- Day 13 -

10 3 6
                                    

Every family has one weird relative,
If you don't know who it is,
It's probably you!

- Bizwaremagic

👑

Hari ini, gue serasa memiliki aura baru dalam hidup. Setelah kemarin puas bercurhat ria dengan ustadzah Ai, gue semakin matang berpikir bahwa gak ada gunanya gue nge-galauin Rama terus. Maka, jadilah gue menikmati Sabtu ceria ini dengan me time di rumah. Mama sama Papa sih lagi hadirin acara reuni, dan pasti bang Daniel lagi anakan di warnet.

Rasanya tenang banget, udah luluran, maskeran, dan sholat dhuha. Gue seperti balik lagi ke Lana yang lama. Lana yang menikmati hidup, even now without partner!

"Assalamualaikum!"

Gue yang sedang bersantai ria depan TV, melongo kaget saat melihat Bang Daniel membuka pintu. Tumben banget si abang toyib pulang, biasanya kan suka semedi di warnet.

"Hai, Lana. Adik gue yang cantik, apa kabar? Sehat dong, sehat kan? Eh lupa, lagi jomblo."

Yasalam! Dasar setan warnet! Itu mulut apa ember bocor sih? Kudu disumpelin kesetan welcome kayaknya!

"Waalaikumsalam."

Gue menautkan alis bingung, saat bang Daniel menghempas cantik tubuhnya di sofa samping gue. Menatap bang Daniel ngeri, karena sekarang si abang ndusel-ndusel gak jelas.

"Lan, laper gak? Makan yuk di luar?"

Gue melotot.

Wow.. amazing! Ini beneran bang Daniel? Tumben banget doi ngajak hang out, biasanya paling males. Apalagi ngajak gue, anti banget keknya.

Eh tunggu, apa ini bukan bang Daniel asli ya? Apa ini cuma hantu, yang nyamar jadi bang Daniel?

"Saha iyeu?" Tanya gue ala ustad di TV, yang suka kepoin hantu Indonesia.

"Hah?"

Gue memegang jidat bang Daniel, "Saha iyeu?! Kemana, bang Edan punya aing?"

Bang Daniel melongo. Dan detik berikutnya, kepala gue di toyor habis-habisan sama tangan laknatnya itu. Emang abang Edan! Tega banget.

"Gila! Gue abang lo, asli!"

Gue mencibir, "Lagian lo aneh. Sok sokan tanyain kabar gue lah, ngajak makan lah, bang Daniel asli mana pernah."

"Gue baik salah, jahat apalagi. Kebanyakan micin lo!"

"Dapet duit dari mana, ngajak makan?"

"Ada deh."

"Lo nyopet?"

"Dagang cilok!"

Gue terkekeh mendengar jawaban bang Daniel, "Serius bang, ih!"

"Ck, gue dapet duit karena menangin challege di warnet, main PB. Duel sama 15 orang sekaligus dan menang. Keren gak tuh?" Bang Daniel menepuk dada.

Gue berdecih, "Gitu doang bangga. Kuliah bang, kasian si Papah itu."

"Urusan lo itu. Gue mau kuliah, kalau jurusan yang di ambilnya programer."

"Banyak gaya! Otak teri sok sokan pengen jadi programer."

"Sialan lo. Udah deh, Jadi intinya lo mau nggak?"

Gue tersenyum, lalu menganggukan kepala cepat. Oh jelas! Kapan lagi gue makan gratisan, apalagi di traktir bang Daniel. Kalau kata Mamah Dedeh sih, 'Gak baek nolak rejeki.'

30 Hari Menjadi JombloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang