06

499 43 5
                                    

😊 Happy Reading~ 😊
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Sekarang, mereka ber-7 + Tari sedang duduk di ruang tengah. Mereka telah menyelesaikan makan siang mereka dan membersihkannya. Tidak ada aba-aba, mereka secara natural berkumpul di ruang tengah. Mereka ingin meminta penjelasan lebih mengenai kejadian tadi malam dan hari ini. Terlebih, Tari sangat ingin tahu apa yang sedang terjadi dengan dirinya hingga kini.

"Jadi?" Tanya Tari, mulai membuka suara di antara keheningan yang melanda.

"Sebaiknya, kamu bercerita tentang dirimu sendiri, Tari-ssi. Pasti kamu menyembunyikan sesuatu." Ucap Suga dingin.

"Aku ti-"

"Jangan bohong. Itu hanya sebagian dari dirimu." Potong Suga masih dengan nada dinginnya.

Tari menghela nafas. Ini sudah tidak bisa ia hindari lagi, terlebih Suga kembali berkata dengan nada dinginnya yang selalu ia lakukan kepadanya. Tari merasa terpojok tiap Suga sudah berada dalam mode seperti ini.

"Baiklah. Sebenarnya, aku bingung ingin memulainya dari mana. Jadi, aku akan menceritakan bagaimana aku berada di panti asuhan." Ucap Tari.

Sebelum Tari memulai ceritanya, ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Lalu, ia pun mulai menceritakan kisah hidupnya, di mana Ibu panti menemukan Tari di depan pagar panti dengan sebuah surat yang berisi bahwa mereka menitip anak mereka bernama Aara Anatari dengan sejumlah uang yang telah disiapkan di salah satu bank Indonesia untuk memenuhi kebetuhan Tari.

"Ingatkan 2 bulan lalu sebelum kita saling mengenal, aku menceritakan tentang hidupku di umur 17 tahun aku meninggalkan panti?" Tanya Tari dan dibalas anggukan oleh para member.

"Sebenarnya, itu bukan kemauanku untuk meninggalkan panti itu. Tapi, saat aku melihat kembali surat yang diberikan ibu panti kepadaku tepat di hari ulang tahunku, tiba-tiba muncul sebuah tulisan secara perlahan yang menyatakan 'Segera keluar dari sini dan pergi sejauh-jauhnya.' Tentunya, aku cukup panik dan secara tak sadar aku mencari dan langsung memberikan surat itu kepada Ibu panti untuk ia baca. Entah mengapa, Ibu panti tiba-tiba saja menyuruhku untuk segera meninggalkan panti besok. Aku benar-benar kaget dengan kondisi yang seperti itu." Jelas Tari.

"Wow, benar-benar seperti drama." Ucap Taehyung terkejut dengan kisah yang menimpa Tari.

"Ya. Aku merasa hidupku penuh drama. Untung saja Ibu panti memberikan uang yang diberikan oleh orang tuaku yang masih ia simpan. Cukup untuk menyewa sebuah kamar dan bertahan hidup selama satu bulan."

"Aku benar-benar pergi dari panti tersebut. Setelahnya, kegiatanku hanya bersekolah dan bekerja part time. Sesekali, aku mengunjungi panti untuk melepas rindu dan sedikit membantu perekonomian Ibu dan anak-anak di panti. Hingga, tiba-tiba saja pihak sekolahku mengatakan bahwa aku akan melanjutkan pendidikan di Korea Selatan. Kaget? Tentu saja. Seingatku, aku tidak pernah mendaftarkan diri di universitas luar negeri manapun karena kendala biaya. Aku tahu kalau ada yang namanya beasiswa, tapi aku cukup was-was tidak bisa memenuhi kebutuhanku di sana dan aku pikir, kemampuanku tidak akan memumpuni untuk mempertahankan beasiswaku."

"Dan hingga semester 6, kamu berhasil bertahan hidup di Korea dengan beasiswamu." Timpal Seokjin sambil menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya.

"Tari-ssi, kau benar-benar hidup di dalam drama." Ujar Jhope.

"Aku tahu. Aku saja sedikit pusing melihat kembali perjalanan hidupku." Balas Tari, memijat pelipisnya.

"Hingga, semester 2 merupakan masa-masa terpurukku. Saat itu, aku sedang berada di tempat tinggalku dan mengerjakan tugas. Tiba-tiba, Ibu menelponku. Tentunya, aku sangat senang karena jarang-jarang Ibu menelpon duluan. Langsung saja aku menerima panggilan itu tanpa berpikir apa-apa. Yang aku pikirkan adalah aku benar-benar ingin mendengar suara Ibu. Tapi ternyata, aku mendapat berita duka kalau Ibu sudah meninggal seminggu yang lalu. Dan saat itulah, aku merasa marah, kesal, kecewa, dan sedih. Aku tidak bisa mengendalikan emosiku. Tiba-tiba saja dunia ku menggelap, melihat sesuatu yang abstrak dan bayangan-bayangan yang tidak masuk akal entah dari mana. Padahal seingatku, hanya aku seorang diri di tempat tinggalku. Aku tak tahu apa yang aku lakukan saat itu dan bangun-bangun, aku berada di tempat tinggalku dengan ruangan yang sangat berantakan."

[✓] 'Special' ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang