Chapter 20

11 3 0
                                    

🌺Happy Reading🌺

"Kok ga kerasa apa-apa, ya?" batin Dimas.

Dimas mulai membuka matanya. Namun, Dimas langsung membulatkan matanya, ketika melihat adegan di depannya. Reina mencium pipi Arka. Tapi, bagaimana bisa?

Parahnya, kejadian ini berlangsung tepat di hadapan Dimas. Luar biasa!
Arka dan Reina pun sama-sama membelakakan mata. Dengan segera, Arka dan Reina pun menjauhkan diri mereka.

"Cuihhh, lo apa-apaan sih?! Mulut gua jadi terkontaminasi!" pekik Reina yang terlihat kesal itu.

"Si Arka yang dicium, kok malah jadi gua yang malu, ya?" celetuk Kevin dengan suara pelan.

"Waduh, gua ga tau harus ngomong apa," cicit Gerry.

"Sttttt ... ini perasaan gua aja atau memang si Reina agak sensi-an sama si Arka?" tanya Erick.

"Gua juga ga tau, Boss. Gua ga ngerti soal beginian," balas Yoga.

"Jaga mulut lo, ya! Justru malah pipi gua yang bakal karatan! Lo ga liat Laura ngedorong gua?" balas Arka yang ikut emosi. Reina melihat ke arah Laura yang sedang menutup mulutnya dengan satu tangan itu, seakan meminta penjelasan.

"Hehehe tadi gua terbawa suasana, Rei. Saking semangatnya, gua refleks ngedorong Arka," jawab Laura cengengesan.

Arka dan Reina saling memandang satu sama lain untuk beberapa saat sampai akhirnya mereka membalikkan badan mereka ke arah yang berlawanan. Arka memilih untuk bergabung dengan anak-anak Bamboozle yang bermain mobile legends, sedangkan Reina memilih untuk keluar dari basecamp Bamboozle. Sepertinya, mereka berdua sedikit salah tingkah.

"Ehh, lo mau ke mana, Ka? Tunggu gua!" seru Laura. Bisa-bisanya Laura masih bersikap seolah tidak terjadi apapun. Terlebih, Laura tidak merasa bersalah sama sekali. Hebat sekali! Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Laura.

"Woi, gimana nih? Kayaknya ada yang aneh sama mereka?" celetuk Kevin.

"Apanya yang gimana? Bubar! Permainannya udah selesai," balas Erick.

"Iya dah, mending gua ikut main mobile legends. Hawanya jadi ga enak begini nih," ujar Gerry.

"Makanya, ga usah bawa kartu yang isinya aneh-aneh, Ger. Kalau si Reina ngamuk, bisa habis kita! Untung si Reina udah pergi. Ih, serem!" balas Yoga.

"Sialan, gua ga jadi dicium. Padahal, gua udah ngarep banget," gerutu Dimas.

"Ya udah sih, terima nasib aja. Masih beruntung si Reina ga marah-marah tadi. Haduhh, bikin jantungan aja. Sumpah deh, tadi itu hawanya ga enak banget. Kalau si Arka sama si Reina berhadapan itu kayak ada listrik-listrik gimana gitu. Ga tau dah, ga bisa dijelasin ... gua juga ga ngerti," ucap Gerry yang merasa bingung sendiri.

"Ya udahlah, lupain aja. Cuma game aja malah dibesar-besarin. Tadi itu cuma kecelakaan. Udah udah, mending kita ke warung depan. Laper nih!" ajak Kevin.

Di sisi lain, Reina terlihat sedang melanjutkan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Reina bodoh!" ucap Reina dalam hati.

Monster Lemah ✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang