"Jadi?"Dirga menggantung kalimatnya. Sembari memandang gadis yang duduk dihadapannya kini dengan tingkah yang aneh.
"Tentang semalem, aku mau jawab tentang semalem." Mimik wajah Dirga seketika menegang. Mendadak sekali dia harus menyiapkan hati.
"Dirga aku..."
"Mir! Sebelum itu aku mau ngomong sekali lagi sama kamu."Potong Dirga sembari menggenggam tangan Mira.
"Aku suka sama kamu! Kamu mau jadi pacar aku?"Ucapnya lantang. Sedikit menyita perhatian beberapa orang di kafe itu.
"Ah, em...Ya."Jawab Mira menahan panas diwajahnya.
"Aku juga Dirga." Lanjutnya tak kuasa menahan senyum. Dirga bahagia bukan main mendengarnya. Refleks dia berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil. Berhasil membuatnya seketika malu saat sadar kelakuannya sendiri.
"Ma, maaf Mir. Aku seneng banget."Lirihnya setelah kembali mendudukkan bokongnya pada kursi. Mira mengangguk-angguk semangat.
"Akhirnya kita gak jomblo lagi!"Sorak Dirga dibalas tatapan tajam Mira. Sontak mereka tertawa bersama tak peduli orang-orang memandang tingkah mereka seperti apa.
***
"El sudah datang?"Tanya Alaska tergesa setelah sampai di pintu pepustakaan. Penjaga perpustakaan hanya tersenyum kemudian menunjuk ke arah dimana gadis yang dicarinya itu berada. Benar saja. Adelie sedang santai membaca buku hitam tebal yang amat ia kenal.
"Kamu nunggu lama?"Adelie mendongak kaget. Kemudian tersenyum lalu menggeleng pelan.
"Aku lagi seru banget baca novel horror Jilid 2 ini?"Diangkatnya novel itu sebentar. Mencoba menunjukkannya pada Alaska.
"El! Siku kamu kenapa?" Gusrah Alaska seraya menarik lengan kecil itu. Melihatnya seksama. Terdapat biru disana.
"Ah, ini? Tadi keserempet mobil. Tapi, untung ada orang baik yang nolongin."Jelasnya.
"Sakit?"
Adelie menggeleng.
"Kita obati dulu. Saya beli handsaplas, kamu tunggu!"Adelie menurut saja. Karena Alaska memang selalu memperhatikan bahkan detail kecil dari dirinya.
Tak lama lelaki itu kembali. Menyobek sebungkus handsaplas dan melekatkannya pada lengan gadis itu.
"Hari ini saya mau ngajakin kamu kesuatu tempat. Mau?" Adelie mengangguk pelan.
***
"Lo udah ngelakuin dengan bener. Tapi, masih belum bisa bikin gue puas. Jadi sampai saat itu, lo masih budak gue! Paham?!"Gadis itu mengangguk kaku. Ketakutan terlihat jelas diwajahnya.
***
Bulan bersinar terang, walau sebagian tertutup awan hitam. Bintang-bintang bertebaran dilangit malam yang semakin menggelap. Suasana cukup ramai dengan banyak orang berkeliling. Berdesakan menunggu giliran untuk dilayani oleh para pedangang. Sebuah keriuhan khas pasar malam.
"Jadi inget masalalu"Gumam Adelie bermonolog.
"Tempat sederhana, yang menyimpan banyak kenangan indah." Lanjutnya seraya menatap kagum suasana dihadapannya.
Alaska tersenyum samar. Mengelus puncak kepala gadis didepannya lembut.
"Dan kita harus mengabsen kenangan kita juga disini"Alaska menggandeng tangan itu kesebuah permainan tembak-tembakan.
"El, saya punya tantangan."Adelie mendongak seakan bertanya.
"Siapa yang berhasil dapetin hadiah boneka koala itu dalam 5 kali percobaan. Dia yang menang. Sedangkan yang kalah harus nurutin permintaan yang menang."Adelie mengerutkan kening. Dia sedikit tidak setuju, alasan klise seperti itu sudah sering ia lihat dinovel-novel ataupun film-film. Pasti Alaska yang menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska [TAMAT]
Teen FictionCerita sudah tamat. *Telah direvisi satu kali. Jadi tidak menutup kemungkinan ada typo. *** Seorang gadis lugu Adelie Setya Anjani harus dipertemukan dengan lelaki menyebalkan yang dengan gamblangnya mengatakan suka kepadanya. Padahal mereka tidak p...