28

137 10 1
                                    

🐿 Happy Reading~ 🐿
✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️

"Halo."

Kedua perempuan yang berada di ruang rawat Tari berbalik, menatap sekelompok pria yang baru masuk. Mereka membungkukkan badan sebentar untuk menyapa dan dibalas oleh kedua perempuan tersebut.

"Oh, oppa. Halo." Balas Ara menyapa mereka.

"Duduklah." Ibu Ara mempersilahkan sekelompok laki-laki tersebut untuk duduk. Mereka semua duduk melantai. Dikarenakan sofa yang tidak mampu menampung 8 orang dari mereka, ditambah 2 orang perempuan tersebut, Ara dan ibunya.

"Apa kabar kalian?" Sapa Ibu Ara.

"Baik. Besok kami akan melanjutkan aktivitas kami di agensi. Kecuali, Jhope dan Seokjin-hyung harus istirahat di dorm sampai mereka benar-benar pulih. Dokter menyatakan, kalau mereka sudah bisa pulang hari ini." Jelas Namjoon.

"Hmmm... Bagaimana dengan pekerjaan Tari-eonni?" Tanya Ara ragu.

Beberapa dari mereka menunduk dan lainnya menghela nafas berat.

"Tugasnya akan digantikan sementara oleh manager pengganti kami. Untungnya, Dohyun-hyung sudah mengirimkan surat keterangan sakit ke perusahaan dan itu terdengar sampai ke Bang PD-nim. Beliau juga menyatakan kesedihannya atas kesehatan Tari yang terganggu hingga hari ini." Jawab Namjoon.

Ada jeda panjang, sebelum Namjoon mengajukan pertanyaan.

"Bagaimana keadaannya?"

Ada senyum getir yang terlihat pada raut wajah perempuan paruh baya tersebut.

"Ara sudah tidak dapat melanjutkannya, padahal ini baru berjalan 3 hari. Bisa dibilang, seluruh akses untuk menghubungkan dirinya di alam bawah sadarnya sudah tidak dapat ditemukan. Untungnya, pola bisa dikirim dengan menyentuh jasadnya, walau proses penyampaiannya akan memakan waktu yang lama atau pesan tersebut tidak akan pernah sampai." Jelas Ibu Ara.

Mereka semua terdiam dengan pikiran masing-masing. Mereka hanya bisa pasrah dengan keadaan dan pilihan Tari di alam bawah sadarnya.

"Maaf. Saya pernah mendengar tentang pertukaran jiwa. Apakah itu akan berlaku dengan keadaan Tari yang seperti ini?"

Seluruh atensi mereka teralih pada Dohyun yang dengan tenang memberikan info tersebut.

"Pertukaran jiwa, yah." Gumam Ibu Ara, kemudian berdiri untuk mendekati ranjang Tari.

"Di dunia kita, memang ada yang namanya pertukaran jiwa dan untuk kondisi Tari saat ini, ia bisa melakukannya." Jelas Ibu Ara, mengelus rambut Tari pelan.

Baru saja Dohyun membuka mulut, tapi terpotong oleh penjelasan Ibu Ara selanjutnya.

"Tapi, sebaiknya jangan dilakukan. Karena, pertukaran jiwa tersebut hanya dapat bertahan 2-3 bulan kepada penerimanya. Setelah itu, kematiannya akan tragis. Entah kematian yang disebabkan di dunia nyata maupun di dunia bawah sadarnya."

"Kamu menyukainya 'kan?"

Seluruh atensi menatap Dohyun terkejut. Dohyun hanya terlihat tenang dan tetap memilih diam.

"Saya sudah pernah melihat yang seperti kamu. Merelakan jiwanya demi orang yang dicintai. Dan berkali-kali juga, saya melihat kejadian tragis akibat pertukaran jiwa tersebut."

"Hiduplah berbahagia. Kita tidak tahu cerita apa yang dialami Tari di sana. Bisa jadi, derita yang ia pendam selama ini, kini ia temukan bahagianya di alam sana. Kita benar-benar harus menghormati pilihannya." Nasehat Ibu Ara.

"Kalian mau mencoba menyampaikan pesan untuk Tari? Saya akan mengajarkannya. Siapa tahu, melalui kalian, ia masih berharap dengan dunianya."

***

[✓] 'Special' ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang