12 Januari 2021,
Sebuah dering berbunyi dari ponselku. Kudengar suara itu, suara yang selalu membuatku salah tingkah. Entah dari mana dia mendapatkan nomor ku. Terima kasih pada siapapun yang memberikannya. Entah sejak kapan rasa nyaman itu datang. Semua kata-katanya seperti puisi yang tersimpan jelas dalam memoriku. Gila? Iya sepertinya memang aku sudah gila sejak pertemuan tak menyenangkan itu. Berawal dari buku novel yang kami perebutkan, berbalik menjadi dia yang merebut hatiku. Dia berkata dia menyukaiku waktu itu tapi apakah itu sungguhan? Bisa saja tidak. Maka sebisa mungkin ku teguhkan hatiku untuk tidak berharap. Tapi sulit! Kenyataannya adalah aku berharap dia memiliki rasa yang sama sepertiku.Saat terakhir percakapan ditelfon itu.Entah kerasukan apa sampai mulut ini bisa berbicara semulus itu.Dan lebih parahnya lagi aku berkhayal bahwa dia mengatakan kata 'sayang? ' Katakanlah aku sudah gila.Elie~
***
"El, do you wanna be my girlfriend? ""Em, apa? Kamu? Kamu se, serius? "
Aku tak percaya dia menyatakan cinta kepadaku."Of course, i am"Ujarnya sambil mencium tanganku.
"Yeah, I do."Ujarku dengan tersipu malu.
"Awwwwh!!"
"Udah sore! Sholat asar gih! Dibilang jangan tidur sore! Pamali! "
"Ibu? Alaska mana? "Ujar Adelie dengan kebingungan.
"Mana ibu tahu!Kamu mimpi apa memang?"Tanya Risti menyelidik.
"Oh, mimpi ternyata"Gumam Adelie sembari mengusap wajahnya kasar.
'Iyalah, mana mungkin dia nembak aku' Batin Adelie kecewa:)
"Udah sana mandi!! "
"Iya iya, ibuku sayang"Sahut Adelie setengah malas.
***
"El! "
"Iya bu? Kenapa? "Sahut Adelie disela kegiatannya menyisir rambut.
"Ada Alaska."
"Oh"
Bentar-bentar siapa tadi?
"Hah? A-alaska? "Adelie membolakan matanya seakan meminta kejujuran lebih pada ibunya.
"Iya, buruan. Ditungguin! "Ujar Risti sebelum meninggalkan kamar anaknya.
Alaska? Datang kerumahnya? Untuk alasan apa?
Entahlah, Adelie merasa tidak siap bertemu Alaska sekarang. Apalagi setelah mimpi yang baru saja dialaminya. Sungguh dia pasti akan sangat malu jika sampai bertemu dengannya sekarang. Tapi, oh ayolah! Adelie juga bahagia.
Bahagia?
Dia menantikan hari dimana dia akan bertemu lelaki itu lagi. Sudah lama degup jantungnya tak berdetak secepat ini. Ok, baik mari kita cari pakaian terbaik untuk menemuinya.
Tunggu! Untuk apa dia sangat peduli penampilannya didepan Alaska?Tidak. Tidak. Ini salah.
Ok. Baiklahlah rambut rapi. Wajah ok, ketek dimatanyapun tak terlihat. Baju juga lumayanlah.
Kendalikan ekspresi se-natural mungkin. Dan yah, mari kita temui dia sekarang. Ah, jantungnya kambuh lagi.
"Em, ada urusan sama siapa? "Tanya Adelie dengan menggigit bibir bawahnya. Sebisa mungkin meminimalisir tatapannya pada Alaska.
"Jodoh saya."Jawab seseorang itu dengan datarnya.
Gatau aja yang onok dah mo meninggoy:v
"Aku serius! "Tukas Adelie dengan wajah yang ingin marah tapi terlihat lucu di mata Alaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska [TAMAT]
Teen FictionCerita sudah tamat. *Telah direvisi satu kali. Jadi tidak menutup kemungkinan ada typo. *** Seorang gadis lugu Adelie Setya Anjani harus dipertemukan dengan lelaki menyebalkan yang dengan gamblangnya mengatakan suka kepadanya. Padahal mereka tidak p...