❃.✮:▹G A T A◃:✮.❃
Riuh tepuk tangan memenuhi sudut-sudut aula, saat penampilan tim teater Cakra selesai dengan penampilan mereka.
Semua tim yang berjumlah dua puluh orang itu saling memeluk satu sama lain. Bahkan sudah ada yang menangis diam-diam, hanya karena merasa tak percaya dengan penampilan mereka.
Semua orang bertepuk tangan sekali lagi. Menyambut semua tim dengan suka cita.
Cakra turun dari panggung, lalu duduk di salah satu kursi tunggu. Ia menenggak minuman dingin yang tadi diberikan oleh salah satu temannya.
Rasanya lega, tapi tetap ada sesak di sana. Semua berjalan seperti yang ia harapkan, namun belum bisa membuatnya puas.
Semua itu karena sosoknya. Sosok Gata yang sampai saat ini belum juga kembali. Belum menemukan titik terang dimana ia berada.
"Jangan bengong. Nanti kesambet." Tau-tau Amelia sudah duduk di samping Cakra. Gadis itu nampak anggun mengenakan kebaya berwarna marun.
"Nggak nyangka, hari ini bakal terjadi juga. Lebih nggak nyangka, kalau banyak yang mengapresiasi kita." kata Cakra. Ia buang pandangannya ke depan.
"Kerja keras nggak akan pernah mengkhianati hasil. Cielah, tinggi banget bahasa gue."
Cakra menanggapi ucapan gadis itu dengan tawa. Namun yang Amelia dengar adalah sebaliknya.
Sumbang. Sangat sumbang. Tawa cowok di sampingnya terdengar dipaksakan.
"Cak, sori kalau gue lancang. Tapi kenapa lo harus pura-pura?"
Kepala Cakra lantas menoleh pada Amelia. "Hah? Maksud lo? Gue nggak paham."
"Lo lagi kehilangan. Kenapa harus pura-pura kuat? Semua orang tau kalau lo lagi berusaha menyembunyikan luka lo sendirian."
"Kelihatan banget, ya, kalau gue lagi frustasi?"
Amelia dengan polos mengangguk. "Iya. Keliatan banget. Semua udah terbaca di wajah lo."
"Gue harus gimana? Kalau sekarang gue nangis-nangis juga nggak akan bikin Gata balik gitu aja. Gue harus gimana, Mel?"
Amelia tidak bisa menjawab. Gadis itu hanya menggenggam tangan Cakra. Memberikan hangat yang ia punya. Hanya agar Cakra tahu, bahwa ia tidak melewati ini sendirian.
Dan kedua manusia itu bungkam, sampai Jihan tiba-tiba datang. Wajah gadis itu lebih tirus dari terakhir kali Cakra melihatnya.
"Emm, gue bisa ngobrol bentar sama lo nggak?" tanya Jihan ragu-ragu, ia bahkan melirik Amelia sekilas.
Menyadari tatapan itu, Amelia mengulas senyuman. Kemudian ia berlalu dari sana. Ia ingin memberikan Cakra dan Jihan waktu untuk mengobrol berdua.
"Mau bicara apa, Han?"
KAMU SEDANG MEMBACA
|✔| GATA
Novela JuvenilGata tuturkan semuanya malam itu, di awal bulan Desember kala angin sedang bertiup kencang. "Butuh berapa banyak uang yang bisa aku kasih untuk beli waktu kalian?" @aksara_salara #150821