25

138 13 2
                                    

🐱 Happy Reading~ 🐱
✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️

"Tari..."

"Tari, ayo bangun, nak."

Tari langsung saja terbangun. Mendapati ruangan serba biru cerah, dengan beberapa foto dan poster yang tertempel di dinding tempat ia berada.

'Kamar siapa?' Hanya itu yang ada dibenaknya saat pertama kali ia terbangun.

Bahkan, poster yang berada di kamarnya merupakan grup idol yang sangat-sangat terkenal dan ia cukup dekat dengan seluruh member grup tersebut.

BTS, Bangtan Sonyoendan.

Ceklek

"Astaga. Kenapa masih di tempat tidur? Ayo, katanya hari pertama kerja di agensi tempat idol favoritnya berada. Udah jam 06.30 loh."

'M-Mama...'

Tari tidak mengerti. Ia belum pernah bertemu sosok Ibunya. Bahkan, melihat wajahnya saja ia tidak tahu bagaimana rupanya. Tapi, entah mengapa, hatinya berkata bahwa sosok wanita paruh baya yang kini berjalan mendekat ke arahnya dengan senyum yang merekah adalah sosok yang Tari sangat ingin ia temui, Ibu Tari.

"Malah melamun. Ayo. Nanti mama ambil air terus cipratin ke wajah kamu. Ayo, cepat." Peringat wanita tersebut, mengusap surai hitam milik Tari, kemudian berjalan ke arah pintu ruangan yang Tari tempati sekarang.

"Sarapan kesukaanmu udah jadi. Ayo, idol favoritnya menunggu." Lanjut wanita itu sebelum benar-benar meninggalkan Tari yang masih menatapnya dan menghilang di balik pintu.

Blam

"Gue... Kenapa sih?"

Kringgg...

Tari berbalik, mengikuti arah suara yang berasal dari benda pipih miliknya yang terletak di atas nakas samping tempat tidur.

Cho Ayara's calling...

Ara?!

"Ara, ap-"

"Eonni di mana?!"

Ucapan Tari langsung terpotong dan memilih menjauhkan hpnya setelah mendengar pekikan seorang perempuan yang sangat ia kenal. Setelah dirasa aman, ia mendekatkan kembali hpnya dan memilih untuk mendengar kalimat selanjutnya yang ingin dikatakan oleh Ara.

"Jangan bilang eonni baru bangun? Astaga, pertemuan artis dan anggota baru akan dilaksanakan 1 jam lagi. Sudah ada beberapa direktur dan artis yang telah datang lewat pintu utama." Jelas Ara.

'Artis?' Pikir Tari.

"Cepat, eonni. Kalau eonni terlambat, eonni bisa diberi sanksi. Aku tunggu di dalam gedung, dekat pintu utama." Ucap Ara, menutup telepon secara sepihak.

Tari hanya menatap layar hp yang telah menghitam, kemudian melemparnya asal ke tempat tidur. Tari memijat pelipisnya, menandakan ia yang masih bingung dengan situasi sekarang.

"Ah, mandi dulu. Nanti di jalan baru gue pikirin semuanya."

***

"Ayo, sarapan. Sekalian, ini bekal buat kamu yang sudah mama siapin."

Tari baru saja turun dari ruangan yang bisa disebut sebagai kamar yang ia tempati sejak terbangun yang terletak di lantai 2. Kini, perhatiannya teralihkan pada sosok wanita yang membangunkannya pagi ini dengan sendok yang berada digenggamannya, sedang mengaduk segelas susu.

Tari terdiam sejenak sebelum ia berjalan mendekat dan mulai duduk di salah satu sisi wanita tersebut.

"Hm? Belum berangkat? Perlu Ayah antar biar tidak telat?"

[✓] 'Special' ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang