ah... semoga kamu baik-baik saja disana", Hyungsik ikut mengasihani Putri kesayangannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.tbc

Mine | Park jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang