♡ 10 ♡

347 46 78
                                    

Kau tak bisa menghindar begitu saja dari perasaanmu, hal itu di luar kuasamu dan juga kehendakmu, segala sesuatu yang berasal dari hati akan di atur kembali oleh hati~~ Kim Hyeyoon.

Hyeyoon menepis tangan Rowoon yang ada di dagunya, gadis itu berdeham mencoba mengusir kegugupan akibat atsmofer yang tiba-tiba berubah, suasana yang tadinya tenang bagai air, menjadi sesuatu yang lebih berbahaya melebihi api.

"Jangan seperti ini, tuan sombong. Aku memujimu karna kau memang pantas di puji, jadi jangan merasa besar kepala. Oke.__" tangan Hyeyoon membentuk sebuah tanda oke, perlahan gadis itu menggeser tubuhnya, menghindari kungkungan tubuh besar Rowoon.

Dengan santainya gadis itu merapikan dasi yang dipakai Rowoon, membuat pria itu terkesiap. Gadis itu tersenyum simpul saat mengusap bahu Rowoon sesaat sebelum dia melepas tangannya dari tubuh pria tersebut. "Ayo, ibuku sudah menunggu. Kau bilang ingin mengenal beliau bukan?"

Hyeyoon berjalan keluar meninggalkan Rowoon yang berdiri termangu akibat sentuhan yang baru saja terjadi di antara mereka. Gadis itu menutup pintu dan berdiri mematung dengan memegang dadanya yang tiba-tiba berdebar dengan keras. Wajahnya merah merona, efek sentuhan pria itu membuat kepalanya terasa pusing. Dan lagi, kinerja jantungnya pun tiba-tiba berdetak dengan tak normal. Gadis itu segera membuang nafasnya keras-keras, mengusir rasa tak nyaman yang menghinggapi dadanya.

Oh.. aku tak ingin terlalu cepat jatuh ke dalam pesona pria itu? Apa katanya nanti jika dia mengetahui aku jatuh cinta padanya dengan cepat? ujar Hyeyoon dalam hati.

Dia melangkahkan kakinya kembali ke arah kamar dengan gontai. "Eomma__" panggilnya lemah.

Seolbi menatap kedatangan Hyeyoon yang terlihat sangat berbeda dari lima menit yang lalu. Wajah gadis itu terlihat merah merona suaranya pun terdengar sangat lemah, berbeda sekali dengan semangat '45 yang ditunjukan dirinya saat mendapat pekerjaan siang ini.

"Waeyo, kenapa dengan wajahmu Yoonie ah? Wajahmu terlihat merah seperti tomat?" tanya Seolbi cemas.

"Aniyo, gwencana. Bersiap-siaplah eomma, bukankah aku sudah mengajak eomma ke restoran bawah." senyum Hyeyoon.

Seolbi mengangguk, segera wanita paruh baya itu berganti baju dan merias wajah ala kadarnya. "Benar kau tak apa-apa?" tanyanya masih penasaran.

"Eoh, aku tak apa-apa."

Hyeyoon pun mengikuti jejak Seolbi, hanya saja gadis itu tak mengganti bajunya, dia hanya membubuhkan bedak tipis dan lipstik ke bibir mungilnya. "Kajja eomma," celetuknya ketika dia sudah selesai merias wajahnya.

Hyeyoon mengapit tangan Seolbi keluar kamar, mereka berjalan dengan perlahan, menuju lift yang ada di ujung jalan.

"Pesan apapun yang ingin eomma makan, jangan sungkan apalagi malu-malu." bisik Hyeyoon di telinga Seolbi ketika mereka tak sendirian di dalam lift, ada beberapa staf hotel dan juga tamu lainnya.

"Eoh, eomma tak akan sungkan padamu," angguk wanita paruh baya itu senang.

Mereka berdua berjalan beriringan menyusuri lorong, bahkan Seolbi mengapit lengan anaknya seakan-akan dia adalah kekasihnya, sementara itu Hyeyoon hanya menanggapi kelakuan ibunya dengan tertawa lebar.

"Perlukah eomma melakukan hal ini?"

"Mm... tentu saja, eomma bangga menunjukan pada orang-orang bahwa kau adalah anak eomma." senyum Seolbi membalas perkataan Hyeyoon.

Winning Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang