Aku lelah berpura-pura, lelah, aku semakin tak bisa menyembunyikan perasaan ini dariku atau darimu~~ Kim Rowoon.
Hyeyoon terpaku menatap tangan besar yang terulur ke arahnya. Gadis itu tak bergeming dengan dahi berkerut.
Pria ini mengajakku berteman, apa ada yang salah dengan otaknya? Kenapa tiba-tiba dia mengajakku berdamai, setelah perlakuan buruknya padaku selama ini?
Kalimat itulah yang terus terngiang-ngiang dipikiran Hyeyoon sehingga membuat dahinya makin mengkerut dan bibirnya berkedut tak percaya.
"Aku serius," ujar Rowoon menyakinkan.
Seakan-akan dia tahu jika Hyeyoon tak percaya dengan ajakannya.
Mendengar hal tersebut membuat Hyeyoon makin bimbang, dia tetap tak bergeming dengan mata yang masih menatap tangan besar yang masih terulur dengan setia, bahkan dia melihat pria itu makin mantap mengarahkan tangan kanan itu ke arahnya.
"Terimalah permintaan maafku, dan berjabat tangan denganku. Aku janji tak akan mengganggu kehidupanmu lagi ataupun ikut campur urusanmu lagi." paksa Rowoon.
Merasa kasihan sekaligus mulai sedikit percaya akhirnya Hyeyoon menyambut uluran tangan tersebut, tak mungkin kan dia membiarkan tangan itu tetap terulur untuk waktu yang lama__ pikirnya.
Mata Hyeyoon terbelalak ketika tangan mereka bertemu, besar dan kecil, keras dan lembut, bahkan dia bisa merasakan gesekan kehangatan yang dialirkan oleh tangan besar itu sehingga menimbulkan beberapa letupan-letupan kecil yang hanya bisa dirasakan olehnya. Jantungnya makin berpacu dengan kencang saat Rowoon mengeratkan genggamannya.
"Mulai sekarang kita berteman." senyum Rowoon tanpa melepaskan genggamannya sedikit pun.
"Mmm.." tenggorokan Hyeyoon terasa kering, jadi yang keluar dari bibirnya hanya sebuah gumaman tak jelas.
Rowoon tersenyum geli melihat tingkah malu-malu Hyeyoon, wajah gadis itu merah merona menghiasi pipi bulat yang terlihat sangat menggemaskan, membuatnya ingin sekali mencubit dan menggigit pipi tersebut.
Ya Tuhan Woon, kau tak lupa kan apa yang kau inginkan? Jangan seperti ini, hentikan pikiran gilamu!!
Rowoon menggeleng, mengusir rasa tertarik terhadap gadis berpipi bulat yang ada di depannya. Sekelebat rasa tertarik yang tiba-tiba hadir dalam pikirannya. "Well, karena sekarang kita berteman, maukah kau minum teh bersamaku sore ini?" tawarnya.
"Minum teh? Kenapa tiba-tiba sekali?"
"Tidak!! Kenapa kau pikir hal itu tiba-tiba? Aku memang berniat mengundangmu minum teh, hal itu sebagai cara mendeklarasikan hubungan pertemanan kita."
Belum sempat Hyeyoon menjawab, tiba-tiba lift terbuka, dan beberapa staf hotel masuk berbaur dengan mereka, membuat gadis itu sontak melepaskan tautan tangan mereka.
"Akan aku pikirkan." ujarnya berbisik, dia tak ingin pembicaraan mereka sampai di dengar orang lain.
"Kenapa harus berbisik?"
Rowoon menatap ke arah Hyeyoon yang sejak tadi tak berani menatap ke arahnya, ada sedikit perasaan tak rela hinggap di hatinya ketika tautan tangan mereka terlepas. Dia tak sadar jika kelakuan mereka berdua menjadi tontonan bagi para staf hotel yang baru saja masuk ke dalam lift.
"Aku tak enak dengan para stafmu," ujar Hyeyoon masih berbisik.
"Kalian dengar!! Ini bukan tontonan, jadi kalian tak perlu melihat ke arah kami, kerjakan urusan kalian tanpa harus menonton kami." ujar Rowoon mengingatkan kepada para stafnya sehingga membuat mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah lain, kemudian dia kembali menatap ke arah Hyeyoon kali ini dengan senyuman di bibirnya. "Done.. aku sudah memperingatkan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winning Your Heart
FanfictionMemenangkanmu sama sekali tak mudah, aku harus berjuang melelehkan hatimu yang beku, sebeku salju di musim dingin~~Kim Hyeyoon Hatiku tidak beku begitu saja, aku hanya terlalu malas terlibat dengan urusan yang bernama cinta~~Kim Rowoon Ketemu lagi d...