13. Hukuman

33 5 0
                                    

####

Studytour, momen yang gue tunggu, momen yang gue harap akan jadi salah satu kenangan yang menyenangkan justru sebaliknya. Itu adalah momen yang membuat gue sedih dan ingin melupakan kenangan itu.

Sekarang gue udah pulang dari studytour. Tentu saja gue baru sampai di rumah gue.

"Ina pulang"

"Eh adek kaka udah pulang."

Tentu dia Kim Jungwoo, kakak gue. Tumben banget dia nunggu kepulangan gue.

"Gimana studytournya, asik?"

"Gatau ah, asik engga cape iya."

"Hmm adik kakak cape ya, sini peluk." Kata kak Jungwoo lalu meluk gue.

Pelukan hangat seperti saat ini yang gue butuhkan, ngga lebih. Rasanya gue bisa melupakan kenangan buruk itu sejenak. Makasih kak udah pengertian sama gue.

"Oleh-oleh buat kaka ngga lupa kan?"

Lah ini kaka gue sama aja. Udah tenang gue, ujung-ujungnya ada aja yang diminta.

"Iihh kaka, aku baru pulang studytour cape, yang ditanyain malah oleh-oleh. Tuh semuanya ada di tas. Aku mau ke kamar istirahat aja."

Gue akhirnya pergi meninggalkan kak Jungwoo menuju kamar gue. Jujur emang rasanya udah cape banget, gue pengen istirahat.

#####

Di sekolah

Hari ini kita udah mulai sekolah lagi. Libur hanya diberikan 1 hari, itu udah cukup buat melepas rasa lelah habis studytour.

Kringgg......
Bel masuk berbunyi

"Selamat pagi anak-anak. Bagaimana kabar kalian. Bagaimana dengan studytournya, seru tidak?" Kata pak Kyungsoo yang baru datang ke kelas.

"Seruu pak."
"Asikk banget pak."
"Wahh jangan ditanya pak."

Gue hanya bisa tersenyum melihat teman-teman gue yang antusias menjawab pertanyaan pak Kyungsoo. Bagi mereka mungkin itu adalah kenangan indah. Tapi bagi gue, gue hanya ingin waktu itu selesai dengan cepat.

"Untuk laporannya kalian mulai siapkan dari sekarang ya."
"Oh ya saya mendapat informasi kalau ada dari kalian ada yang tidak mau mengerjakan tugas, siapa?"

Semua anak bingung, gue hanya diam. Gue tahu itu pasti Somi yang laporin ke pak Kyungsoo.

"Tidak ada yang mengaku, atau saya tunjuk saja orangnya?"

"Oke kalau tidak ada yang mengaku saya tunjuk."
"Semua kelompok 2 kecuali Ina dan Jeno maju ke depan sekarang."

Mereka yang dipanggil akhirnya maju ke depan kelas.

"Kenapa kalian tidak bertanggung jawab seperti ini? Mau tidak dapat nilai?!"

Pak Kyungsoo mulai menginterogasi mereka. Terlihat dari wajah mereka, bahwa mereka ketakutan.

"Ini mereka mau diapakan enaknya. Mau diberi hukuman apa?" Tanya pak Kyungsoo ke anak sekelas.

"Oke karena kalian dari kelompok 2, saya serahkan kalian ke ketua kalian. Kim In-ah ini teman kamu mau diapakan?"

Pak Kyungsoo bertanya ke gue. Gue bingung, di satu sisi gue juga merasa tidak dihargai, tapi disisi lain gue masih ngga mau kelompok gue hancur.

"Sepertinya mereka tidak usah dihukum pak. Saya percaya mereka. Kami nanti pasti akan mengerjakan laporannya bersama pak." Gue akhirnya memberanikan diri buka suara.

"Ya sudah kalau keputusan dari kamu seperti itu. Kalian berempat harus mengerjakan bersama. Jika saya mendengar informasi seperti itu lagi, saya akan hukum kalian."

"Baik pak."

Mereka berempat kembali duduk ke bangku mereka. Gue bisa lihat ekspresi tidak suka dari Lami dan Yuna. Gue juga bisa melihat Jaemin dan Renjun, wajah mereka menunjukkan rasa bersalah.

---

Kringgg.....
Bel istirahat berbunyi

"Guys besok mau ngerjain laporannya dirumah siapa?" Tanya gue ke kelompok gue.
"Di rumah lo aja Na yang deket hehe." Jawab Renjun.

"Yaudah nggapapa. Besok kalian dateng aja ke rumah gue."

"Oke."

Hukuman? Mungkin gue ingin mereka menerima hal itu. Tapi gue ngga mau kelompok gue hancur. Gue percaya sama mereka, karena mereka teman-teman gue.


.
.
.
.
.
Vote💚


PERGI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang