🌺Happy Reading🌺
Asekkkk cecan kita udah sembuh!" goda Yoga, ketika melihat Reina memasuki basecamp Bamboozle. Bahkan, ada beberapa anak Bamboozle yang bersiul untuk menyambut Reina.
"Haii, Reii ... akhirnya lo dateng juga," sapa Laura antusias. Seperti biasa, Reina tidak berminat menanggapi ucapan mereka.
"Eh, Rei ... tapi lo ga ngeliat kotak aneh di depan basecamp, kan?" celetuk Justin tiba-tiba. Reina sedikit mengerutkan keningnya, lalu menggelengkan kepalanya (pertanda bahwa Reina tidak melihat kotak aneh atau semacamnya).
"Huhhh ... baguslah kalau gitu," gumam Justin.
"Emang kenapa?" balas Reina heran.
"Jadi gini, Rei ... kemaren-kemaren itu si Justin nemuin kotak aneh di depan basecamp kita, padahal kita-kita ga pernah pesen paket apapun. Pas kita buka, ternyata isinya malah boneka santet. Dan ternyata ... itu dari Gasha. Mereka ngasih kita tulisan yang isinya itu ada kata-kata nikmatilah detik-detik kehancuranmu. Nah, dari situ si Justin jadi parno-an soalnya dia takut hantu hahaha," jelas Gerry. Reina langsung berpikir keras.
"Kotaknya masih ada?" tanya Reina serius.
Perasaan Reina tidak enak. Reina ingin sekali melihat kotak itu. Siapa tahu ada petunjuk lainnya, kan? Tidak mungkin Gasha mengirimkan kotak itu sembarangan kalau mereka tidak punya tujuan. Sebenarnya, apa mau mereka? Apa masalah mereka dengan Bamboozle?
"Udah dibuang sih," balas Gerry cengengesan.
"Ya udah lah, Rei ... ga usah dipikirin. Gua aja masih santai santai, kenapa malah lo yang pusing?" ujar Erick.
"Justru di situlah letak kebodohan lo. Lo terlalu menyepelekan sesuatu," ucap Reina.
"Jangan gitu, Rei. Erick itu boss kita. Di mana-mana boss itu dihormati, bukan dikatain bodoh. Erick itu ga bodoh kok, cuma malas doang," ucap Laura dengan polosnya. Reina hanya bisa menghela nafas, sedangkan Arka malah terkekeh sambil mengacak-acak rambut Laura.
"Gua ga tau lo mau ngebelain gua atau mau ngejatuhin gua, Ra. Gua sampe ga bisa bedain," balas Erick.
"Udahlah, lupain aja. Mending kita isi kesuraman ini dengan hiburan, gimana?" usul Gerry.
"Hiburan apa? Lo mau nyewa gerobak dorong?" celetuk Yoga.
"Bukan lah, cicak! Gua mau ngajak kalian main TOD, gimana? Pada berani ga? Kebetulan, gua lagi bawa kartunya nih," tantang Gerry.
"Berani dong! Main ginian doang mah kecill!" ucap Laura antusias.
"Kuy lah! Siapa takut? Emang gua punya rahasia apaan sampe takut main ginian? Kalau misalnya dapet dare juga, gua mah berani-berani aja. Hajarrr!" balas Kevin dengan semangat membaranya.
"Gua juga ikut dong! Masa boss sendiri ga diajak?" protes Erick.
"Siapa takut? Siap-siap aja lo yang kena nanti, Ger," balas Dimas.
"Kalian aja lah yang main. Gua mau push rank aja bareng anak-anak yang lain," putus Justin, kemudian langsung bergabung dengan anak Bamboozle lain yang juga akan bermain mobile legends.
"Ya elah, si Justin pasti banyak rahasianya tuh. Makanya dia ga mau ikut," ucap Gerry.
"Ya udah, berarti yang main cuma gua, Boss Erick, Dimas, Kevin, Yoga, sama Laura. Arka sama Reina yakin ga mau main nih? Ayolah, masa takut sih?!" ujar Gerry sekaligus membujuk Arka dan Reina. Arka dan Reina masih tetap berdiam diri tanpa ada niatan untuk bergabung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster Lemah ✔ [END]
Teen Fiction"Di saat kau mempercayai seseorang, maka di saat itu pulalah kau sudah siap untuk dikhianati," Ini adalah kisah tentang seorang gadis yang berubah menjadi monster. Masa lalu yang kelam membuat orang-orang di sekitarnya menjauhinya. Julukan "anak har...