Chapter 14

8 2 0
                                    

🌺Happy Reading🌺

Inilah akibat dari menerobos hujan. Apa lagi kalau bukan demam? Pagi ini, Reina diserang demam tinggi. Saat Arka dan Laura pergi ke basecamp, mereka tidak menemukan keberadaan Reina di sana. Karena khawatir, Laura meminta Arka untuk mengantarnya ke rumah Reina.

"Permisi, Om. Perkenalkan, nama saya Laura dan ini temen saya ... namanya Arka. Kita berdua temennya Reina. Apa Reina ada di dalem?" tanya Laura sopan.

"Ohh temannya Reina. Silahkan masuk dulu," ucap ayah Reina.

Tidak lupa, ayah Reina juga mempersilahkan mereka untuk duduk. Kalau ditanya apa ayah Reina mengenal Arka atau tidak, maka jawabannya adalah TIDAK.

Reina sangat tertutup pada ayahnya, sampai-sampai ayah Reina tidak tahu kalau anaknya sudah putus dengan kekasihnya. Bahkan, ayah Reina juga tidak tahu kalau Reina pernah memiliki kekasih.

"Reina-nya ada kok, tapi dia sedang sakit. Pagi ini, Reina demam tinggi. Sepertinya, gara-gara hujan deras kemaren," jelas ayah Reina. Arka dan Laura cukup terkejut.

"Ya ampun, Reina," ucap Laura dalam hati.

"Apa kita boleh jenguk, Om?" tanya Laura.

"Boleh. Kamarnya ada di sebelah sana. Kalian langsung masuk saja, kamarnya tidak dikunci kok," jelas ayah Reina yang mempersilahkan Arka dan Laura untuk masuk ke kamar anaknya.

"Reina, gua masuk ya," bisik Laura, ketika ingin memasuki kamar Reina.

Sekarang, Arka dan Laura sudah ada di sisi kiri dan kanan tempat tidur Reina. Terlihat dengan jelas, Reina yang terbaring lemas dengan handuk yang berada di keningnya. Namun, sepertinya tidur Reina tidak nyaman karena nafasnya tidak beraturan.

"Apa kemaren gua udah keterlaluan, ya?" batin Arka.

Tiba-tiba, Arka langsung menggengam tangan kanan Reina. Hal tersebut mengundang rasa penasaran Laura.

"Apa yang lo lakuin, Ka?" tanya Laura.

"Kalau dia demam kayak gini, lo pegang aja tangannya. Dia bakal ngerasa nyaman," jelas Arka.

"Dari mana lo tau tentang hal itu?" tanya Laura.

"Ehm ... waktu gua kecil, gua juga pernah demam. Nyokap gua bilang kalau gua cuma bisa tidur dengan nyaman pas dia megang tangan gua. Jadi, gua pikir temen lo juga bakal ngerasa nyaman kalau ada yang megang tangan dia," elak Arka.

Waktu Reina sakit dulu, Arka selalu menggengam tangannya agar tidur Reina terasa nyaman. Sekarang terbukti, kan? Reina membalas genggaman tangan Arka. Nafasnya pun sudah mulai teratur, pertanda bahwa tidurnya nyaman.

Tidak mungkin Arka bilang pada Laura kalau dia sering menggengam tangan Reina ketika demam, kan? Untung saja, Arka pandai berkelit.

"Ohh gitu, ya udah deh ... gua juga mau megang tangan Reina," balas Laura yang ikut-ikutan memegang tangan Reina.

Setelah Reina benar-benar tertidur dengan nyaman, barulah Arka dan Reina melepaskan genggaman tangan mereka.

"Ka, apa lo bisa jagain Reina sebentar? Gua mau bikin bubur buat dia dulu," pinta Laura. Arka pun mengangguk.

Setelah Laura pergi, Arka pun memandang ke arah Reina. Rasanya sudah lama sekali dia tidak melihat wajah damai Reina.

Tak lama kemudian, Reina mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan terbangun dari tidurnya.

"Lo udah sadar?" tanya Arka.

Awalnya, Reina hanya diam saja. Namun, setelah kesadarannya terkumpul secara penuh, Reina langsung terkejut karena orang yang pertama kali dia lihat adalah Arka.

Monster Lemah ✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang