Banyak jalan menuju Roma,
Tapi jalan ke hati kak Lana kok ga ada ya?
- Mahesa Atmajdaya -
👑
Ada alasan kenapa selama ini gue sering mengenyahkan pemikiran-pemikiran keren gue tentang mahesa; Pertama, oke gue akuin kalau Mahesa itu cakep parah. Parah, bahkan bikin gue sering berpikir, kok bisa generasi milenial mencetak mahkluk setampan dan segagah Mahesa di usianya yang belia.
Tapi, itu dia masalahnya. Belia. Umur dia berada setahun di bawah gue a.k.a berondong. Coba kalau dia seumuran atau lebih bagus di atas gue setahun. Udah gue embat dari lama!
Kedua, Mahesa itu terlalu biasa dengan tampangnya yang luar biasa. Gue heran, kenapa dia kurang famous di sekolah. Padahal dengan tampangnya itu, dia bisa viral loh.
Dan di sini gue perjelas, kalau gue suka cowok yang terkenal. Lihat aja mantan gue Rama sama sahabat gue Pea, mereka terkenal dengan followers banyak di instagramnya.
Kan gue bisa sering-sering tuh panjat sosial di akun mereka. He.
"Gue minta maaf."
"Gue minta maaf."
"Gue minta maaf."
Kalimat itu, terus telontar dari bibir tipis Mahesa yang membuat gue terus mengumbar senyum jumawa.
Sudah seperti lagu yang terus diputar, melihat Mahesa kalah ternyata seru juga.
Walaupun Monas siang ini panas banget kayak di gurun, tapi denger Mahesa terus minta maaf dan gue dengan tenangnya melahap kerak telor rasanya membuat gue bahagia.
"Gue minta maaf."
"Gue minta maaf," ucap Mahesa dengan dengusan napas yang panjang akhirnya.
Gue menoleh menahan tawa, saat melihat muka Mahesa yang udah merah banget kayak kepiting rebus.
"Gue.. minta.. maa--,"
"Udah, udah, up!" potong gue sambil menghentikan langkah. "Bosen gue dengernya lama-lama, mending duduk yuk di sana?"
Gue menunjuk sebuah kursi panjang di tengah taman tepat di bawah pohon rindang, lalu meninggalkan Mahesa lebih dulu.
"Yang nyuruh aja bosen, gimana gue?"
Gue terkekeh geli, saat samar-samar mendengar Mahesa mendumel sendiri di belakang gue.
Setelah duduk, tak ada yang memulai pembicaraan di antara gue dan Mahesa. Mungkin cowok di sebelah gue ini masih sibuk menghirup oksigen banyak-banyak, setelah capek karena menuruti permintaan gue.
Gue sendiri diam karena menikmati angin sejuk dan memperhatikan orang-orang, tertawa lepas dengan kegembiraan masing-masing yang entah apa dibahasnya.
Dan tanpa gue sadari sudut bibir gue ikut terangkat.
"Mulai gila lo? Senyum-senyum sendiri," colek Mahesa di lengan.
Senyum di wajah gue luntur seketika, berganti dengan desisan sebal karena Mahesa yang selalu merusak momen.
"Diem lo, ganggu aja."
Gue sedikit tersentak, saat Mahesa tiba-tiba aja berdiri. "Yaudah kalo gue ganggu, gue balik aja yak? Panas nih."
"Eeh.. Jangan dong jangan," gue secepat kilat ikut berdiri dan menahan lengan Mahesa. "Tar gue dijajanin siapa? Balik sama siapa?"
Mahesa berdecak, "Mandiri lah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Menjadi Jomblo
HumorBagaimana jadinya, jika seorang cassanova yang sudah terkenal akan gelar tak pernah jomblonya, tiba-tiba harus turun tahta menjadi seorang jomblo dan dikucilkan banyak orang? Dan, Alana mengalami itu. Diputuskan pacarnya pas lagi sayang-sayangnya...