Dulu saya berpikir jika jatuh cinta adalah hal yang paling gila, karena mematikan logika. Hingga akhirnya rasa cinta itu nyata saat aku mengenal dirimu dan membuatku bahagia~~ Kim Rowoon.
"Apa mommy lupa, aku mengingatkan mommy agar tak mengungkit masa lalu. Masa lalu yang tak perlu dikenang, karena tak akan ada yang berubah, bahkan jika kita mengingatnya."
Rowoon berlalu dari hadapan Emily__ sang ibu__ setelah dia mengatakan hal tersebut. Raut wajahnya berubah dingin, membuat bulu kuduk Emily sedikit merinding.
"Baiklah jangan mengingatnya!! Terserah padamu woon! Kau akan tetap hidup membujang atau tidak, itu semua terserah padamu. Mommy hanya memikirkan kebaikan dan kebahagianmu." Suara wanita itu meninggi seiring menghilangnya tubuh Rowoon di balik tembok. Emily mengeram kesal, hal yang jarang sekali dilakukan olehnya, dia melepas lipatan tangannya dan meninggalkan dapur. Emily berjalan masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan kencang.
Brakkk..
Rowoon berhenti melangkah, pria itu bersender pada dinding dapur dan menutupi mukanya dengan tangan, hembusan nafas kasar keluar dari bibir sensualnya. Dia mengerti kenapa Emily bisa begitu marah padanya. Tapi hal itu tak membenarkan perlakuan sang ibu yang terus memata-matai dirinya, dan apakah salah jika dia selalu memegang prinsipnya?
Dia tak ingin satu pun wanita mengganggu hidupnya? Tak satu pun, tanpa terkecuali?
Rowoon membuang nafas keras-keras tanda frustasi. "Apa aku salah jika aku tak ingin menikah sebelum usiaku 35 tahun?"
Rowoon terhenyak kaget saat merasa ada sebuah tangan menyentuh bahu lebarnya. Pria itu melepas tangan yang menutupi wajahnya dan menoleh ke belakang, mencoba mencari tau siapa yang telah menyentuhnya. Walau sesungguhnya dia tau siapa yang berani menyentuh dirinya selain sang ibu di rumah ini.
"Dad!"
Ya, ternyata yang menyentuh dan mengagetkan Rowoon adalah Kim Sangyoon__ sang ayah__ pria paruh baya itu kini ikut bersender di sebelah Rowoon.
"Kau tau, kali ini mommy mu sangat marah padamu, Woon. Hal yang jarang sekali dia lakukan__" desah Sangyoon pelan.
Rowoon hanya mampu mengangguk, pria itu terdiam untuk sesaat, merenung jika apa yang diucapkan oleh sang ayah ada benarnya.
"Aku tau dad."
"Bisakah kali ini kau mengakui perasaanmu pada Hyeyoon?! Kau tak akan pernah sembarangan menyentuh wanita jika kau tak menyukainya. Kau menyukainya, bukan?" Sangyoon menatap lembut ke arah Rowoon.
Pria berusia senja itu mengusap-usap bahu sang putra yang masih terdiam mendengar perkataannya.
"Dad, bisakah kalian tak memaksaku, aku memang menciumnya. But that its, hanya itu, tak lebih. Jadi kalian jangan mengharap apapun dari ku."
Suara Rowoon terdengar lirih saat menjawab Sangyoon, dia tak mampu untuk berdebat dengan sang ayah yang terlihat sangat berwibawa di matanya. "Aku tak bisa memberikan apapun yang gadis itu inginkan?"
"Memang kau tau apa yang diinginkannya?" Sorot mata Sangyoon semakin tajam namun suaranya selembut sutra.
"Jika aku berhubungan dengannya, pasti dia akan meminta hal lebih. Dia pasti ingin aku mengikatnya dalam suatu tali pernikahan yang tak ingin ku lakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winning Your Heart
FanfictionMemenangkanmu sama sekali tak mudah, aku harus berjuang melelehkan hatimu yang beku, sebeku salju di musim dingin~~Kim Hyeyoon Hatiku tidak beku begitu saja, aku hanya terlalu malas terlibat dengan urusan yang bernama cinta~~Kim Rowoon Ketemu lagi d...