2. Let's Begin

1.3K 228 73
                                    

It's Friday and Beverly always love to take a deep rest from outsider and be the precious Beverly on Saturday.

Sebenarnya Jumat itu berjalan biasa saja dan sesuai jadwal. Bev bangun pagi, membersihkan diri, bersiap-siap, ke kantor, bekerja dengan baik, tidak lupa makan siang, dan menyelesaikan lemburan pada Jumat petang. Sehingga Sabtu ia tidak harus beberurusan dengan pekerjaan yang tertunda, tentu Beverly hate to procrastinate.

Dan ya, saat yang sudah Bev bayangkan untuk berendam dalam bathtub nya dan pergi tidur dengan nyaman telah sirna karena episode itu. Bev menyebutnya episode. Potongan hidup atau jam berharga Bev yang berjalan tidak sesuai dengan jadwal. Kadang Bev juga tidak mengerti, dirinya begitu strict terhadap waktu, but in the same time. Sometimes her heart say otherwise.

Ya contohnya masalah kemanusiaan ini. Bev berakhir 'sleeping with stranger' seperti malam ini hanya karena tidak bisa menolak permintaan Ken. Ya, hanya tidur, jangan biarkan pikiran kalian berkelana lebih jauh. Yang jelas Bev hanya merasa sulit saat ia ingin memberikan penolakannya tadi pada Ken. Entahlah, apakah Ken terlalu tampan? Atau hatinya yang terlalu baik? Tapi Bev percaya, bukan hanya dia yang akan melakukan kebaikan ini. Lagi pula, siapa juga yang tega meninggalkan seseorang dengan luka terbuka sendirian di dalam kamar sementara orang itu tidak bisa berbuat apapun?

Bev tidak memikirkan lagi tubuhnya yang lengket dan berakhir tertidur di sisi Ken. Bev lelah bekerja hari ini dan Bev lelah sudah dibebani masalah Ken seperti ini. What ever Ken think about her, wanita jorok kah, atau bau kah? Bev tidak perduli, lagi pula Bev yakin sekusut apapun dirinya, ia tetap cantik. Dan meski sudah bekerja seharian, parfum mahal Bev tentu masih menempel di kemeja dan sekujur tubuhnya. You can't lie about Chanel No. 5 L'eau.

Tunggu, kenapa jadi cerita tentang parfum Bev? Back to the topic. It's weird right? Kenapa juga Ken harus meminta 'stranger' yang tidak ia kenal untuk menemaninya malam ini? Tidakkah ia takut Bev mencelakainya? Yang itu, tidak mungkin. Toh tadi Bev adalah sosok malaikat cantik yang menolongnya, tidak mungkin ada niat jahat sedikit pun dalam benak Bev. Bahkan sekarang wanita cantik itu tengah tertidur lelap di sebelahnya. Sungguh cantik. Bukan hanya paras cantik hati baik. Ada satu hal lagi yang membuat Ken ingin Bev stay with him this night. Bev melakukan pertolongan dengan baik padanya. Bev tidak menanyakan kenapa bisa terluka? Siapa nama anda? Atau bahkan hal-hal lainnya yang mungkin orang lain tanyakan saat terjadi keadaan tadi. Tapi Bev berusaha sebaik mungkin sendiri. Dan tidak mengganggu privasi Ken. Aneh bukan? Tapi Ken suka cara Bev menanganinya. Bev tidak menyentuh privasinya sama sekali.

Ken sedikit menekan lukanya. Ya, sebenarnya luka tusuk itu cukup lebar dan agak dalam. Tidak bisa hanya di tutup plester besar seperti yang Bev lakukan. Tapi kembali lagi, Ken menghargai usaha Bev. Setelah memastikan Bev benar-benar tertidur. Ken masuk ke kamar kedua yang tidak Bev buka.

Kamar itu, memang begitu adanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar itu, memang begitu adanya. Seperti sebuah ruang operasi yang sudah lengkap dengan banyak peralatan canggih. Ken mengambil jarum tapered dan benang bedah yang dapat diabsorbsi. Ken mendudukkan dirinya di ranjang pesakitan itu, lalu mulai menjahit dirinya. Iya, tanpa obat bius. Ken sudah sering mengalami hal seperti ini sehingga sudah biasa ia menghadapi luka dan memiliki ruang perawatan pribadi. Ya, ia harap Bev seperti wanita yang ada di benaknya. Wanita yang ia harapkan sesuai dengan dirinya. Tidak munafik Ken memang terpana pada wajahnya saat awal, tapi rasa-rasanya, tidak menutup kemungkinan jika Bev adalah orangnya. Tentu Ken menginginkannya.

Bad Boy Next Door: 🤍 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang