[ BAB 13 ]

60 1 1
                                    

06:25 wib

Ting

Notifikasi masuk dari kiara satin. Agista membuka matanya perlahan, kenapa kiara  chating dirinya sepagi ini. Biasanya tidak pernah, oh apa karena kemarin dia di cuek in sama agista yang lebih memilih menonton episode terakhir dari drama itu.

[ AgIsTa!!! ]
Begitu isi pesannya.

Dan agi bingung dengan pesan yang ia terima barusan, kenapa juga pesan yang belum sempat ia baca sebelumnya di hapus oleh kiara. Dan ini, kenapa tulisannya begini. Kurang kerjaan atau kesal.

Agi menutup kembali ponselnya, biarlah kiara marah sebentar. Lagian nanti di sekolah mereka akan baikan lagi, agi malas sekali mendengar curhatan kiara tentang kisah asmaranya. Bukan iri, tapi malas saja.

“agi, bangun sekolah, dah jam 7 nih” ucap bunda mengetuk pintu.

Hem, bunda bohong. Inilah trik jitu bunda, biasanya agi akan tertipu tapi kali ini dia tidak akan tertipu sebab dia sudah bangun.

06:45 wib

“minggir!!!”
Teriak agista melihat zaki yang hendak menuju meja makan. Dia menghalangi jalan sang ratu agista.

“yaelah, teriak teriak. Ini rumah bukan hutan” ketus zaki tidak suka.

Agista tak perduli, ia menjelerkan lidah mengejek sang adik yang tampak terganggu.

“sudah, duduk makan sini” bunda menengahi.

Makan hari ini seperti hari sebelumnya, nasi goreng, susu dan telur ceplok. Bunda selalu begitu jika makan pagi, katanya bunda lebih suka masak ini lebih gampang. Bilang saja malas, kadang agista berkata demikian.

“oh, ya gi kemarin ayah enggak lihat kiara?” tanya ayah di selah makannya.

“itu..”
Bilang tidak ya?, batinnya.

Agi ragu jujur kepada sang ayah, apalagi bunda mereka pasti akan menjejali dirinya nasihat yang akan membuatnya seharian di omelin. Lebih baik jangan deh, telak agista.

“itu, kemarin kiara lagi kerja kelompok sama temannya. Jadi aku malas nunggu dan minta pak mul antarin aku duluan” bohong agista.

Mata bunda menyelidik melihatnya, apa bunda tahu jika agista berbohong?.

“terus, kenapa kamu tidak ikutan juga?”
Selidik ayah.

“itu bukan tugas kelas yah, itu tugas ekskulnya kiara” kilah agista.

Sejak kapan agista pandai berkilah di depan ayah dan bunda, tentu sejak kiara dekat dengan pria. Mungkin. Dan ayah pun percaya.

Setelah makan pagi, agista segera beranjak pergi ke sekolah. Dia harus cepat jika tidak ingin terlambat.

Hari ini bus sepertinya sudah lewat, apa lagi yang harus dilakukan. ya jalan kaki atau berharap kak aski lewat dan menawari tumpangan lagi untuknya.

¤¤¤¤¤

Sekolah sudah ramai dan dari jauh depan gerbang sekolah, agista berjalan sepertinya harapan itu tidak terkabulkan. Lihat dia jalan kaki dari rumah, ya walau bukan pertama kalinya.

Kelas 10 2 juga sudah ramai tetapi agista belum melihat sosok sahabatnya. Apa dia terlamabat? Pikir agista. Dia mendudukkan diri, menegangkan kaki yang mulai pegal. Mungkin efek sering nebeng kali ya, jadi kakinya kaget gitu diajak jalan jauh.

Beberapa menit kemudian bel berbunyi, tetapi kiara belum juga terlihat hilalnya. Apa dia telat atau memang bolos sekolah, tetapi sepertinya kiara bukan tipe yang suka bolos. Atau dia ngambek sebab agista tidak membalas pesan dan telepon darinya.

“aina!” panggil agista.

Aina menoleh.

“kiara bolos ya?” tanyanya.

Aina menjabat sebagai sekretaris kelas, jadi dia yang akan tahu siapa saja yang bolos sekolah ataupun izin.

“iya, dia alpa tanpa keterangan” jelasnya.

"emang dia kemana gi?" aina balik bertanya.

Jelas kan agista temannya kiara, mana mungkin tidak tahu.

Agista menggeleng.

Agista tidak tahu Kenapa dia bolos dan kemana dia. Apa benar dia ngambek sebab hal itu, tetapi tidak mungkin kan hanya hal kecil seperti itu membuatnya harus bolos sekolah.

Agista tidak ambil pusing, biarlah mungkin kiara sangkin senangnya jadi bolos sekolah. Nanti pas istirahat agista akan coba menelepon kiara, dan minta maaf soal kemarin.

¤¤¤¤¤

22 july 2021
.
.
Semoga suka
Jangan lupa vote ya
Terima kasih

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang