25. Truth Behind

499 89 113
                                    

"Nanti aku coba minta sama ayah, biar bisa pakai ponsel aku sendiri" putus Beverly.

"Apa ada yang kau inginkan sekarang?" Bev menggeleng lalu masuk ke dalam pelukkan Kenric.

"Aku mau tidur di pelukanmu sampai pagi, jangan pulang sebelum aku bangun" Kenric mengangguk menyanggupi.

Mulai dari malam itu, Bev rasa hari-hari bahagia perlahan menghampirinya. Karena Kenric ada di sisinya. Sekalipun tidak pernah ia tanya kenapa dan mengapa, karena ia sejujurnya menyimpan rasa takut lagi-lagi sendirian, jika kembali dipertanyakan, takutnya kebahagiannya akan sirna lagi, seperti saat di mana Kenric meninggalkannya di hotel itu.

Satu bulan telah berlalu, kali ini tidak perlu sembunyi-sembunyi untuk memeriksakan Bianca bersama Kenric, karena ayah tidak pernah mengganggu mereka, walau di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan telah berlalu, kali ini tidak perlu sembunyi-sembunyi untuk memeriksakan Bianca bersama Kenric, karena ayah tidak pernah mengganggu mereka, walau di rumah. Ken menemaninya, bahkan lebih sering menginap walau saat pagi Beverly bangun, Kenric juga akan pulang ke tempat lelakinya itu menginap.

Sejujurnya Bev heran dan juga penasaran, tapi ia menunggu Kenric yang mengatakannya sendiri, karena kalau ayah kan tidak mungkin?

Bev sejujurnya senang-senang saja Kenric selalu di sisinya dan ia bahagia selama Kenric bisa terus-terusan menemaninya, tapi sekali lagi, Bev juga takut. Penawaran apa kira-kira yang bisa Kenric berikan pada ayahnya sehingga membuat seorang Luke mau mengalah sejauh ini.

"Mau jalan-jalan dulu, atau langsung pulang, sayang?" Tanya Kenric setelah mereka selesai melakukan pemeriksaan.

"Sebenarnya aku ingin sekali berjalan-jalan dan memakan pizza juga taro milktea bersamamu. Tapi aku merasa sedikit lelah hari ini, apa boleh?" Ken tentu tahu apa yang harus ia katakan.

"Tentu boleh, kita delivery dari rumahmu, ya?" Bev cemberut.

Sebenarnya beberapa kali Bev memancing seperti ini agar ia tahu di mana Kenric tinggal, tapi jawabannya akan tetap sama.

"Kenapa tidak di penginapanmu saja?" Tanya Bev masih berusaha.

"Di rumahmu jauh lebih aman. Kita pulang saja ya?"

Dan akan selalu begitu. Mereka kembali berakhir di dalam kamar Beverly dan memesan pizza juga taro milk tea.

Yang tidak mereka sadari. Sepasang manik pekat penguni asli rumah ini memantau kebahagiaan mereka, entah apa yang masih dia inginkan, atau hanya sekadar memerhatikan? Siang itu jawabannya diberikan.

"Kriet" pintu kamar Beverly menunjukkan sang ayah menghampiri.

"Ada apa ayah ke sini?" Bev segera berlindung di belakang Kenric.

"Ken, aku butuh bicara denganmu" Ken memberikan anggukkan dan segera berdiri.

Tapi Bevy mencegahnya. Bev menggenggam tangan Ken sambil menggeleng.

Bad Boy Next Door: 🤍 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang