27(Tentang Alaska)

29 5 0
                                    

"El, ada yang mau ketemu sama kamu."

"Siapa? Tolong bilang kalau El,"

"Bukan Alaska."Adelie terdiam seketika. Kemudian mengijinkan orang itu masuk ke rumahnya.

Begitu kagetnya Adelie kala melihat bahwa yang datang berkunjung ke rumahnya adalah gadis itu. Gadis yang dicintai kekasihnya.

"Kamu?"Dia menatap gadis itu lekat.

"Hai, El. Gue Sila. Salam kenal."Kemudian menjabat tangan gadis dihadapannya yang tersenyum manis.

"Silahkan duduk."Tawarnya yang diangguki gadis itu.

"Ada apa, ya?"Tanya adelie sensitif. Sila tersenyum simpul melihat respon gadis itu, juga tidak tersinggung.

"Gue mau meluruskan sebuah kesalah pahaman."Jawab Sila membuat Adelie mengernyit.

"Tentang lo dan Alaska."Adelie tertegun mendengarnya.

"Gak perlu. Aku udah gak ada hubungan apapun sama dia."

"Iya. Itu keputusan lo. Gue gak bisa maksa El."

"Tapi ada sebuah cerita yang harus lo dengar tentang Alaska. Cerita yang akan membuat lo mengubah pandangan lo ke dia. Dan tentang hubungan gue sama Alaska. Tapi, gue rasa kurang nyaman untuk ngejelasin semuanya disini."

Adelie terdiam, masih mendengarkan.

"Rosevelt. Gue tunggu lo dua hari lagi di kafe itu. Jam 7 malam. Kalau lo mau tahu dan menyelesaikan kesalah pahaman ini. Dan kalau lo beneran sesuka itu sama Alaska."

"Gak perlu. Aku gak akan datang." tukas Adelie memotong tajam.

Sila masih begitu tenang dan tersenyum meresponnya.

"Tapi gue yakin, lo pasti datang."

"Kalau gitu gue pamit El. Maaf, mengganggu waktu lo. Permisi."Adelie hanya mampu menatap kepergian gadis itu dari rumahnya. Tanpa berniat memikirkan ucapan gadis itu lebih lama.

***

Ada pergerakan?

Target akan melakukan pertemuan dikafe rosevelt. Dalam waktu dekat ini.

Awasi!

Baik, queen.

***

"Gue tahu, lo akan datang El."Sila tersenyum ke arah gadis itu. Mempersilahkannya duduk dihadapannya.

"Aku tidak ingin berbasa-basi. Langsung saja pada intinya."

"Tentu, El. Silahkan dengar cerita kami."

Flashback on

Saat itu gue menginjak kelas tiga SMA. Gue salah satu anggota cheerleader disana. Suatu hari saat gue istirahat, ada adik kelas cowok yang nyamperin gue. Dan dengan gamblangnya, dia minta nomor gue.

"Boleh minta nomor kamu?"

Awalnya gue kaget. Karena, gue gak pernah nemuin cowok yang sesimple itu. Dan dengan percaya dirinya dia minta nomor gue. Dibatin gue saat itu, dia menarik. Dia beda dari kebanyakan orang yang gue kenal. To the point, tanpa basa-basi.

"Boleh."

Akhirnya gue memberikan nomor gue ke dia. Dia senyum ke gue. Dan untuk pertama kalinya, gue terpaku sama sebuah senyuman.

"Thanks."Katanya lalu beranjak pergi. Setelah itu gue gak berpikir akan ada sesuatu diantara kita. Tapi, malam itu dia menghubungi gue. Dan membuat gue kehabisan kata-kata.

Alaska [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang