🐱 Happy Reading~ 🐱
✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️✨️Sesak, sunyi, dan sangat gelap.
Hal itulah yang dapat Tari gambarkan ketika ia telah memulai misinya, memasuki alam bawah sadar Jhope untuk menyelamatkan jiwanya. Bahkan, Tari merasa sedikit kesulitan bernafas ketika berada di sini, sangat berbeda dengan misi pertama yang ia lakukan kemarin.
Tari berjalan pelan. Meraba-raba di sisi kirinya yang ia anggap sebagai dinding di sini. Ia benar-benar membutuhkan sandaran untuk menopang dirinya yang sedang beradaptasi selama beberapa saat sebelum ia bisa berjalan ke sebuah cahaya minim tepat di depannya.
'Ayo, Tari. Nggak boleh lemah. Pasti bisa.'
Perlahan, Tari mulai berjalan. Ia mulai sedikit terbiasa dengan lingkungannya. Walaupun sesak, ia sudah bisa mengatasinya dan mulai beradaptasi.
Cukup jauh untuk Tari sampai pada cahaya tersebut. Tapi, hal mengejutkan yang Tari dapati ketika sudah sampai di sebuah ruangan yang luas.
Jiwa Jhope perlahan tenggelam ke dalam lubang hitam. Itu artinya, jiwa Jhope akan segera tergantikan dengan jiwa barunya.
"Untung saja prosesnya baru dimulai."
Tari mengikuti arah suara tersebut, dan Tari semakin dibuat terkejut.
Makhluk yang benar-benar sempurna, menyerupai seorang manusia.
"Jika jiwanya benar-benar tenggelam, saya tidak perlu repot-repot untuk menyerupai seseorang. Lebih baik saya mengambil alih tubuhnya." Ucap makhluk tersebut meremehkan.
"Sial!"
Tari langsung menyerangnya dengan sebuah pedang yang ia bentuk dari auranya. Mata Tari telah menampakkan kilatan warna merah menyala. Ini pertama kalinya Tari menampakkan kilat mata seperti itu dan pertama kalinya pula Tari habis-habisan menyerang makhluk di depannya.
Makhluk tersebut kesulitan menghadapi Tari saat ini dan ia telah mendapatkan luka yang cukup banyak akibat perbuatan Tari.
Srak
"Jika kamu membunuh saya, dia tidak akan terselamatkan."
Pedang yang Tari arahkan ke leher makhluk tersebut, terhenti. Deru nafas Tari tidak stabil akibat serangan bertubi-tubi yang ia berikan kepada makhluk tersebut.
"Kamu pasti tidak tahu 'kan, jika makhluk sempurna seperti saya terbunuh dia akan ikut hancur?" Ucap makhluk tersebut menantang.
"Bohong."
"Coba saja."
Ragu. Tari sedikit ragu. Tari semakin mengeratkan genggaman pada pedangnya dan mendekatkan ujung pedangnya ke leher makhluk tersebut.
"Percuma. Kamu tidak bisa menghubungi teman-temanmu. Kamu tidak sadar sejak awal 'kan kalau ada pagar yang mengelilingi kita?"
Tari menatap sekitarnya dengan cepat. Benar, ada pagar yang sedang mengelilingi mereka.
"Lalu, apa yang harus saya lakukan?" Tanya Tari.
"Tidak ada. Semua keputusan ada di tanganmu dan tidak ada juga keuntungan yang kamu dapatkan dari setiap keputusan yang akan kamu ambil. Oh, ada satu. Dan jika kamu memberikannya, kemungkinan besar semuanya akan berubah." Jawabnya.
Tari hanya menaikkan alisnya sebelah, menyuruh makhluk tersebut untuk memberitahukannya.
"Jiwamu. Seluruh jiwamu sangat berharga."
"Bajingan!"
Brak
"Akhhh..."
Baru saja Tari ingin mengayunkan pedangnya, Tari terdorong sesuatu dengan cukup kuat, sehingga dirinya menabrak pagar pembatas yang dibuat makhluk tersebut. Rasa sakitnya? Lebih menyakitkan saat ia menabrak pagar pembatas sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 'Special' Manager
FanfictionSeperti sebuah takdir, Tari yang merupakan mahasiswi beasiswa di salah satu universitas di Korea Selatan bertemu dengan idol grup rokie Korea Selatan, Bangtan Sonyeondan. Awalnya, idol tersebut hanya mengenal Tari sebagai staf magang di agensi merek...