K e e n a m b e l a s

432 55 5
                                    

Tiara kini sedang berada di depan rumah Ziva. Pasalnya mereka hari ini akan menuju ke rumah Keisya untuk menyelesaikan masalah gadis itu dengan kekasihnya.

Persahabatan mereka berempat selalu begitu. Saling membantu satu sama lain jika berada dalam masalah.
Tiara menoleh kearah pintu yang terbuka dan menampakkan Ziva yang tersenyum kearahnya. Tiara yang sudah agak lama menunggupun memutar bola matanya malas.

“Halo, Tiara sayang”

“Gausah sayang-sayang deh Lo, Ziv. Lama banget tau ga” Dumel Tiara.

Ziva tersenyum kikuk “Gue ketiduran, Ti. Tadi habis main bultang sama Biel”

“Untung gue telfon Lo dulu sebelum gue kesini. Kalau nggak, bisa lebih lama gue nunggu Lo disini”

“Ya maaf. Maaf ya Titiw ku sayang” Ziva memajukan bibirnya lalu tertawa.

“Lini udah disana?”

“Udah, sama Nuca, sama Kelvin juga”

“Lah, Sam?”

“Sam nyusul, lagi nemenin mamanya” Ziva yang mendengar jawaban Tiarapun hanya mengangguk.

Telfon genggam Ziva berbunyi. Ternyata Biel menelfonnya.

“Halo, Bi, ada apa?”

Kamu sudah berangkat?”

“Sudah nih, sama Tiara”

“Oh, yasudah, aku menyusul ya, nanti”

“Oke, hati-hati ya”

“Iya, Ziv, aku sayang kamu selamanya”

Ziva hanya terkekeh, tumben sekali, pikirnya “Me too, Bi”

Tiara membelokkan mobilnya memasuki gerbang rumah Keisya. Mobil Nuca dan Sam sudah terparkir disana. Mereka berdua kemudian turun dan mendapati teman-temannya masih duduk di depan rumah Keisya.

“Loh, kok nggak masuk?” Tanya Tiara.

“Nungguin kalianlah” Ujar Lini ketus

“Ih, marah-marah aja Lo” Ledek Ziva.

“Lagian lama banget” Dumel Lini lagi.

“Temen lo nih, lama, pakai acara ketiduran lagi” Ujar Tiara sambil menunjuk kearah Ziva.

Ziva hanya terkekeh “Yuk, masuk” ajak Ziva sekaligus mengalihkan pembicaraan.

“Kalian duluan. Setelah kalian bicara, baru kami menyusul” Ujar Nuca

Para gadis hanya mengangguk dan memasuki rumah Keisya. Lalu segera menghampiri Keisya di kamarnya. Keisya sedang menikmati lamunannya di depan balkon kamarnya. Mereka bertiga saling menoleh.

“Lo samperin deh, Lin” Ujar Tiara
Mahalini berjalan kearah Keisya dan duduk tepat disampingnya.

“Kei” Keisya hanya menoleh dan berdeham

“Mau ngobrol” Mahalini berujar pelan.

Keisya terkekeh “Yaudah, ngobrol aja”

Mahalini melirik kedua temannya “Nggak disini, di dalam aja”

Keisya mengikuti arah pandang Lini dan mendapati dua temannya disana. Keisyapun akhirnya tersenyum.

“Kenapa hati-hati gitu sih, ngomong sama gue?” Keisya masuk ke kamarnya meninggalkan Mahalini disana.

“Gue baik-baik aja lagi” Keisya berusaha meyakinkan teman-temannya.

Ziva menghela nafasnya pelan. Meskipun ia terlihat masih seperti anak kecil yang petakilan, tapi Ziva lebih dari dewasa untuk membaca situasi hati teman-temannya.

Dan Selesai [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang