𝟏𝟔

20 14 10
                                    

——— = Kilasan balik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——— = Kilasan balik

Happy reading!

—𝙶𝙰𝚁𝙳𝙰𝚁𝙰𝙽—

❝ʙɪꜱᴀᴋᴀʜ ꜱᴀʏᴀ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ᴘᴇʟᴀʙᴜʜᴀɴ ᴛᴇʀᴀᴋʜɪʀᴍᴜ?❞

Ia membuka mata, menetralisir cahaya yang masuk ke dalam penglihatannya. Plafon putih, gema samar suara para sahabatnya, tangan yang menggenggamnya posesif—khawatir, dan aroma musk khas lelaki itu dengan bebas menyelimuti indra penciumannya—Na Jaemin.

Ruangan 4x4 itu terlihat lenggang, harum dari difuser ruangan yang dibubuhi rose essential oil merelaksasikan segala hiruk pikuk pikiran.

Ia menoleh ke samping dan mendapati Jaemin yang tengah tertidur damai dengan menggenggam tangannya. Chava kembali menelisik ruangan di sekitarnya, dan menyadari bahwa ini adalah rumah sakit. Tunggu, sebenarnya ia kenapa?

Memori terakhir yang gadis itu ingat hanyalah bermain Hunter and Hunted, lalu ia berpencar ke dalam hutan dan berakhir tak mengingat apapun lagi.

Na Jaemin yang tengah tertidur pulas nan damai terbangun setelah merasakan pergerakan tangan pada genggamannya. Sontak ia menoleh pada sang empu dan mendapati gadis yang terbaring lemah di hospital bed tengah tersenyum padanya.

Jaemin lega, ia amat bersyukur gadis yang masih menjadi kesayangannya ini baik-baik saja.

Ia meneliti tubuh gadis itu, memeriksa apakah ada yang sakit, terlebih pada bagian kaki Chava yang lebam akibat terjatuh.

"Gimana kondisi kamu? ada yang sakit?" tanyanya.

Chava menggeleng pelan,
"Enggak Jae,"

"Aku ... kenapa bisa disini Jae?" lanjutnya.

Jaemin menelan ludah, agak terkejut dengan pertanyaan dadakan Chava,
"Kamu jatuh pas aku lagi ngejar di hutan, aku mau nangkep kamu karena kamu harimau." ujarnya kalem seraya menowel hidung kecil Chava.

"Masa sih? terus kenapa aku bisa pingsan segala?" herannya dan masih mencecar pertanyaan pada Jaemin.

Tepat saat Jaemin kehabisan kata-kata, bingung menjawabnya, pintu kamar rawat terbuka, menampilkan tiga orang gadis serta satu orang dokter bersama sang perawat.

"Chavaaaa." rengek para sahabatnya, seraya menghambur pelukan.

Na Jaemin segera meninggalkan ruang rawat, memberi privasi pada keempat remaja tersebut.

GARDARAN || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang