5. Insensitivity

1K 190 188
                                    

Bev merasa terkutuk setelah mengenal Kenric. Bagaimana ini? Sudah lewat pukul 1 pagi dan Bev belum juga bisa tidur. Ya memang sih, ini hari Minggu, Bev juga biasanya bersenang-senang sampai pagi dan tidak tidur cepat. Tapi tolong diingat, bersenang-senang. Bukan berdiri dan jalan ke sana ke mari dari sudut ruang satu ke sudut lainnya karena mencemaskan keadaan tetangga yang baru ia kenal itu.

"Sial! Bagaimana bisa ia sesantai itu mengatakan penusuknya tidak profesional dan lukanya tidak parah!" Memangnya ada ya luka tusuk tidak parah? Sementara Bev teriris pisau sedikit saja air matanya sudah bisa memenuhi bathtubnya.

Bev berakhir kembali melangkahkan kakinya, membuka pintu apartemennya untuk keluar dan menatap pintu seberang apartemennya. Tapi menggeleng, lalu masuk lagi menutup pintu apartemennya.

"Tidak, Bev. Kau tidak boleh bertindak gila seperti itu. Ah, sial! Kenapa juga kau punya sifat ini Beverly, itu urusannya, kenapa kau begitu perduli"

Tapi Bev kembali menggeleng, benar-benar sial! Seharusnya di hari Minggu pukul 1 pagi Bev sedang menikmati dramanya bersama Netflix, tapi apa ini?

"Baiklah, terserah pandangan orang lain yang penting aku ingin memastikan dengan mata kepalaku sendiri kalau si tampan tetangga seberang itu sedang baik-baik saja"

Okay, Bev memantapkan langkahnya lalu benar-benar keluar dari apartemennya. Cukup lama ia berdiri di depan pintu apartemen Kenric sebelum ia memilih untuk memencet bell apartemen milik Kenric.

Bev tidak lelah memencet bell unit Kenric sampai akhirnya pintu itu terbuka juga. Menampilkan laki-laki yang biasanya berpakaian suit namun tidak kali ini.

Kenric menguap dengan mata yang masih sulit terbuka. Kenric terlihat lucu dengan piyamanya dan kini sedang mengusap matanya.

"Ada apa, Bev?"

Beverly tidak menangkap ada raut sakit pada wajah Kenric dan memutuskan untuk kembali pulang ke unitnya saja. Sia-sia rasanya perasaan khawatir miliknya ini. Yang dikhawatirkan malah sedang tertidur dengan nyaman.

"Tidak jadi" Bev bergerak kembali ke unitnya.

"Oh? Baiklah" Ken menutup pintu unitnya lagi.

Tapi tebak apa yang terjadi sepersekon kemudian?

"Ting-tong" siapa lagi kalau bukan Bev yang kembali memencet bell itu.

Kenric masih dengan wajah bantalnya kembali membuka pintu unitnya.

"Ada apa lagi, Beverly?"

"Bisa aku menginap di tempatmu?" Sontak saja pertanyaan itu membuat mata Kenric terbelalak.

"Apa yang baru saja kau katakan, Bev?"

"Aku ingin menginap di tempatmu. Karena terlalu mengkhawatirkanmu, tadi aku keluar tanpa membawa akses, dan sekarang aku terkunci dari unitku sendiri"

Senyum simpul muncul di wajah Kenric yang tidak lagi mengantuk.

"Kau, mengkhawatirkan aku? Beverly?" Ah, entah kenapa rasanya senang sekali mengucap nama Beverly saat ini.

"Kau ini bodoh atau tuli, sudah ku katakan demikian masih ditanyakan lagi! Jadi boleh atau tidak, langsung ke intinya saja! Lagi pula ini juga gara-gara kau! Rasanya hidupku jadi mendadak sial setelah bertemu denganmu"

Tapi tanpa menunggu izin Bev langsung saja memasuki unit Kenric seperti miliknya sendiri.

"Ya, terserah pemikiranmu saja, Bev. Yang jelas, bukankah dengan kehadiranku kau jadi memiliki pria tampan yang bersedia tidur bersamamu sekarang?"

Bad Boy Next Door: 🤍 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang