GARDARAN || Mark Lee

𝟏𝟗

[FIX YANG GAK VOTE, JAMET!]

Happy Reading!

  —𝙶𝙰𝚁𝙳𝙰𝚁𝙰𝙽—

❝ʙᴜᴋᴀɴ ʙᴇʀᴀʀᴛɪ ᴋɪᴛᴀ ʙɪꜱᴀ ʟᴇɴɢᴀʜ, ꜱᴇʟᴀʟᴜ ᴀᴅᴀ ᴋᴇᴍᴜɴɢᴋɪɴᴀɴ-ᴋᴇᴍᴜɴɢᴋɪɴᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴɢᴇᴊᴜᴛᴋᴀɴ.❞

—Parade Para Monster

Daran, Jaemin, Sersan Winata serta Detektif Atlan mengunjungi rumah sang Kepala Xavana. Kini kedua pemuda itu tengah berhadapan dengan Hendery, sedangkan Winata dan Atlan berjaga-jaga di depan rumah.

Suasana hening ditambah hari semakin sore, sampai sekarang belum ada yang membuka suara.

"Ada perlu apa kalian ke sini?" ujar Hendery akhirnya.

"Saya rasa bapak juga sudah tau maksud kedatangan saya ke sini." jawab Daran.

Hendery kembali mengingat schedule pertemuannya hari ini. Seingatnya, ia hanya memiliki janji temu dengan perwakilan pimpinan Lucht dan Na.

Hendery mulai menyadari situasi.

"Kalian adalah—" ucapnya terpotong.

"Benar. Kamilah perwakilan pimpinan." ucap Jaemin memotong kalimat Hendery.

Detik selanjutnya rasa terkejut yang menyeruak dari ujung kepala sampai kaki sang Kepala Xavana.

"Maaf. Saya tidak mengenali anda tuan." Hendery menunduk penuh rasa hormat.

"Baiklah. Tidak perlu berbasa-basi lagi, apa alasan anda menutup kasus Xavana?" tanya Daran.

Hendery menelan salivanya susah payah, bingung ingin menjawab apa. Jika ia mengakui bahwa ini adalah keinginan anaknya hal ini bisa memperburuk hubungannya dengan sang anak, tetapi jika ia tidak mengakui maka ia bisa di hukum berat oleh dua keluarga berkuasa tersebut. Ini sih, maju kena, mundur juga kena.

"Anda bisa menjawab pertanyaan saya, bukan?!" intonasi Daran meninggi.

Jaemin memegang bahu Daran pelan, berupaya meredakan emosi sepupunya. Di saat seperti ini, mereka harus tetap berkepala dingin.

"Kendalikan diri lo, Ran." Jaemin berbisik.

Daran menghela napas kasar, sekuat tenaga menahan emosi yang ingin tumpah. Daran bersumpah, siapapun yang terlibat dalam kasus ini, ia akan menghukumnya dengan berat!