You can only move on,
If u believe that is gone.- the goddes rebellion -
👑
Ingat gak waktu gue punya keinginan, kalau udah besar nanti gue pengen jadi hebat kaya Chris John? Yap. Itu ucapan gue tiga hari yang lalu, dimana gue belum dapat pencerahan sama sekali.
Tapi kayaknya sekarang gue ralat keinginan itu deh. Sekarang gue lebih mau buat mirip Ustadzah Ai. Guru mata pelajaran Agama Islam di sekolah gue.
Alhamdulillah ya sesuatu..
Tanpa ada angin ribut, hujan, gluduk, juga petir. Gue dengan berani melangkahkan kaki, mendatangi ruangan Ustadzah Ai. Tak lupa gue memakai kain panjang untuk menutupi rambut cokelat gue. Tadinya malah gue mau pake mukena loh! Kan biar ketutup semua gitu auratnya.
"Assalamualaikum."
Gue memegang knop pintu ruangan, dan melihat Ustadzah Ai lagi menulis di meja. Tapi kok gak nyaut salam gue ya? Gue coba sekali lagi.
"Assalamualaikum, Ustadzah?"
Ustadzah Ai masih diam. Gue menutup pintu. Gue juga heran, kok bisa segitu fokus ya sama nulis. Sampai-sampai tidak menjawab salam dari makhluk cantik mirip bidadari ini?
"Assalamualaikum.. Atok! Oh.. Atok!"
Ustdzah Ai mendongak kaget melihat gue yang berdiri membelakangi pintu, dengan gestur tangan mengikuti bocah Upin dan Ipin. Ustadzah Ai tersenyum, dan menjawab salam gue.
"Waalaikumsalam, ayo duduk." Ajaknya, "Maaf, tadi ibu pake earphone. Jadi gak denger."
Wow.. gawl juga yak si Ibu. Gue jadi penasaran dengerin lagu apa deh. Gue mengangguk dan berjalan mengahampiri kursi di depan meja Ustadzah Ai.
"Ustadzah dengerin lagu apa?"
Ustadzah Ai tersenyum, sambil melepas earphone di balik jilbabnya. "Bukan lagu, ibu lagi dengerin hafiz qur'an."
Subhanallah..
Gue tersenyum dan menatap kagum Ustadzah Ai. Masih ada ya orang jaman sekarang yang pakai teknologi modern, buat semakin dekat sama Tuhan. Salut banget, serius!
"Sebelumnya maaf, nama kamu siapa ya? Dan dari kelas apa?" Tanyanya.
"Saya Capella Alana Lapas Mitra, Ustadzah. Dari kelas 11 IPS 2."
"Nama kamu panjang dan bagus ya, ibu suka." Jelas Ustadzah Ai, yang gue balas dengan senyum manis.
"Ada perlu apa ... ?"
"Lana."
"Ya, Lana. Ada perlu apa?"
Oke, serius mode on. Pokoknya gue gak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Gue harus dapat sesuatu, yang bisa bikin gue berhenti galau gundah merana.
"Mamah.. Curhat dong?" Ucap gue refelks.
Yasalam!
Saking semangat gue buat curhat, sampe bikin gue keinget Mamah Dedeh kan. Jelas Ustadzah Ai menatap gue bingung, dan gue cuma bisa nyengir ala kuda kepang.
"M-maksud saya, boleh saya curhat sama Ustadzah?"
Ustadzah Ai terkekeh, membuat gue semakin menunduk malu karena mulut dan otak gue yang kadang nggak sinkron.
"Iya jelas boleh dong." Ucapnya, "Tapi kenapa nggak ke guru BK aja?"
"Takut."
"Jadi sama ibu, kamu nggak takut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Menjadi Jomblo
HumorBagaimana jadinya, jika seorang cassanova yang sudah terkenal akan gelar tak pernah jomblonya, tiba-tiba harus turun tahta menjadi seorang jomblo dan dikucilkan banyak orang? Dan, Alana mengalami itu. Diputuskan pacarnya pas lagi sayang-sayangnya...