□ Lembar 14

5.7K 828 122
                                    

❃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❃.✮:▹G A T A◃:✮.❃

Cakra memang tidak terlalu kenal dekat dengan Axel. Tapi Cakra tak bodoh untuk tidak menyadari ada maksud tertentu Axel pindah ke sekolah ini.

Setelah ia menyelidiki semuanya, termasuk bagaimana perangai Axel di sekolah lamanya, ia tidak menemukan hal yang aneh.

Axel termasuk ke dalam jajaran siswa pintar, walau ada beberapa catatan kecil tentang sikapnya yang sering kali bolos dan juga bertengkar dengan teman-temannya.

Itu masih hal wajar. Bahkan ia juga pernah memiliki catatan buruk tentang sikapnya.

Namun, mengapa sampai Axel nekat pindah ke sekolah ini? Masih menjadi pertanyaan yang saat ini belum ia temukan jawabannya.

Pertengkaran Axel dan Gata beberapa hari lalu, ia sudah tahu semuanya. Alvarendra yang bercerita. Ia sedikit menyesal karena tidak memiliki waktu banyak untuk terus bersama Gata. Kesibukan menuntutnya.

"Itu anak baru dikelas Gata bukan, sih?" tanya salah satu anak teater pada Cakra.

"Iya. Namanya Axel. Gue denger, dia baru aja gabung jadi tim basket sama Alvarendra."

"Wah gila sih! Bakal jadi saingan mereka."

Cakra juga berpikir demikian. Alvarendra dan Axel tidak sedekat itu. Dan kini, mereka harus selalu bersama sebagai tim. Ia sudah membayangkan bagaimana raut tak suka Alvarendra.

"Gue ke kantin dulu, lo mau titip sesuatu?" Cakra tak ingin berlama-lama melihat Axel yang saat ini sedang berada di depan kelasnya.

"Nggak deh. Nanti gue bisa beli sendiri kok."

"Oh oke. Gue duluan kalau gitu."

Kemudian ia bawa langkahnya menjauh dari sana. Namun siapa sangka, bahwa Axel mengikutinya sampai ke kantin.

Awalnya ia masih abai, tidak mempedulikan kehadiran Axel. Tapi cowok itu selalu mengikuti langkahnya kemana saja.

"Lo kenapa sih? Ada perlu sama gue?" Akhirnya ia bertanya. Membuat Axel tersenyum tipis.

"Iya. Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Ini tentang Gata."

Karena mendengar Axel mengatakan nama Gata, Cakra lantas dengan terpaksa mengikuti kemana Axel membawanya.

Mereka ternyata menuju gedung baru sekolah. Gedung ini belum ditempati, jadi masih lumayan sepi.

Axel duduk di kursi tua yang entah sejak kapan berada di sana. Memunggungi Cakra yang berdiri di belakangnya.

"Lo mending bilangin temen lo itu, supaya nggak dateng lagi ke rumah gue." kata Axel membuka suara. Suara cowok itu tenang, seolah sedang mengobrol dengan kenalan lama.

Cakra bukan Alvarendra yang langsung tersulut emosi. Secara perlahan, ia juga sedang berusaha memahami karakter Axel dengan baik. Cowok ini terlalu misterius, pemikirannya tidak bisa ditebak. Sama seperti Gata.

|✔| GATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang