□ Lembar 20

7.6K 954 200
                                    

❃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❃.✮:▹G A T A◃:✮.❃

"Jangan bercanda kamu, Mas. Dua hari lalu anak itu datang kepada saya. Mengingatkan saya tentang hari ulang tahunnya. Anak itu hanya sedang bermain-main. Hanya sedang mencari perhatian." Bayanaka sangkal semua penjelasan Nakula dengan ucapan seperti biasa.

Bahwa ia tidak percaya dengan kepergian Gata selama dua hari ini. Ia sangkal. Ia tutupi kegelisahan hatinya dengan berusaha terlihat baik-baik saja.

Nakula menghela napas. Penampilan lelaki itu tidak terlihat baik. Wajah lelah, dengan lingkaran hitam di bawah mata.

Selama dua hari ini, ia sudah berusaha untuk menemukan dimana keberadaan Gata. Namun hasilnya masih nihil. Sampai detik ini, orang-orangnya belum bisa menemukan titik terang.

Gata hilang. Bak di telan bumi. Anak itu hanya meninggalkan banyak pertanyaan di kepala semua orang.

"Terserah kamu mau percaya atau enggak. Lebih baik, kamu tanya semuanya dengan Axel. Lihat, dan dengarkan bagaimana anak itu menjelaskan tentang keadaan Gata. Setelah itu, semua terserah kamu, Naka. Percaya atau tidak, semua hak kamu!"

Kemudian Nakula berlalu dari ruangan adiknya. Ia tutup pintu dengan bantingan. Ia kecewa. Ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Bayanaka tak juga mengalihkan pandangan dari arah kepergian sang kakak tadi. Kini tangannya meraih ponsel, untuk membuka sebuah pesan yang dua hari lalu itu ia abaikan.

Gata
Pa, jangan lupa ulang tahun Gata

Gata
Beberapa hari lagi, lho, Pa
Papa nggak lupa, kan?

Gata
Gata nggak minta hadiah kok. Gata cuma mau Papa ingat dan kasih doa buat Gata

Dan masih banyak pesan lagi yang anak itu kirimkan. Semuanya ia baca. Ia baca untuk pertama kalinya.

Dua hari lalu itu, anak itu datang padanya. Bahkan ia sengaja mempertemukan ia dan Kirana. Anak itu duduk, berhadapan dengannya.

Dengan wajah ceria mengatakan semua keinginannya di hari ulang tahunnya nanti. Seperti kejutan apa yang harus disiapkan, dan melakukan apa saat acara nanti.

Anak itu tuturkan semuanya tanpa ada yang terlewat.

Dan hari itu juga, ia tolak permintaan Gata dengan telak. Ia tuturkan kata-kata menyakitkan seperti biasa.

Begitu pun dengan Kirana. Wanita itu murka. Bahkan hendak pergi dari sana sebelum suara Gata menahannya kala itu.

"Mama sama Papa kenapa nggak mau datang?"

Kirana menarik napas panjang, dengan tajam, ia tatap Gata yang hari itu tersenyum sendu.

"Mama nggak bisa. Mama ada pertemuan dengan seseorang. Ini menyangkut masalah perusahaan. Ulang tahun kamu tidak lebih penting dari ini, Gata. Jangan seperti anak kecil!"

|✔| GATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang