- Day 18 (b) -

18 4 5
                                    

👑

"Nih," Mahesa melemparkan sebuah kaos oversize berwarna putih ke arah gue, berikut sebuah tote bag yang gue liat tadi Mahesa ambil dari Bi Mini-- pembantu di rumah Mahesa.

Gue sedikit terkejut saat melihat isi dari tote bag yang dilemparkan Mahesa, karena isinya adalah barang-barang dalam perempuan.

Seakan menjawab keterkejutan gue, Mahesa pun dengan santai bilang, "Baju lo basah semua, jadi harus mandi dan ganti semuanya."

"Gue ganti baju aja lah, Sa. Gausah mandi segala, abis itu juga lo anter gue balik kan?"

"Kak, lo bisa ga sih sekali aja ga susah buat ikutin apa yang gue suruh?"

Mahesa berjalan mendekat, membuat badan kita saling berhadapan sekarang. Dan tanpa aba-aba, Mahesa mendekatkan wajahnya ke telinga gue, "Warna item ya?"

Gue refleks menoleh ke arah bawah, mencoba memastikan apa yang dimaksud Mahesa.

Yasalam.. aset berharga gue!

"Dasar mesum!" Pekik gue, sambil dengan cepat menutupi dada gue dengan kedua tangan menyilang.

Mahesa terkekeh, lalu bergerak menjauh. "Makanya lo mandi sana."

Gue mendelikan mata setajam mungkin, berharap membuat Mahesa terintimidasi. Tapi ya.. tentu gagal. Karena Mahesa hanya terkekeh dan kembali membuka lemari hitam tinggi miliknya yg menjuntai tinggi sampai ke langit-langit kamar.

Gue menggerutu pelan sembari mengambil pencuci muka dari tas gue-- tak perlu komen, karna gue fikir bawa face wash ke sekolah udah kaya kewajiban gasih? Lagian siapa sih anak jaman sekarang yang ga bawa face wash kesekolah? Gue yakin, setiap cewek juga pasti bawa.

"Lama amat ngapain sih?" Tanya Mahesa gemas, saat gue masih sibuk mencari-cari pencuci muka.

"Dah lah, gue duluan yang mandi."

Bertepatan dengan itu, tangan gue akhirnya dipertemukan dengan barang yang sedari tadi gue cari.

Gue menoleh cepat, "Ih gue dulu!" Lalu berlari kecil mendahului Mahesa.

"Jangan lari kak Lana, ntar jatoh."

Langkah gue terhenti saat mencapai ambang pintu toilet, "awas ya lo ngintip, gue bikin buta beneran mata lo!"

"Bukannya mau, tapi dikamar mandi udah gue pasang cctv nih, gimana dong?"

Suer, tatapan Mahesa jail banget!

"Mahesa!!!"

Gelak tawa Mahesa seketika menggelegar, mengisi keheningan ruangan kamar yang sedari tadi tercipta.

"Udah buruan."

Gue melengos pergi, lalu menutup rapat-rapat pintu toilet.  Menarik nafas panjang, gue berjalan guntai hingga terduduk di atas bathub. Merenungi diri sendiri, kenapa ya mau maunya gue diajak ke rumah Mahesa?

Rumah Mahesa loh ini, bahkan kamar. KAMAR!

Jujurly, gue merasa gue sedang terhipnotis. Dari sejak tadi sore gue dipeluk Mahesa, trus dibopong naik ke mobilnya, dan detik ini gue malah ada di kamar mandi Mahesa. Semuanya terjadi seakan tanpa sadar, dan tanpa bisa gue tahan.

Gue menggelengkan kepala, seraya bangkit untuk lanjut membuka baju dan mandi. Tentu gue keramas, karna kata mama kalo habis ujan-ujanan itu harus keramas. Biar ga pusing.

Kurang dari setengah jam akhirnya gue selesai dengan segala urusan permandian-- dan tentu gue pake kaos oversize punya Mahesa + legging hitam yang gue dapet dari dalam tote bag, gue pun keluar dan mendapati Mahesa yang duduk diam memainkan ponselnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30 Hari Menjadi JombloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang