Chapter 10

15 5 8
                                    

🌺Happy Reading🌺

Bugh

Duagh

Duagh

"Lancang banget lo berani dateng ke sini!" gertak Tama.

Basecamp Bamboozle kedatangan tamu tak diundang. Saat ini, Arka sedang dihantam oleh Tama.

"Lo juga, Ra! Ngapain lo bawa dia ke sini, hah?!" bentak Tama.

"Heh, lo ga usah nyalahin Laura! Gua sendiri yang minta Laura buat ngajak gua ke sini. Gua pikir Laura punya komunitas yang baik. Ga taunya, malah geng motor kampung kayak lo! Dateng baik-baik, tapi malah disambut dengan tidak hormat," balas Arka.

Laura yang merasa takut pun hanya bisa terdiam. Laura berpikir kalau Arka juga bisa bergabung dengan mereka. Nyatanya, dugaannya itu salah besar. Tama malah menghajar Arka. Sekarang, Laura malah merasa bersalah pada Arka.

"Lo masih berani, ya?!" bentak Tama.

"Tama, cukup! Biarin aja orang itu pergi," titah Erick.

"Tanpa lo suruh pun, gua bakal pergi dari sini!" balas Arka yang kemudian langsung pergi dari sini.

"Laura, lain kali jangan diulangi lagi," tegas Erick. Laura pun mengangguk.

"Eh eh ehh, ada apaan nih?" tanya Gerry.

Gerry dan Reina baru saja kembali setelah mereka memalaki orang-orang yang masuk ke wilayah mereka. Namun, karena Gerry ingin mengambil sesuatu yang tertinggal, dia kembali lagi ke basecamp. Sementara itu, Reina menunggu Gerry di depan gerbang basecamp.

"Biasalah, orang asing masuk ke sini," jawab Justin.

Di depan gerbang basecamp Bamboozle, Reina sedang bersandar di motornya seraya menunggu Gerry. Karena sedikit bosan, Reina memutuskan untuk bermain ponsel sebentar. Tiba-tiba, ada seseorang yang keluar dari basecamp Bamboozle.

"Lama ba-," ucapan Reina terhenti karena orang yang dia kira Gerry, ternyata bukan Gerry. Reina sangat terkejut, tapi bukan Reina namanya kalau dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya itu.

Orang itu adalah Arka. Namun, bagaimana bisa dia ada di basecamp Bamboozle? Tatapan mereka beradu untuk sesaat. Namun, Reina segera memutus kontak mata tersebut. Reina yang tidak ingin berurusan dengan Arka pun kembali sibuk dengan ponselnya dan berpura-pura tidak melihat Arka.

"Ga akan ada orang yang main handphone dengan posisi terbalik kayak gitu," sindir Arka.

Reina langsung menghentikan kegiatannya. Setelah sadar, Reina langsung merubah posisi handphonenya.

"Lo ngomong sama gua?" tanya Reina sambil tetap fokus ke arah ponselnya.

Harusnya Reina merasa malu, kan? Tapi, dia malah bertingkah seolah tidak terjadi apapun. Kemampuan Reina mempertahankan wajah datarnya memang patut diacungi jempol.

"Ternyata, lo bisa ngomong juga. Gua pikir lo bisu," ucap Arka acuh tak acuh.

"Ga usah basa-basi. Apa mau lo? Kalau lo emang udah ga ada keperluan, mending lo pergi!" ujar Reina yang kini sudah sepenuhnya menatap Arka.

"Gua cuma mau ngasih saran sama lo. Kalau punya temen baik itu harusnya diajarin yang baik-baik juga. Bukan malah ikut ngejerumusin dia ke hal yang ga bener kayak gini. Laura itu polos dan lo malah masukin dia ke geng motor sialan ini?" ucap Arka.

Reina tidak membalas ucapan Arka. Biarkan saja Arka berbicara sesuka hatinya. Reina hanya akan diam. Melihat Reina yang diam, Arka pun memutuskan untuk segera pergi. Percuma saja berbicara dengan patung.

Monster Lemah ✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang