𝟏𝟕

19 13 14
                                    

[VOTE FIRST!]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[VOTE FIRST!]



Happy reading!






  —𝙶𝙰𝚁𝙳𝙰𝚁𝙰𝙽—

ᴋᴀʀᴇɴᴀ ꜱᴇᴍᴇꜱᴛᴀ ꜱᴇʟᴀʟᴜ ᴘᴜɴʏᴀ 1001 ᴄᴀʀᴀ ᴜɴɪᴋ ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛ ᴋɪᴛᴀ ᴛᴇʀᴛᴇɢᴜɴ










Incoming call ...

Jaemin mengangkat telepon yang berdering menandakan ada panggilan masuk, tertera 'Sersan Winata' pada name contact nya.

"Selamat siang Pak."

"Ya. Siang."

"Saya ingin mengabari, bahwa pihak Xavana menginginkan kasus penculikan segera ditutup."
ujar seseorang di seberang sana.

"APA?!"

"Siapa yang berani melakukan itu?"

"Pak Hendery yang melakukannya, Kepala Sekolah SMA Xavana."

"Kurang ajar. Segeralah ke rumah saya Sersan Winata ajak Detektif Atlan juga."
final Jaemin.

"Baik Pak Na, Siap."
ucapnya dengan segala hormat.

Sambungan telepon di matikan oleh Jaemin. Ia memukul sofa di sampingnya, dan melempar ponselnya ke sembarang arah.

"Hendery ya? berani sekali orang itu." geram Jaemin dengan suara rendahnya.

•••

Daran tengah mengeringkan rambut dengan handuk kecilnya, ia beralih melihat standing mirror di sudut kamarnya, memperlihatkan keenam otot-ototnya yang tegas. Ia menengadah sembari mengusak rambut dengan handuk, memikirkan kejadian beberapa hari lalu.

Tentang adiknya yang hilang, Chava yang berlari di hutan, dan pertemuannya dengan Jaemin di perbatasan kebun teh membuatnya tak habis pikir. Sebenarnya, sedang apa Jaemin disana?

Ah, ia sampai tak sempat membuka ponselnya seharian penuh. Notifikasi dari grup band Hiraeth menimbun layar ponsel berlogo apel sepotong dengan tiga kamera canggih tersebut.

Ia memilih mengabaikan notifikasi percakapan absurd di Hiraeth dan memilih satu nomor kontak seseorang yang kini memenuhi pikirannya.

GARDARAN || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang