*This is about Yumna🗿***
Dimanakah semua itu bermula? Saat mereka masih balita? Kanak-kanak? Tidak, semua salah. Ini dimulai ketika mereka memasuki Sekolah menengah atas paling populer di Bandung.
"Yumna, hari ini pun kamu cantik banget"Ujar Yura dengan senyuman yang menatap kagum.
"Iya nih, surat cinta para cowok selalu bertumpuk dilokermu setiap pagi. Cih, aku iri"Ujar Ana dengan nada lebaynya.
"Iya, tapi mereka kan cuma jadi bahan kegabutan Yumna? Bahkan kakak Rivan, pemain basket paling cakep dikelas 3 aja diputusin dalam seminggu loh. Parah banget"Seru Aria dengan tawa nya.
Yumna hanya tersenyum sepele. Tidak peduli pada pembahasan membosankan pagi itu. Matanya sibuk mencari raga seseorang.
"Nyariin Alaska ya? "Tanya Yura menebak dengan tebakan yang sangat benar.
"Heran deh, kalian tuh cocok kenapa gak pacaran coba? "Celetuk Aria.
"Atau Alaska ada cewek lain, yang dia suka? "Cercah Ana yang berhasil membuat Yumna melayangkan tatapan pisau kearahnya.
"Am, ampun Na"Lirih Ana ketakutan.
Dari sekian banyak lelaki disekolah ini. Memang hanya Alaskalah satu-satunya yang TIDAK PERNAH MENYATAKAN PERASAANNYA PADA YUMNA. Selebihnya hampir semuanya. Entah itu anak cupu yang malu-malu menembak dengan surat. Atau kakak kelas cukup populer yang langsung mendatanginya kekelas untuk menyatakan cinta. Tidak semuanya berakhir ditolak. Terkadang Yumna menerima mereka dengan waktu pacaran paling lama dua minggu. Setelah itu, Yumna pasti akan memutuskan mereka.
Seorang anak laki-laki memasuki kelas yang ramai itu menenteng sebelah tasnya. Jeritan para gadis terdengar jelas kala dia melangkahkan kakinya menuju bangku tempatnya duduk. Benar! Itu adalah Alaska.
"Aka, kamu nanti pulang bareng sama aku ya? "Yumna mendudukkan dirinya disamping Alaska. Mengabaikan pemilik tempat duduk yang memandang kagum kepadanya.
"Gak bisa, mau futsal sama Deren"Ujar Alaska datar sembari menatap makhluk yang sedari tadi berdiri saja karena tempat duduknya diduduki Yumna. Yumna menajamkan matanya kearah Deren yang sedang menatapnya senyam-senyum. Lelaki dengan kacamata dan rambut mangkoknya itu terlihat menjijikkkan dimatanya. Dan dia alasan Alaska menolaknya? Ah, Yumna ingin menampar wajah cengengesan itu sekarang juga. Tapi dia tidak boleh melakukan itu didepan Alaska bukan?
"Yaudah deh, besok ya? Please??! "
Bujuk Yumna dengan senyum termanisnya membuat Deren merasa melihat bidadari yang turun dari surga:v"Hm"Jawab Alaska seadanya. Kemudian berdiri menarik Deren keluar bersamanya. Yumna mendecak kesal. Ah, kenapa teman sejak kecilnya itu selalu mengabaikannya begini? Padahal lelaki satu sekolah berebut menjadi kekasihnya. Sungguh menyebalkan.
"Ih, Alaska kok bisa sih mau temenan sama Wibu? "Ujar Aira memanasi.
"Tau dari mana kalo sicupu Wibu? "
Sahut Ana menanggapi."Pernah tuh dia ketahuan bawa-bawa komik ke sekolah! Jijay banget gak sih"Jawab Aira dengan nada jijik.
"Iuh, kalau gue udah ilfeel sama tuh cowok. Stylenya gak banget"Lanjut Yura
Yumna hanya menyimak pembicaraan itu. Namun, matanya menatap tajam kearah Alaska dan Deren yang sudah hilang ditelan tikungan koridor.
***
"Ka, lo apaan sih perasaan kita gak ada janji mo main futsal sore ini. Dan lagi kenapa lo tiba-tiba ngajakin gue keluar?"Tanya Deren bertubi-tubi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska [TAMAT]
Teen FictionCerita sudah tamat. *Telah direvisi satu kali. Jadi tidak menutup kemungkinan ada typo. *** Seorang gadis lugu Adelie Setya Anjani harus dipertemukan dengan lelaki menyebalkan yang dengan gamblangnya mengatakan suka kepadanya. Padahal mereka tidak p...