05

571 47 4
                                    

😊 Happy Reading~ 😊
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Bertahanlah...

Jaga dirimu...

Kau pasti bisa, nak...


"Hahhh... Hahhh..."

Tari langsung membuka matanya dan terduduk. Memegang dadanya untuk menetralisir detak jantungnya. Kemudian, tertunduk sebentar. Memegang dahinya dengan tangan kanannya.

'Mimpi itu lagi.'

Ya, mimpi yang Tari alami 2 tahun yang lalu. Ini mimpi keduanya setelah mengalami peristiwa yang membuatnya terpuruk selama berhari-hari. Tidak, sampai sekarang pun ia mengalami keterpurukan itu jika ia mengingatnya kembali.

"Sudah bangun?"

Suara seseorang menarik atensi Tari dari pikirannya. Tari menatap ke arah pria dengan kulit putih pucat sedang duduk sambil memandang dirinya. Tari masih berusaha mengatur nafasnya.

"Oh, kau?" Ucap Tari sedikit terkejut dengan sosok pria itu yang mulai berjalan ke arahnya.

"Sopanlah sedikit denganku." Ucap pria tersebut dengan nada dingin. Menyerahkan segelas air yang berada di meja sebelah Tari. Tari meraihnya dengan sedikit ragu.

Tahu 'kan kalau Tari masih sedikit asing dan kaku dengan sosok pria yang kini kembali ke kursinya untuk ia duduk?

Tari meminumnya hingga tandas. Lalu, menaruh kembali gelas kosong tersebut di meja sebelah tempat tidurnya.

'Tunggu, ini bukan kamar gue.' Batin Tari baru teringat kalau sekarang ia tidak berada di tempat tinggalnya.

"Hm, maaf. Tapi, saya berada di mana sunbae?" Tanya Tari.

"Panggil saja aku seperti kamu memanggil Seokjin-hyung. Kamu nggak ingat kejadian semalam?" Tanya Suga kembali tanpa menjawab pertanyaan Tari.

Tari mencoba mengingatnya kejadian semalam yang dimaksud Suga.

'Bukannya gue sudah di ja-'

Mata Tari sedikit membulat. Ia mengingat kejadian tersebut. Kejadian semalam yang membuat Tari harus mengeluarkan kemampuannya.

"Kamu ingat?" Tanya Suga lagi dan diangguki oleh Tari.

Hening sejenak. Tari yang sibuk dengan pikirannya, sedangkan Suga sibut memperhatikan Tari.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Tari.

"Jam 9 pagi."

"Astaga, gue telat. Kenapa gue ceroboh banget sih?" Ucap Tari menggunakan bahasa Indonesia. Suga hanya menatap Tari bingung. Bingung karena Tari berbicara dengan bahasa yang Suga tidak mengerti.

Buru-buru Tari berdiri, mulai membereskan ranjang yang ia tempati semalam, walaupun kepalanya masih sedikit pening. Bahkan, rasa sakit di kepalanya makin terasa karena tidak sengaja menabrak bagian atas ranjang.

Ranjang yang Tari tempati merupakan ranjang susun bertingkat.

"Oh, nuna. Nuna sudah sadar?"

"Nuna, apa yang nuna lakukan?"

Tari menatap sekelompok orang yang memasuki ruangan di mana Suga dan Tari berada. Tari sedikit bingung dengan kehadiran mereka yang masih memakai baju kaos dan beberapanya masih memakai piyama. Tari sudah meraih jaket, bersiap untuk pergi.

"Aku harus ke agen- Awww..." Tari terjatuh saat tak sengaja kakinya terkait dengan kaki lainnya. Ingatlah, Tari kadang ceroboh di beberapa waktu.

'Kepala masih nyut-nyutan, sekarang gue jatuh. Apes banget hari ini.' Batin Tari.

[✓] 'Special' ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang