Minggu kedua itu, Bevy jalani dengan tidak tenang, beberapa kali ia melihat Kenric tetap mencoba menyambanginya dan ia hanya bisa melihat dari atas jendela. Tolong apapun yang terjadi, Bev benar-benar berharap Ken bisa mengeluarkannya dari pernikahannya bersama Olie di dua minggu lagi.
Mungkinkah hati ayahnya akan tergerak beberapa waktu lagi? Bev benar-benar sadar sekarang kalau ia tidak akan pernah bisa menikahi Olie bagaimanapun keadaannya. Tapi, berharap ayah untuk berubah pikiran itu, seperti matahari yang terbit dari barat, tidak mungkin rasanya.
Setelah satu minggu lagi terlewati, presensi kehadiran Olie mulai terisi kembali, karena kata Olie satu minggu ia absen menghampiri Bevy agar memberi calon istrinya itu istirahat yang cukup ketika sakit.
"Apa sekarang juga kondisimu belum membaik, Bev? Wajahmu masih terlihat pucat" kata Olie yang kini sedang duduk di tempat tidur Bevy karena Bevy menolak saat tadi diajak untuk bepergian.
"Olie, aku tahu ini terdengar gila. Tapi apa ucapanmu saat itu masih berlaku?" Sesungguhnya Bev ragu untuk mengatakan ini, tapi ini adalah satu-satunya harapan yang Bev punya.
"Perkataanku? Yang mana, Bev? Seorang pria sejati tidak akan mengingkari perkataannya, beritahu aku, apa itu?" Jelas Olie serius.
"Kau pernah mengatakan jika bagiku menikah denganmu bukan inginku, aku bisa menyatakan hal itu dan kau akan melepasku, kalau kau ingat saat kita ke kedai es di waktu pertama kali kita bertemu" lihat chapter 21.
"Lalu?" Tentu ekspresi wajah Olie sudah berubah drastis.
"Aku tahu sekali lagi ini memang tidak masuk akal karena pernikahan kita akan diadakan kurang lebih satu minggu lagi, tapi aku tidak bisa, Olie. Ayah Bianca sudah kembali padaku dan bagaimanapun keadaannya aku tidak bisa membuatmu bertanggung jawab atas apa yang memang seharusnya bukan tanggung jawabmu. Aku, ku rasa aku tidak bisa menikah denganmu, Olie. Maaf jika terkesan membohongimu, atau terlihat memberikan harapan palsu bagimu"
Jelas bagi Olie sendiri sulit menerima penolakan yang sebenarnya sudah pernah ia perkirakan, tapi untuk apa dilanjutkan jika memang dari awal Olie sendiri sudah kalah. Iya, Olie kalah dalam mendapatkan perasaan Bevy, ia juga tahu betul Bevy memang tidak pernah mencintainya sekeras apapun ia berusaha.
"Aku tahu, Bev. Aku akan membantumu untuk kembali pada kekasihmu sesuai dengan janjiku waktu itu. Jadi, nama baby nya Bianca, ya? Walaupun Bian bukan anak kandungku, Bev. Tapi percayalah aku memang menyayanginya dan akan selalu terus begitu, walau kau tidak menjadi istriku, ku harap kau masih mau berteman denganku, aku tetap ingin jadi Papa bagi Bian, walau ia punya Daddy yang juga akan begitu mencintainya. Tidak salahkan, jika Bian juga punya papa yang menyayanginya" tutur Olie dengan segaris senyum.
"Kau, bersungguh Olie? Kau akan membantuku membatalkan pernikahan ini? Terima kasih, Olie. Selamanya kau akan menjadi papa bagi Bian. Karena jika tidak ada kau yang dulu mau menerima Bian. Ayahku pasti sudah membunuh Bian bagaimanapun caranya. Sekali lagi, terima kasih Papa Olie" ucap Bevy refleks memeluk Olie.
Ya, Olie sadar betul. Ini adalah pelukan pertama dan terakhir dari Beverly untuknya, karena sejak awal, Bevy memang bukan miliknya.
"Besok hari pemeriksaan Bian, kan? Aku akan mencari kontak Daddy Bian dan memberitahu jadwal pemeriksaanmu besok. Aku akan tetap menjemputmu agar terkesan kau pergi ke rumah sakit bersamaku. Tapi biar kali ini pemeriksaan Bian ditemani oleh daddy nya ya. Setelah itu habiskanlah waktu bersama, aku tahu kalian pasti saling merindu, kan? Nanti kau bisa menghubungiku jika sudah ingin pulang, aku akan kembali mengantarmu untuk pulang" tutur Olie lagi yang membuat mata Bevy berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Next Door: 🤍 [Completed]
Fiksi PenggemarVRENE Western Version. New York merupakan kota metropolitan di mana semua transaksi meliputi ekonomi, banyak terpusat di sana. Merupakan kota terpadat, terdepan, kota yang paling berpengaruh dari segala aspek seperti perdagangan, keuangan, media...