[ BAB 16 ]

29 1 1
                                    

Agista begitu terkejut dengan sikap kiara barusan, ia tak menyangka jika akan menjadi masalah hanya karena dirinya tidak membalas pesan. Tak hanya agista, orang orang yang ada disekitarnya pun ikut terkejut menatapnya.

Tidak, agista butuh penjelasan. Tidak bisa kiara menjauhi dirinya karena hal sepele, tidak bisa. Agista berjalan menyusul kiara yang telah hilang dari pandangan.

“agi?!” panggil dio.

Agista mendengar namun tak ia hiraukan, dia terus berjalan dengan langkah lebar. Dan setelahnya langkah agista memasuki ruang kelas, dengan nafas menggebu gebu agista menatap seisi kelas. Tidak ada, kiara tidak disana. Kemana dia?.

Agista beralih berjalan dengan langkah yang sama dengan tujuan berbeda. Perpus, pasti disana kiara sekarang. Mungkin hari ini akan menjadi hari paling buruk baginya, dimana dia dan kiara bertengkar hanya karena hal sepele.

Semua yang melintas menatap kaget agista yang tampak seperti kerasukan, tidak ada yang menegur. Hingga ia tiba di perpustakaan sekolah yang isinya penuh dengan buku buku, segera agista masuk dan mencari lorong demi lorong. Dari lorong pendidikan, novel, biografi dan sebagainya hingga ia menemukan sosok yang di cari tengah berdiri dengan buku di tangannya.

Kiara terlihat tenang walau tahu agista menemuinya, dia tidak beranjak dari tempatnya. Agista menatap temannya dengan rasa kesal.

“kiara, aku butuh penjelasan” agista menahan suaranya.

Kiara tetap dengan posisinya, namun tatapannya berbeda.

“kenapa? Kenapa kau..” belum selesai ucapannya.

Seketika kiara berhambur dalam pelukan agista dengan isak tangis yang tertahan, jika keras keras nanti terdengar. Ingat ini perpustakaan. Agista terkejut dengan apa yang barusan terjadi, kenapa tiba tiba kiara berubah. Tadi dia seakan enggan menatap atau berdekatan dengan dirinya, tapi kali ini dia memeluk erat tubuh agista.

Agista tidak boleh luluh dalam sekejab, dengan keras ia melepas paksa pelukan kiara darinya. Tertinggal genangan yang membuat baju agista basah, dasar kiara ini baju bukan lap ingus.

“agi!” lirih kiara.

Agista bertahan dengan wajah angkuhnya, baiklah silakan kiara, agista menunggu kata maaf darimu. Batinya.

“aku butuh sendiri, sebaiknya kau jauh jauh dariku!”

Brak, mata agista membelalak. Apa itu barusan, apa yang dikatakan kiara. dia ingin agista tidak mendekati dirinya. What? Please agista butuh penjelasan yang detail.

“maksud kau?”

“kita tak perlu lagi berteman, aku sudah bosan berteman dengan kau!”

Bagai petir di siang bolong, hati agista hancur mendengar ucapan yang keluar dari mulut kiara. Ini pertama kalinya agista merasa sangat sakit, sebelumnya tidak pernah ia merasa demikian.

“hah!”

Kiara menatap agista yang juga menatapnya, lalu ia segera pergi darisana.

“tunggu!”

Kiara menghentikan langkahnya.

“huh, baiklah jadi kau ingin kita tidak usah berteman lagi gitu?. Oke. fine, aku juga sudah muak melihat orang yang sok. Yang sukanya mau di perhatikan, maunya dituruti pesan enggak di bales aja ngambek” sarkas agista.

“sudahlah, aku juga enggak butuh orang semacam itu. Huh, akhirnya aku bisa juga bernafas lega dari lingkup toxic friendship!” Sambungya dan berlalu meninggalkan kiara yang mematung.

Kiara merasa sakit kala mengatakan apa yang barusan terucap dari mulutnya, dan yang lebih sakit lagi kala ucapan itu juga keluar dari sahabatnya sendiri.

Agista berjalan angkuh, mencoba menahan air mata yang ingin terjun. Keluar dari perpustakaan dengan senyum terpaksa ia berikan pada bu triska kala menatapnya.

Agista butuh sendiri, tak apa sendiri tidak akan pernah sakit hati. Agista sekarang kau tidak perlu lagi memikirkan teman, cukup sebagai kenalan tidak perlu lagi menjalin tali persahabatan. Sudah cukup.

¤¤¤¤¤

25 july 2021
.
.
Semoga suka
Jangan lupa vote ya
Terima kasih

I WANT YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang