"Yumna sayang, besok aku anterin kamu yah? "Ujar Deren melalui telpon genggamnya.
"Aduh, em maaf nih besok aku harus bareng sama Alaska. Karena dia ngajakin aku berangkat bareng. Aku gak enak kalo nolak kan Aka temen aku dari kecil. Maaf ya Deren. Gak papa kan? "Ujar suara diseberang sana.Tangan Deren mencengkram kuat. Baiklah, hari ini dia akan memberi tahu MANTAN SAHABATNYA itu bahwa Yumna adalah pacarnya sekarang. Dan memintanya untuk tidak usah mengantar jemput Yumna lagi karena ada dirinya sekarang.
"Iya, ok sayang"
"Aku tutup ya? "
"Iya"Deren menghembuskan napas kasar. Tidak habis pikir dengan Alaska. Padahal dia bilang dia sudah menyukai orang lain. Tapi, malah berusaha dekat dengan Yumna? Serendah apa dirinya?
***
Yumna menyunggingkan senyum seringai kepuasan. Pasti si bodoh itu akan menyalahkan Alaska. Hah, yah sebaiknya makhluk bodoh itu memang tidak usah bergaul dengan pangerannya. Sungguh tidak pantas untuk dilihat.
"Una, Alaska dateng tuh"Ujar seorang wanita paruh baya dari ruang depan. Yumna segera menyangklong tas ranselnya dengan senyuman yang merekah diwajahnya.
"Aka, lama? "Tanyanya lembut.
"Buruan! "Jawab Alaska dingin.
***
"Wah bareng Alaska nih? "Bisik Aira memanasi. Yumna hanya tersenyum senang tanpa alasan. Kalau bukan karena dia memaksa Alaksa dengan memohon pada ibunya mungkin Alaska tidak akan mau mengantarnya pagi itu.
"Yumna!! "Itu suara Deren. Yumna memutar bola matanya malas.
"Iya? Em...kita keluar yuk?!"Yumna memaksa lelaki itu untuk keluar mengikutinya seakan berusaha menyembunyikan.
"Kenapa? "Tanya Deren saat mereka sudah jauh dari keramaian.
"Ah, itu aku malu. Hehe kamu ngertikan? "Elaknya dengan senyuman.
"Iya udah"Deren mengelus kepala gadis itu pelan. Yumna refleks menepis tangan itu kasar. Ah, bagaimana lagi? Dia tidak sudi disentuh oleh lelaki dihadapannya itu.
"Em.. Mending sekarang kita balik ke kelas kan udah mau bel"Tawar Yumna yang diangguki Deren. Sebenarnya kenapa Yumna terlihat seakan tidak ingin ada yang tahu hubungan mereka? Atau mungkin Yumna memang belum menyukainya? Tapi Deren yakin seiring berjalannya waktu Yumna pasti akan jatuh cinta padanya. Ya! Itu keyakinannya.
***
"Lo kenapa Na? "Tanya Ana teman sebangkunya ketika melihat ekspresi kesal siswi yang dijuluki queen itu.
"Hah, sumpah. Sampah itu berani banget. Dibiarin nglunjak. "Gerutunya sambil mengusap puncak kepalanya seakan membersihkan kotoran yang ada disana.
"Tunggu 24 jam itu berakhir, dan lo bakal terima hadiah lo yang sebenernya. "
Ana bergidik ngeri melihat ekspresi Yumna yang begitu gelap. Sama seperti ketika dia ingin menghancurkan seseorang. Sungguh dia tidak boleh menjadi musuh gadis itu. Dia sangat mengerikan.
***
"Kemarin kamu bilang tidak mau bertemu atau bahkan bicara sama saya lagi. Bahkan kamj bertukar tempat duduk dengan Dirga. Kesambet apa? "Cercah Alaska memandang lapangan sekolah dari atas rooftop.
"Ini terakhir kalinya kalau gitu. "
Jawab Deren dengan nada dinginnya. Alaska beralih menatapnya, sejujurnya sampai saat ini ia masih menganggap Deren sebagai sahabatnya. Tapi jika dia tidak, ya mau bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska [TAMAT]
Teen FictionCerita sudah tamat. *Telah direvisi satu kali. Jadi tidak menutup kemungkinan ada typo. *** Seorang gadis lugu Adelie Setya Anjani harus dipertemukan dengan lelaki menyebalkan yang dengan gamblangnya mengatakan suka kepadanya. Padahal mereka tidak p...