♡ 28 ♡

165 18 7
                                    

Terima kasih untuk semua orang yang tak bisa ku sebutkan satu persatu dan tentunya yang masih menunggu kelanjutan 'Winning Your Heart'
Terima kasih banyak💖
Dan hanya kata itu yang bisa aku ucapkan.
Sarange😍💋


Warning: Berhubung cerita ini sudah lama absen dari dunia perorenan, aku minta maaf jika kelanjutannya tak seperti yang kalian bayangkan atau sekiranya alur cerita berubah jadi aneh.. Tapi aku harap alur ceritanya fine2 aja dan masih tetap nyambung ama cerita sebelumnya.









Sirene mobil polisi dan ambulans mulai saling bersahutan. Tak lama setelah polisi membekuk para penjahat, mobil ambulans pun berdatangan. Ya.. tentu saja Sean yang berinisiatif memanggil beberapa petugas medis agar datang ke tempat kejadian. Perasaan tak enak yang sempat singgah dalam hatinya terbukti menjadi kenyataan. Di antara lalu lalangnya polisi dan penjahat yang mereka tangkap, Sean menangkap sekilas bayangan Rowoon terbaring lemah dengan tubuh yang berlumuran darah.

Hyeyoon yang ikut masuk ke dalam gudang bersamanya menjerit, gadis itu langsung menghambur ke arah Rowoon. Tak lama kemudian tangis Hyeyoon langsung pecah dan memenuhi gudang.

Sean mendesah saat petugas medis mulai memindahkan tubuh lemah Rowoon ke atas brankar. Sudut bibirnya terangkat seakan-akan ingin mengatakan sesuatu namun hal itu tak jadi dia lakukan.

Dengan isyarat tanda oke melalui tangannya, bahkan senyum terlemah yang pernah dia tunjukan Rowoon merespon rasa cemas yang nampak di wajah Sean.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Sean ke arah Hyeyoon.

"Seperti yang kau lihat. Aku rasa dia kehilangan banyak darah," tutur Hyeyoon cemas, perlahan tangisnya mulai mereda.

"Kau terlalu nekat, Woon," geleng Sean tertuju pada Rowoon.

Rowoon tak menggubris omelan Sean, ringisan rasa perih cukup mewakili dirinya agar Sean mengerti dan tak banyak bicara lagi. "Kau senang jika ucapanmu selalu benar," desahnya pelan.

"Di saat seperti ini bisa-bisanya kau bergurau, Woon. Kau baik-baik saja kan?"

"Rasanya seperti ingin pingsan. Tubuhku lemas sekali," ucap Rowoon sedikit bergurau.

"Kau pasti kuat. Aku percaya kau bisa menahannya. Apalagi setelah Hyeyoon berlari menghambur ke arah pelukanmu," ledek Sean.

"Yeah, kau benar, kau selalu benar. Hyeyoon ah jangan lupa kalau aku mencintaimu." Rowoon berkata dengan lirih meski senyum tak pernah lepas dari raut wajahnya.

Setelah mengatakan hal tersebut perlahan tangan Rowoon terkulai dan matanya pun mulai tertutup.

Petugas medis dengan sigap memeriksa kondisi Rowoon, kepanikan mulai nampak di wajah mereka.

Sean terlihat kalut namun berusaha menyembunyikan kekalutannya demi Hyeyoon. Kondisi gadis cantik itu jauh lebih buruk dari dirinya. Jika dia terlihat kalut di depan Hyeyoon sudah pasti ketegaran gadis itu runtuh, karena tak kan ada yang menguatkan Hyeyoon di saat Rowoon pingsan begini.

"Bagaimana keadaannya? Dia akan baik-baik saja kan? Sejak keluar dari gedung aku merasa seperti akan kehilangan Rowoon. Dia terlalu memaksa bicara, harusnya.. harusnya aku tak membiarkan itu terjadi. A-aku harus bagaimana. Oh tidak.. buka matamu kembali, Woon. Kuatlah, kau orang terkuat yang aku kenal. Bahkan peluru itu tak bisa menghalangimu untuk mengutarakan cintamu padaku, Woon. Woon.. sadarlah, buka matamu kembali. Jangan tinggalkan aku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Winning Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang