Chapter 18

8 3 0
                                    

🌺Happy Reading🌺

"Ga usah sok peduli!" ketus Reina.

"Reinaaaaaaaa!" seru Laura yang tiba-tiba datang. Laura terlihat sangat khawatir. Reina hanya bisa memandang Laura dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Aduh, itu pasti sakit banget. Sini, biar gua bantu lo berdiri," tawar Laura.

"Ga perlu. Gua masih bisa berdiri," balas Reina yang masih saja keras kepala. Reina pun mencoba untuk berdiri. Namun, Reina tetap tidak bisa. Kakinya memang benar-benar cedera.

Saat Reina hendak mencoba berdiri lagi, Arka sudah terlebih dahulu mengangkat kaki Reina yang tertimpa motor. Lalu, Arka meletakkan kaki Reina ke atas pahanya.

"Lo apa-apa—akhhh!" ucapan Reina terpotong karena Arka mulai menyentuh bagian kaki Reina yang tertimpa motor tadi.

"Lemah! Baru dipegang dikit doang, udah teriak-teriak," cibir Arka. Arka mulai melepaskan salah satu sepatu Reina.

"Diem lo! Lepasin kaki gua!" balas Reina.

Reina ingin sekali keluar dari situasi ini. Dengan begini, Reina akan semakin terlihat lemah di mata Arka. Mau bagaimana lagi? Nasib sedang tak berpihak pada Reina.

"Udah, Rei ... biarin aja Arka mijet kaki lo. Lo tunggu bentar, ya. Gua cari minum dulu buat lo," ujar Laura yang kemudian langsung berlalu pergi.

"Lurusin kaki lo," titah Arka.

"Ga mau," ketus Reina. Tanpa aba-aba, Arka langsung menarik kaki Reina agar posisinya lurus.

"Akhhh! Lo mau ngebunuh gua, ya?!" ucap Reina sewot. Apakah Arka tidak tahu kalau kaki Reina terasa seperti habis ditimpa barang berton-ton? Sakit sekali.

"Diem," titah Arka.

Cukup 1 kata dan itu berhasil membuat Reina bungkam. Arka mulai serius memijat kaki Reina. Tanpa mengurangi fokusnya, Arka memijat kaki Reina dengan perlahan.

Namun, karena tetap terasa sakit, Reina pun dengan refleks mencengkram bahu Arka untuk menahan rasa sakitnya. Arka tidak berkomentar apapun karena dia tahu kebiasaan Reina yang satu itu dari dulu.

Flashback on

"Awwww sakit, Ka!" keluh Reina

"Suruh siapa lari-lari kayak gitu? Jadinya jatuh, kan? Untung kepala lo ga kebentur," omel Arka.

"Yehh, kaki gua udah begini masih juga dibilang untung. Dasar tidak berperikemanusiaan," gerutu Reina.

Arka tidak membalas ucapan Reina dan malah meneruskan kegiatannya memijat kaki Reina.

"Akhhh!" keluh Reina sambil mencengkram kedua bahu Arka. Arka pun membiarkan Reina mencengkram bahunya karena Arka tahu kalau gadis itu sedang menahan sakit.

"Aww ... udah deh, Ka! Gua udah ga kuat. Udah udah, mendingan ga usah dipijet. Nanti juga sembuh sendiri," pinta Reina.

"Mana bisa? Udah, percaya aja sama gua. Kaki lo bisa sembuh dalam sekejap," ucap Arka meyakinkan.

"Awas kalau lo bohong, ya," ancam Reina. Arka pun melanjutkan memijat kaki Reina. Namun, belum juga 3 detik, Reina sudah mengeluh lagi.

Monster Lemah ✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang