6(Obat)

51 7 0
                                    

"Saya mau pamit" Ujar Alaska melepaskan pelukannya.

"Kemana?"

"Ada urusan" Jawabnya gamblang.

"Kamu mau disini dulu, atau saya antar sekalian? "Lanjutnya sambil mengacak surai gadis itu pelan.

"Aku nungguin Mira"Jawab Adelie yang diangguki oleh Alaska.

"Gak ada salam perpisahan nih? "
Sarkas Alaska melirik Adelie yang masih cengo menatapnya.

"Apa? "Tanya gadis itu polos.

Alaska menunjuk bibir Adelie lalu menunjuk ke pipinya sendiri.

Adelie menatap Alaska sebentar. Lalu mengalihkan pandangannya, mencoba menyembunyikan rona merah dipipinya.

"Gak ada"Jawabnya bergetar menahan malu.

"Apa saya aja yang ngasih? "Ancam Alaska melangkahkan kakinya kembali mendekati Adelie dengan seringai kecil dibibirnya.

'Jangan!! Iya!! Boleh banget!! Eh? 'Batin Adelie. Pandangannya menunduk dengan rasa sesak yang terasa menyenagkan. Ia rasakan dagunya ditarik oleh seseorang. Matanya menutup tak ingin mempertemukan matanya dengan mata itu. Dia bersiap untuk segala harapan. Eh, segala kemungkinan maksudnya. Memang dia berharap apa?:)

'Jantungku, sabar yah. Jedag jedugnya jangan keras-keras. Kalau dia denger gimana?'Rutuk Adelie dalam hatinya.

'Lucu banget sih, jadi pengen gigit' Batin seseorang dengan senyum tengil tercetak diwajahnya.

'Palingan dia cuma ngerjain aku kayak diperpus. Hah, kenapa aku harus merem segala coba? Dikira mau dicium? Ngarep? Inget El! Cowok didepanmu ini nyebelin dia gak mungkin-'

Cup!!

What the hell!!

Adelie membuka matanya yang menatap mata itu. Dia terpejam. Sesuatu mengecup keningnya lama. Itu bibir Alaska. Matanya kini terbuka dengan senyum yang lebih mirip seringai kecil? Apa itu?

"Lain kali, disini! "Ujarnya sambil menyentuh bibir Adelie dengan telunjuknya. Kemudian, beranjak pergi meninggalkan gadis yang kini mematung menatap kepergiannya. Pikirannya bergelut tentang kejadian beberapa detik yang lalu.

Sumpah demi novel horror pengeluaran terbaru yang mau Mira kasih ke aku! Tadi Alaska ngapain!?

Dia menyentuh dahinya yang baru saja dikecup Alaska lembut. Lalu dia menatap tangannya sendiri setelah menyentuh dahinya. Kemudian menatap kedepan, bekas Alaska berdiri tersenyum kearahnya. Dengan mata yang penuh ketidak percayaan. Dia menggigit bibir bawahnya dengan senyum tipis yang bisa diartikan, bahagia?

***

Alaska membuka pintu rumahnya dengan malas. Dikursi ruang tamu sudah terduduk satu sosok yang sangat ia benci. Siapa lagi kalau bukan Danis?!

"Ngapain nelfon saya? "Tanya Alaska tanpa berbasa-basi.

"Ada kejutan untuk anak kesayangan ayah"Jawabnya dengan seringai licik yang tak bisa diartikan.

"Gak usah banyak bacot! "Bentak Alaska dengan tatapan yang menajam ke arah pria itu.

"Kita kedatangan penghuni baru yang akan jadi mama baru kamu. "Ujar Pria itu dengan santai.

"Maksud? "Tanyanya datar.

"Bentar lagi dateng, sayang"Jawab Danis sok manis.

Cklek

Suara pintu yang dibuka dari luar terdengar. Semua mata dirumah itu tertuju ke arah suara. Menampakkan seorang wanita dengan membawa koper besarnya.

"Nah, Alaska ini Luna. Dia akan tinggal dirumah ini, bersama kita. Jadi MAMA BARU KAMU."

Alaska [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang