Chapter 9

17 6 10
                                    

🌺Happy Reading🌺

"Nama lo ... Reina, kan? Kalau punya temen itu dijaga, bukan malah ngebiarin dia dalam bahaya,"

Kata-kata itu terus berada di pikiran Reina. Reina tidak terima dituduh membahayakan Laura. Laura sendiri yang ingin ikut, jadi apa salahnya?

Selain itu, sudah jelas kalau Arka pura-pura tidak mengenalinya di depan Laura. Baiklah, Reina akan mengikuti permainan Arka. Arka menganggap Reina sebagai orang asing, jadi Reina juga akan melakukan hal yang sama. Lagipula, mungkin itu lebih baik bagi mereka berdua.

Reina pun mengepalkan tangannya. Dia sangat membenci Arka.

"Reina, lo kenapa? Kok kayak ngelamun gitu?" tanya Laura. Kini, Reina tersadar dari lamunannya.

"Gapapa," jawab Reina singkat, padat, dan tidak jelas.

"Gimana keadaan anak-anak Bamboozle?" ujar Reina.

"Badrul sama Gerry luka parah. Sisanya cuma kena luka ringan," ucap Laura memberitahu.

Brakkk

Karena mendengar suara gebrakan meja, Reina pun segera menghampiri sumber suara, disusul dengan Laura di belakangnya. Ternyata, Erick adalah orang yang mengundang kegaduhan tersebut. Nampaknya, emosi Erick sedang meledak-ledak saat ini.

"Sialannnnn! Mereka ngebawa uang kita! Kurang ajarrrrr! Gua ga terimaaaaaa!" bentak Erick.

"Tenang dulu, Boss. Musuh kita kali ini bukan sembarangan. Kita harus main cantik," ucap Dimas menenangkan.

"Semuanya, dengerin gua. Gua udah berhasil cari info. Ternyata, mereka memang beneran geng motor. Dari info yang gua dapet, geng mereka bernama Galeo Shark (disingkat Gasha) dengan lambang ikan hiu putih. Ternyata, mereka ga cuma neror kita aja. Tapi, anak-anak geng motor yang lain juga pernah kena teror sama geng Gasha itu," sambung Dimas.

"Emang brengsek!" gerutu Erick.

"Tapi, Boss ... apa yang mereka omongin memang bener. Setelah 50 juta itu ada di tangan mereka, kita udah ga diteror lagi," ucap Tama. Erick pun langsung memeriksa ponselnya.

"Iya, lo bener. Peneror itu udah ga ngehubungin gua lagi," balas Erick.

"Kalau gini caranya, kita bebas dong!" seru Badrul.

"Tapi, 50 juta kita hilang gitu aja," ucap Erick masih tidak terima.

"Ya udah, Boss. Anggap aja itu musibah. Kalau kita ga berurusan sama Gasha, kita pasti aman kok," ucap Laura dengan polosnya.

"Laura bener, Boss. Siapa tau aja kita lagi apes dan mereka emang ngejadiin kita sebagai target. Sekarang, yang penting, kita ga boleh cari gara-gara sama mereka," tambah Dimas.

"Setuju. Lebih baik, kita rekrut anggota baru aja, Boss. Gimana? Ya, antisipasi aja kalau-kalau si Gasha itu nyerang kita lagi. Dengan begini, kekuatan Bamboozle bisa bertambah," usul Justin.

"Ya udah, gua setuju. Tama, Justin, Dimas ... lo bertiga gua tugasin buat nyari orang-orang berkompeten buat masuk Bamboozle. Pencarian anggota akan kita mulai besok, jadi kalian istirahat saja dulu," titah Erick.

"Siap, Boss!" seru Tama, Justin, dan Dimas.

"Oh iya, Dimas sama Reina sekarang ikut gua. Ada hal penting yang mau gua bicarain sama kalian," ajak Erick.

Erick pun mulai berjalan ke motornya. Sepertinya, Erick tidak ingin berbicara di basecamp Bamboozle. Karena takut ketinggalan, Dimas dan Reina pun segera menyusul sang ketua.

Monster Lemah ✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang