K e e n a m

535 47 6
                                    

Yang sulit dalam sebuah hubungan adalah mempertahankan. Bagaimana untuk tetap percaya. Bagaimana untuk tetap terus mencintai.

Batu kerikil sekecil apapun itu, sesekali akan melempari kita, dan kita hanya butuh bertahan.

                                   ***

Hari ini, Keisya berencana untuk makan malam bersama Fahmi. Terhitung dengan hari pertemuan mereka, mereka sudah tidak bertemu selama satu minggu.

Kesibukan mereka membuat agenda pertemuan mereka terbatas. Hanya sebatas berkabar via telfon.

Keisya berangkat sendiri ke tempat yang sudah mereka janjikan. Dan ternyata, Fahmi sudah berada disana.

Beberapa saat kemudian, Keisya sampai dan mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Fahmi.

Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya Keisya menemukan sosok Fahmi disana. Senyumnya mengembang seketika.

Fahmi yang melihat kedatangan Keisya lantas berdiri dan menggeser kursi untuk Keisya duduki.

Keisya menyempatkan memeluk Fahmi ssekila "Kamu sudah lama nunggu?"

"Belum kok" Jawab Fahmi singkat.

Mereka menyantap makan malam mereka sambil mengobrol tentang hal-hal kecil sebatas apa saja yang mereka lakukan seminggu ini.

Sesaat kemudian makanan mereka tandas, lalu Fahmi mengajak Keisya ke rooftops restaurant ini.

Fahmi hanya diam dan menerawang kearah langit. Keisya yang melihat kejanggalan dari gerak gerik Fahmi kemudian bertanya.

"Kamu kenapa?" Fahmi masih tak bergeming.

"Kamu ada masalah?" Tanya Keisya sekali lagi.

Fahmi hanya menghela nafasnya lalu mengambil ponsel dari kantung celananya dan memperlihatkan sebuah foto pada Keisya.

Keisya hanya mengernyit heran melihat foto dari ponsel Fahmi tersebut.

"Itu maksudnya apa?" Ujar Fahmi dingin

"Itu aku nggak cuma sama dia. Ada Ziva juga disana"

"Tapi yang aku lihat cuma ada kalian berdua difoto ini"

"Aku bertiga. Lagian juga dia disana tanpa sengaja dan nggak lama"

"Tapi kamu peluk dia"

"Ya kan teman biasa aja, Mi" Keisya masih tetap membela diri karna memang benar adanya. Mereka hanya berteman.

Fahmi menghela nafas "Jangan main belakang dari aku, Kei"

Keisya membulatkan matanya. Pasalnya Keisya tidak suka dituduh melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan

"Kamu nuduh aku selingkuh?"

"Bukan gitu. Tapi-"

"Dengan pernyataan kamu barusan, sama saja kamu menuduh aku" Potong Keisya.

"Kamu ragu sama aku?" Lanjut Keisya lagi.

"Aku cuma nggak mau kamu sama yang lain" Kali ini nada bicara Fahmi agak meninggi membuat Keisya berjengit kaget.

Keisya benci dengan orang yang berbicara dengan nada tinggi untuknya. Ditambah lagi ini Fahmi, kekasihnya. Dan ditambah pula dengan tuduhan yang sama sekali tidak bisa ia terima.

"Aku nggak pernah main belakang dari kamu sama siapapun, termasuk Kevin. Aku sudah jelaskan ke kamu kalau dia cuma teman"

"Aku nggak marah kalau kamu memang memata-matai aku. Aku mengartikan itu sebagai rasa sayang kamu ke aku. Tapi kalau kejadiannya kayak gini, seharusnya kamu tanya dulu kebenarannya. Bukan menelan semua info yang kamu dapat mentah-mentah lantas menuduh aku gitu aja" Jedanya.

"Dan kamu" Keisya menunjuk kearah Fahmi.

"Kamu nyakitin aku dengan tuduhan yang nggak jelas asal usulnya darimana. Kalau kamu merasa ragu dan merasa paling benar, it's oke. Terserah kamu mau mikir apa. Dan jangan temui aku dulu sampai kamu dapat informasi yang benar tentang aku dan Kevin" Keisya beranjak berdiri.

Fahmi menyesali perbuatannya dan hanya mampu terdiam. Melihat Keisya yang beranjak darisanapun menahan tangannya.

"Mau kemana?"

"Pulang" Keisya menepis kasar tangan Fahmi.

Fahmi membiarkan Keisya pulang tanpa menghentikannya. Hanya itu yang bisa Fahmi lakukan. Fahmi paham betul sudah menyakiti perasaan wanitanya.

"Goblok banget sih, Mi" Gumamnya sambil terduduk dan menjambak kecil rambutnya.

Untung saja pengunjung restaurant ini sepi dan hanya ada beberapa orang saja yang menyaksikan pertengkaran mereka tadi.

Keisya mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Emosinya tidak terkontrol sekarang.

Keluar dari jalan tol, Keisya menginjak remnya kuat-kuat. Kepalanya terbentur setir mobil dan dahinya mengeluarkan sedikit darah segar.

Setelah tersadar, ternyata Keisya baru saja menabrak pengendara ojek online.

Beberapa orang menggedor kaca mobilnya kasar. Keisya diliputi rasa takut. Namun begitu, Keisya memberanikan diri turun dari mobil dan melihat keadaan ojek online yang ia tabrak.

"Maaf bapak-bapak, tolong angkat bapak ini ke mobil saya. Saya akan tanggung jawab" Setetes airmatanya luruh.

Beberapa warga disana membantu mengangkat dan membawa korban ke mobil Keisya.

Tidak sampai sepuluh menit, Keisya sampai dirumah sakit dan korban yang ia tabrak langsung ditangani oleh dokter.

***

Tiara bersiap-siap untuk pulang karena pekerjaannya sudah selesai.

"Halo dokter Tiara. Sudah mau pulang?"

Tiara tersenyum ramah "Iya nih, capek banget hari ini"

"Hati-hati ya, Dokter" Tiara hanya mengangguk dan tersenyum tipis kearah suster itu.

Baru ingin memasuki lift, Tiara melihat sosok yang ia kenal terduduk lemas disana. Tiara langsung dilanda perasaan panik. Tiara bergegas menghampiri orang itu.

Tiara memegang pundak orang itu lembut "Kei"

Keisya langsung tersadar mendengar suara Tiara dan langsung memeluk Tiara

"Gue takut, Ti" Air matanyapun luruh seketika. Ia merasa bersalah sudah menabrak orang dan permasalahannya dengan Fahmipun membuat ia benar-benar lelah.

Tiara hanya menyapu punggung sahabatnya itu pelan, menenangkan.

"Lo ngapain disini? Siapa yang sakit?"

Tiara memegang kedua bahu Keisya yang masih bergetar.

"Gue habis nabrak orang"

Tiara membelakkan matanya "Kok bisa? Lo meleng?"

Keisya mengangguk "Gue nggak fokus" Keisya langsung menatap Tiara.

Tiara melihat darah yang sudah mengering di dahi Keisya "Astaga, Kei. Dahi lo berdarah" Tiara memegang pelan luka Keisya. Keisya hanya meringis merasakan perih di dahinya.

“Kenapa nggak diobatin sih, Kei” Ujar Tiara lirih.

“Nggak berasa”

"Nggak berasa darimana. Dipegang aja lo ngeringis. Ke ruangan gue yuk, kita obatin dulu" Keisya hanya menurut ajakan Tiara.

Sambil membersihkan dan mengobati luka di dahi Keisya, Keisya menjelaskan kejadian tersebut sekaligus ceritanya yang bertengkar dengan Fahmi.

"Lagian Fahmi ada-ada aja nuduh lo gitu"

"Nggak ngerti gue juga"

Tiara selesai mengobati luka Keisya dan membiarkan Keisya berisitirahat di ruangannya.

Tiara bergegas menghampiri dokter yang menangani ojek online yang tadi ditabrak oleh Keisya. Untungnya korban sudah sadar, hanya saja, pengemudi tadi pingsan dikarenakan syok.

Tiara memberikan sejumlah uang untuk mengganti rugi kerusakan motor dan biaya pengobatan selanjutnya kepada pengemudi ojek online tadi karna malam ini pengemudi itu sudah boleh pulang.

"Maafin temen saya ya, pak"

"Nggak apa-apa, neng. Bilangin temennya, lain kali hati-hati"

"Terima kasih sekali lagi, pak"

Setelah masalah selesai, Tiara kembali keruangannya dan melihat kondisi Keisya. Ponsel Keisya berbunyi dan tertera nama Fahmi di sana.

"Kenapa?" Tiara menjawab panggilan dengan nada yang ketus.

"Loh, handphone Keisya kok di lo, Ti? Keisyanya mana?"

Tiara memutar bola matanya malas "Tidur. Habis nabrak orang"

"Terus keadaan Keisya gimana sekarang?" Terselip nada khawatir disebrang sana.

"Nggak kenapa-kenapa, cuma dahinya aja yang luka"

"Gue kesana"

"Nggak usah. Dia aman sama gue"

"Ayolah, Ti" Mohon Fahmi.

"Gue nggak mau ya, kesalahpahaman lo buat sahabat gue celaka kayak gini"

"Gue nggak sengaja, Ti"

"Gue nggak perduli ya, Mi. Udah tau anaknya nggak bisa dituduh dan dibentak kayak gitu, masih aja lo lakuin"

"Gue mau minta maaf sama dia"

"Nanti-nanti aja. Jangan diganggu dulu. Biarin temen gue tenang dulu. Ngerti?"
Final, Tiara mematikan panggilan dari Fahmi sepihak.

Saat Tiara berbalik, Keisya bangun dari tidurnya.

"Ojek onlinenya, Ti. Gimana? Baik-baik aja kan?" Ujar Keisya panik.

Tiara mengangguk "Baik. Lo tenang aja. Bapaknya udah pulang"

Keisya langsung bernafas lega dan membenamkan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Lo nggak usah mikirin apa-apa dulu. Ayo gue anter pulang"

"Tapi mobil gue?"

"Udah sampe rumah lo"

"Makasih banyak, Ti. Gue nggak tau lagi kalau nggak ada lo"

"Lebay lo"

***

Halo guys. Selamat hari Jumat, hehe. Kita melipir dulu dari kisah Nuca Lini yang masih menggantung sampai detik ini. Nucanya belum siap katanya.

Kita masuk ke kisah cinta Keisya Fahmi dulu dengan konflik konfliknya. Setelah ini, sepertinya akan mulai berkenalan dengan konflik setiap pasangan di cerita ini.

Aku cuma mau ingetin lagi, ini nggak pure kisahnya Nuca Lini ya, hehe. Kalian juga boleh memberikan dan membayangkan visual dari tokoh tokoh dicerita ini. Sebebas bebasnya.

Semoga kalian tetap stay sampai akhir cerita ini yaaaa. Oh iyaa, aku mau kasih kejutan buat kalian. Hari ni aku akan update 2 bab. Seru kan? Hehe.

Jadi, tungguin yaaaa......

Love, Cayon!

Dan Selesai [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang